Tampilkan postingan dengan label fotografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fotografi. Tampilkan semua postingan
Fotografi berkembang dengan pesat seiring berkembangnya fisika optis dan prosesor komputasi digital.
Teknologi astrofotografi dan drone salah satunya, drone tidak hanya hebat untuk tugas survey atau mata mata militer dengan mengambil sudut sudut video yang sulit tetapi juga semakin tajam dengan resolusi yang semakin besar dalam mengambil gambar diam (still image).
Semua tempat mempunyai sebuah ceritanya sendiri-sendiri. 
Untuk memperoleh karya visual yang indah dan bernilai tinggi serta komposisi bagus yang bercerita, setidaknya ada duabelas tips yang berguna.

1. Ubah Perspektif
Drone memberikan sebuah sudut pandang yang tidak bisa diberikan oleh kamera manapun: sebuah pandangan dari atas! Manfaatkan hal ini dengan baik untuk menciptakan sebuah karya pencitraan udara yang mengagumkan. Sesuatu yang terlihat sederhana cenderung membosankan seperti menara-menara gedung bisa terlihat saling bertumpuk satu sama lain. Banyak hal kreatif dengan memanfaatkan ilusi optis seperti ini.

2. Temukan Pola yang Unik
Temukan lokasi yang unik. Banyak bentuk-bentuk yang menarik dengan pola-pola yang belum terbayangkan sebelumnya. Semakin unik polanya, maka foto yang dihasilkan akan semakin bagus.

3. Temukan Garis Pemisah
Dalam semua foto, adanya sebuah garis yang tajam akan semakin menegaskan komposisi foto yang kamu hasilkan. Garis yang tajam ini seolah-olah akan mengarahkan pandangan dari orang-orang yang menikmati karya fotografi, Jenis garis yang bisa diambil bisa dari beragam obyek seperti jalanan atau rel kereta api. kreativitas dapat dimaksimalkan dengan cara mengambil gambar dari kanan ke kiri, atas ke bawah, atau bahkan dari ujung ke ujung.

4. Temukan Kesimetrisan dari Obyek
Lewat perspektif baru ini, kamu juga bisa menemukan keindahan yang tidak bisa kamu dapatkan ketika kamu berada di bawah. Taman atau pusat kota misalnya, memiliki sebuah tingkat kesimetrisan bangunan yang sangat menarik. Kamu bisa mengambil gambarnya dari atas dan menciptakan sebuah pemandangan yang benar-benar luar biasa.

5. Ambil Foto Panorama
Dengan foto berbentuk panorama atau lanskap yang lebih lebar, maka dapat memberikan gambaran tentang keindahan pemandangan alam dengan lebih lengkap.

6. Temukan Warna yang Kontras,
Sebagai seorang fotografer tentunya pemilihan warna obyek adalah sebuah pertimbangan yang sangat penting. Semakin tinggi tingkat kontras dari gambar yang diambil, semakin terasa begitu dramatis kesan yang dihasilkan.

7. Ubah Cara Mengambil Foto Selfie
Drone juga bisa menjadi sebuah alat untuk berswafoto yang luar biasa. Tidak penting apa yang menjadi latar belakang karena dengan menggunakan drone, bisa dihasilkan foto selfie yang dengan sudut pandang yang lebih artistik.

8. Temukan Pola yang Berulang
Beberapa tempat menyuguhkan sebuah pola menarik yang berulang-ulang. Berhati-hatilah dalam menyusun obyek dengan pola seperti ini.

9. Temukan Obyek yang Abstrak
Semua orang memang tidak bisa menjadi setenar Jackson Pollock dengan kuas dan catnya, tapi semua orang bisa menciptakan karya seni abstrak dengan menggunakan drone.

10. Temukan Bayangan Gambar.
Bayangan bisa jadi menjadi kunci bagaimana untuk membuka imajinasi terliarmu. Saat magic hour, Di saat itu bayangan dari sebuah obyek dapat berbentuk menjadi sangat besar dan menciptakan sebuah siluet yang luar biasa keren.

11. Temukan Titik Ufuk atau Cakrawala
Bisa dibilang tips ini adalah kombinasi dari 10 tips di atas. Dengan perpaduan bayangan, pola yang berulang, tingkat kesimetrisan, dan juga tingkat kontras tentunya.

12. Selalu sediakan baterai cadangan. Semakin banyak baterai cadangan, Akan semakin banyak momen indah yang tertangkap.

Itulah sedikit teknik memotret menggunakan drone.
Adakah yang mau menambahkan?

Tulisan terkait :

foto-foto dari Gettyimages dan beberapa teman



Perbedaan resolusi video SD, qHD, HD, Full HD, Quad HD dan Ultra HD. 
Ada dua jenis format penyiaran video yaitu: progresif scan(p) dan interlaced scan(i).

Perbedaan antara keduanya adalah dalam jumlah kolom piksel dalam menampilkan video (video interlaced mengambil informasi dari kolom alternatif), dimana angka yang ditampilkan menunjukkan jumlah kolom vertikal dalam satuan pixel. juga digunakan untuk menunjukkan resolusi video.
Singkatnya, nomor mewakili jumlah garis horizontal video memiliki dari atas ke bawah. Sebuah video 480p terdiri dari 480 baris ditumpuk satu di atas yang lain, dengan setiap baris menjadi 852 pixel - itulah apa artinya ketika orang mengatakan resolusi video adalah 852 x 480. Dengan demikian, video 720p memiliki 720 baris yang masing-masing 1.280 pixel, yang berarti bahwa lebih dari dua kali setajam video 480p yang sama dan dapat dilihat pada layar yang lebih besar.

Lihat di bawah perbedaan antara berbagai resolusi.
Beberapa format resolusi yang berbeda yang tersedia adalah:
  • 352 x 240 (240p), disebut juga SD atau Standard Definition untuk Video Compat Disc (VCD) player.
  • 480 x 360 (360p), ini adalah resolusi standar sebuah video streaming. Mayoritas video online seperti YouTube, Vimeo, Metacafe, dailymotion dan Hulu ditampilkan dalam 360p, kualitas video resolusi 360 baris ini (serta 480p) digunakan untuk perangkat mobile atau layar ponsel yang memiliki cukup piksel atau memori yang belum mendukung video HD.
  • 858 x 480 (480p), ini adalah resolusi yang biasa dikenal sebagai "berkualitas DVD." Sebuah video 480p terlihat cukup indah di layar monitor laptop dan desktop, dikenal dengan FWVGA (full wide video graphics array).
  • 1280 x 720 (720p), Dikenal sebagai format HD atau HDTV dimana pada resolusi ini benar-benar tajam dan renyah dimata. Gambar sebagian besar saluran televisi HD disiarkan.
  • 1920 x 1080 (1080p), dikenal juga sebagai 2K atau FHD atau Full High Definition (FHD) baik pada Blu-Ray player maupun HDTV.
  • 3860 x 2160 (2160p), dikenal juga dengan istilah 4K atau ultra high definition (UHD).
  • 7680 x 4320 pixel, disebut juga 8K HDTV

Selain tersebut diatas ada varian lain dari resolusi video:
  • 640 x 480 (VGA, Standard Definition TV) atau SD untuk Digital Versatile Disc (DVD)
  • 960 x 540 pixel  qHD (quarter high definition) dengan huruf q kecil
  • 1280 x 544 (Wide-Screen film/Wide-Screen movies)
  • 1920 x 816 atau 1920 x 800 (Wide-screen movies/film layar lebar)
  • 2560 x 1440 pixel yang sering disebut 2K, QHD, atau Quad HD (Quad High Definition) QHD huruf besar.
  • 4096 x 2160 pixel DCI 4K (native resolution) atau Digital Cinema Initiatives - 4k
  • 4096 x 1716 pixel DCI 4K (CinemaScope cropped)
  • 3996 x 2160 pixel DCI 4K (flat cropped)

Ada yang mau menambahkan? 



Foto-foto milik Getty Images, kredit milik fotografernya 
Didalam suasana berkabut ada suatu atmosfir berbeda dengan kondisi dimana matahari bersinar terik. Suasana berbeda dimana alam akan kelihatan lebih redup atau lebih murung (gloomy) untuk ditangkap kamera para fotografer jeli.
kabut (fog) dan asap (haze) akan berlaku seperti sebuah lampu softbox raksasa - lampu softbox adalah lampu di studio foto yang ditutup oleh kain kasa atau kertas putih, lampu ini akan membuat cahaya terang yang keras akan menjadi lembut bila mengenai obyek. 


Namun untuk mendapatkan atmosfir tersebut ada beberapa trik agar hasil foto optimal, diantaranya:
  1. Gunakan kecepatan rana rendah, saat berkabut cahaya cenderung agak redup sehingga setting kecepatan rana pada rana rendah yang hasilnya akan menampilkan detail yang lebih baik. 
  2. Gunakan tripod, kecepatan rana yang rendah hasil foto akan cenderung terlihat blur. tripod akan membantu banyak agar hasil foto tetap tajam. 
  3. Exposure berlebih, kabut akan memantulkan cahaya sehingga sensor kamera selalu menganggap kelebihan cahaya. setting tambahan eksposure (EV) +1 atau lebih. 
  4. Komposisi datar, cuaca berkabut mengurangi kontras, membuat foto terlihat datar dan terkesan tanpa kedalaman dimensi. cari obyek dilatar depan untuk menambah saturasi warna dan kontras. 
  5. Terlihat murung, cuaca yang berkabut akan membuat suasana terlihat datar dan murung. jadi fokuslah untuk semaksimal mungkin mendapatkan suasana klasik seolah olah berada di alam lain. 
  6. White balance yang aneh, seringkali saat ada kabut temperatur akan turun, suhu yang turun akan membuat white balance menjadi aneh, ubah white balance ke setting berawan/mendung. 7. bila ada semburat cahaya, kadang kala pada saat suasana berkabut ada semburat sinar matahari yang tersorot masuk memebus atau awan atau pepohonan. Bergeserlah dan cari sudut pemotretan terbaik untuk mencari dan menangkap semburat cahaya itu. 
 

Selamat berburu foto di area berkabut...


Tulisan lainnya :


Foto teratas milik  pribadi dan setelahnya milik gettyimages.com, kredit milik fotografernya 
Berkali-kali kami melihat foto waterscape atau lansekap dekat dengan permukaan air dengak obyek yang terpantul dengansempurna. Berkali-kali pula saya mencoba menangkap gambar pantulan tersebut, tetapi berkali-kali pula saya gagal menangkap efek pantulan tersebut ? uff sepertinya  bukan danau atau kolamnya yang salah.

Karena sangat ingin memanfaatkan permukaan yang mengkilap untuk membuat foto biasa jadi terlihat luar biasa, kami mulai sering bereksperimen dengan sudut dan pencahayaan untuk menghasilkan foto abstrak yang menarik. Setelah berkali-kali mencoba untuk mencoba memotret, sepertinya keberhasilan mulai menghampiri.

Ini beberapa faktor-faktornya
  1. Pertama, perhatikan sudut datangnya cahaya dan bagaimana itu bisa mempengaruhi refleksi yang tampak. Jika melakukannya di studio, kita bisa memanipulasi faktor cahaya in untuk menaikkan efek pantulan, tapi jika kita memanfaatkan cahaya matahari berarti harus mengeksplor sudut pandang yang berlainan untuk mendapatkan titik yang paling efektif.
  2. Kedua, cobalah memotret saat cahaya sedang bagus, baik saat matahari baru terbit atau saat akan tenggelam. Pastikan kita membawa tripod untuk mendapatkan foto paling tajam dan gunakan juga beberapa filter lensa. Filter polarized akan sangat membantu untuk mengontrol cahaya yang terpantul dari permukaan air. Sementara filter graduated ND akan membantu agar langit tidak overexposed.
  3. Berhubungan dengan depth of field, cobalah gunakan angka f/ tinggi sekitar f/11 atau lebih, karena akan membantu menyeimbangkan obyek sehingga terlihat lebih dekat dengan refleksinya dan mendukung efek pantulan untuk muncul. Cobalah bereksperimen dengan shutter speed yang panjang atau long exposure untuk melembutkan permukaan air. Perhatikan depth of field, sudut datang cahaya, dan cobalah memberi fokus lebih pada air untuk mendapatkan efek drama-nya
  4. Fokus sangat bergantung pada jarak antara objek dengan pantulannya. Pertama cobalah fokus pada obyek, kemuadian yang kedua pada refleksinya. Ini akan membuat hasil yang sedikit berbeda tergantung pada seberapa banyak perhatian yang kita inginkan untuk refleksinya.
Selamat mencoba…




sedikit tentang metering

Metering adalah cara kamera digital menganalisa gambar untuk menentukan setting exposure yang tepat. Secara umum metering paling canggih ditemukan pada kamera single-lens reflecs.

Partial metering 10 %

 Spot metering

Ada beberapa opsi metering, namun secara umum terbagi menjadi :
  • Matrix metering: ialah jika kamera digital menganalisa beberapa area yang tersebar di gambar dan menentukan nilai rata-rata nilainya untuk menentukan setting exposure yang presisi. banyak kamera digital menggunakan matrix metering sebagai setting defaultnya.Opsi ini akan ideal apabila pencahayaan pada subyek cukup merata dan terutama jika anda tidak ingin memfokuskan pada area tertentu. Mode ini juga disebut multizone, matriks, evaluatif, sarang lebah, metering segmen, atau esp (electro selective pattern/pola selektif elektro) metering pada beberapa kamera. Metering mode ini pertama kali diperkenalkan oleh Nikon FA, di mana ia disebut Automatic Meter Multi-Pola. Pada sejumlah kamera ini adalah default / pengaturan metering standar. Berikut kamera mengukur intensitas cahaya di beberapa titik di tempat kejadian, dan kemudian menggabungkan hasilnya untuk menemukan pengaturan untuk paparan terbaik. Bagaimana mereka dikombinasikan / dihitung menyimpang dari kamera ke kamera. Jumlah sebenarnya dari zona digunakan bervariasi liar, dari beberapa lebih dari seribu. Namun kinerja tidak harus diselesaikan pada jumlah zona sendiri, atau tata letak.
  • Spot metering: ialah jika kamera digital menganalisa exposure dari area kecil pada bagian tengah frame, biasanya ditandai dengan kotak atau lingkaran kecil pada bagian tengah view finder. opsi spot metering ideal untuk area tertentu dari sebuah gambar yang ingin terekspos dengan tepat, semisal wajah yang mendapat back-light. Mode ini juga disebut multizone, matriks, evaluatif, sarang lebah, metering segmen, atau esp (electro selective pattern/pola selektif elektro) metering pada beberapa kamera. Metering mode ini pertama kali diperkenalkan oleh Nikon FA, di mana ia disebut Automatic Meter Multi-Pola. Pada sejumlah kamera ini adalah default / pengaturan metering standar. Berikut kamera mengukur intensitas cahaya di beberapa titik di tempat kejadian, dan kemudian menggabungkan hasilnya untuk menemukan pengaturan untuk paparan terbaik. Bagaimana mereka dikombinasikan / dihitung menyimpang dari kamera ke kamera. Jumlah sebenarnya dari zona digunakan bervariasi liar, dari beberapa lebih dari seribu. Namun kinerja tidak harus diselesaikan pada jumlah zona sendiri, atau tata letak.

  • Center-weighted metering: menganalisa kondisi pencahayaan yang umumnya berada ditengah frame dan juga input dari sudut frame. sebuah perpaduan matrix metering dan spot metering. opsi center weighted metering ideal untuk foto portrait atau komposisi yang menempati porsi frame yang cukup besar.

  • Partial metering: Metering Mode ini area lebih besar dari spot metering (sekitar 10-15% dari seluruh frame), dan biasanya digunakan ketika wilayah yang sangat terang atau sangat gelap di tepi frame dinyatakan akan mempengaruhi metering yang terlalu. Seperti spot metering, beberapa kamera dapat menggunakan variabel poin untuk mengambil bacaan dari dalam poin autofocus umum atau memiliki titik tetap di tengah jendela bidik. Partial metering kebanyakan ditemukan pada kamera Canon.
  • Custom metering: Opsi metering yang memungkinkan anda untuk mengubah titik fokus gambar ke porsi gambar yang hendak anda titik beratkan sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan kita.
Tulisan terkait :

Ada yang mau menambahkan?



foto-foto milik gettyimages.com 
    Dulu sewaktu bekerja di Jepara, kami pernah terkagum-kagum dengan hasil foto bawah air tentang ikan-ikan badut yang dijepret dan diperlihatkan denga penuh kebanggaan oleh teman-teman dari PADI yang diambil disekitar kepulauan Karimunjawa.

    Sekarang kami masih sangat tertarik dengan fotografi bawah air atau underwater photography , namun alasan kami untuk mempelajari fotografi bawah air adalah karena banyak sekali obyek menarik dan warna cemerlang dibawah air. Bahkan beberapa fotografer profesional banyak yang melakukan foto glamour dengan beberapa model bahkan pemotretan prewedding bawah air!
    Berikut adalah sedikit catatan berupa tips dasar fotografi bawah air yang menjadi kurikulum fotografi bawah air.

    Persiapan sebagai Kurikulum # 1:
    1.Sebelum Anda mulai menggunakan kamera bawah air, anda harus ahli menyelam terlebih dulu.
    2.Berlatihlah dengan housing kamera Anda, cobalah berlatih dengan cara mengambil gambar close-up dari bunga dan benda-benda rumah tangga.
    3.Potret subyek dengan tidak terlalu jauh, sebaiknya dalam jarak 30cm, karena air mengurangi warna, kontras dan ketajaman gambar.
    4.Lebih baik flash kamera dihidupkan dalam "forced flash mode" (modus lampu kilat dipaksa).
    5.Beli strobe eksternal/flash dan tempatkan strobe agak jauh dari housing kamera bawah air anda untuk meminimalkan Backscatter.
    6.Pelajari cara menggunakan modus manual atau mode aperture, sehingga Anda dapat mengontrol keseimbangan antara cahaya alami dan cahaya dari flash.
    7.Set kamera ke resolusi tertinggi dan ISO terendah sebelum memulai.
    8.Gunakan auto white-balance saat menggunakan flash/strobe, dan white balance kustom atau air dari modus siaga bila tidak menggunakan flash
    9.Jika Anda mengambil gambar dengan cahaya alami, potret pada kedalaman di 6 meter atau kurang dengan matahari di belakang Anda.
    10.Untuk komposisi terbaik – ambil posisi dibawah subyek, otret bagian bawah pada subyek atau potret pada sudut ke atas, jangan bertumpu pada pusat subyek, coba isi seluruh frame denga seluruh subyek.
    11.Pastikan mata subyek berada dalam fokus.
    12.Untuk fokus tercepat, gunakan mode fokus spot. Pelajari bagaimana untuk fokus pada daerah tanpa mengambil foto (menekan tombol rana setengah jalan) dan recomposing.
    13.Jika foto bawah air Anda tidak terlihat tajam, periksa kecepatan rana yang digunakan, yang  disarankan adalah 1/30 untuk obyek diam, 1/60 untuk benda bergerak lambat dan 1/125 atau lebih cepat untuk lebih cepat ikan bergerak.
    14.Sebagian besar foto bawah air didapat denga menggunakan peningkatan kontras ketika pasca pengolahan dengan image editor - tetapi lebih baik jangan berlebihan.

    Tips lanjut foto bawah air (kurikulum # 2):
    15.Cari tempat untuk menyelam di dekat tempat Anda tinggal.
    16.Berbagi foto Anda, tunjukkan ke teman Anda.
    17.Jepret dalam mode RAW jika mungkin
    18.Mengantisipasi apa yang mungkin Anda lihat di bawah air, menyesuaikan strobe Anda, f-stop depan. Akan menjadi kesalahan besar bila untuk melihat hiu dan kamera Anda di F22
    19.Jika Anda menemukan latar belakang statis yang baik, cari latar depan subyek yang baik, namun jika Anda hanya menemukan suatu subyek statis dengan latar depan yang baik untuk wide-angle sebaiknya tunggu obyek yang nampak berenang pada latar.
    20.Belajarlah menggunakan histogram dan sering menggunakannya.
    21.Sering memeriksa preview foto untuk ketajaman, dengan melihat pada pembesaran 100%.
    22.Gunakan lensa 100mm atau 105mm untuk menekankan atau mengisolasi subyek serta mengurangi latar belakang.
    23.Jika mungkin subyek dipotret sejajar dengan kamera untuk close-up fotografi makro, akan sangat bagus jika mendapatkan semua subyek di bidang fokus.
    24.Cari eksposur kamera yang benar jangan cuma bergantung pada pasca pengolahan


    Tips untuk pengguna kamera bawah air lanjutan.
    Kurikulum #3, meliputi:
    25.Pastikan Anda membaca panduan Pemula untuk fotografi bawah air terlebih dulu.
    26.Tutuplah bagian depan housing langsung di depan flash internal dengan lakban ketika menambahkan sebuah strobe optik eksternal yang menyala, jika tidak ditutup Anda akan tetap mendapatkan Backscatter dari flash internal.
    27.Pastikan Anda mengetahui jarak fokus kamera Anda dalam dan keluar dari mode makro. Gunakan mode makro ketika Anda berada dalam jarak fokus makro.
    28.Jika Anda menggunakan flash eksternal, tempatkan housing sejauh mungkin, dan diblokir flash internal untuk mengurangi Backscatter.
    29.Bawalah lampu selam (dive light) untuk membantu auto-focus kamera anda
    30.Set ke mode bawah air atau matikan flash dan manual white-balance kamera Anda.
    31.Jangan pernah menggunakan zoom digital.
    Pertama kali kami mencoba underwater photography adalah dengan memakai kemera kompak Cyber-shot T100 dengan marine pack atau housing MPK-THD dan color filter atau warmer filter memakai VF-MPTA.


    5 tips berikut semoga berguna bagi pemakai kamera kompak dengan internal flash:
    1. Lebih dekat ke subyek Anda harus menghindari backscatter (cahaya yang dipantulkan ke lensa)  dan visibilitas yang lebih rendah.
    2. Menghindari penggunaan flash pada saat pengambilan gambar lebih dari 90-120cm, agar diperoleh warna yang lebih baik di bawah air foto Anda.
    3. Bila tidak menggunakan lampu kilat, pastikan Anda menggunakan modus manual white balance.
    4. Bila menggunakan lampu kilat, white balance lebih baik di set ke auto.
    5. Periksa dengan lensa, berbagai kemungkinan panjang fokus yang paling lebar.

    Kesalahan fotografer pemula terbanyak pada fotografi bawah air adalah:
    1. Tidak memeriksa penggunaan white balance secara manual setiap 1-3 meter saat pengambilan gambar cahaya ambient. Pemula sering tidak melakukan hal ini dan berakhir dengan hasil foto yang lebih biru.
    2. Mengambil foto dengan kontras kurang; Anda harus memotret di air yang jernih terlebih dulu dan lebih dangkal terlebih dulu, lampu strobo digunakan untuk cahaya subyek. Gunakan Photoshop atau pengolah citra lainnya untuk meningkatkan kontras.
    3. Mengambil foto dengan warna pucat,  Solusinya adalah dengan memotret dengan lampu strobo! blok lampu ambient dengan kecepatan rana yang cepat. Coba lebih dekat, pastikan pengaturan Anda tidak membiarkan dalam cahaya ambient terlalu banyak.
    4. Kurangnya subyek, atau mengambil foto yang berantakan tanpa subyek yang jelas. Coba teknik frame atau teknik CFWA (Close Focus Wide Angle) atau fokus yang sangat dekat namun tetap mengambil sudut lebar untuk menangkap lansekap sekitarnya. 
    5. Kurangnya gambar yang tajam.
    6. Terlalu banyak backscatter (cahaya yang dipantulkan ke lensa) .
    7. Bidikan hanya dalam modus lansekap; coba memotretlah dalam mode portrait atau secara vertikal.
    8. Jangan memotret subyek lebih dari 60-90 cm jika mungkin, ini juga disebut "memotret melalui terlalu banyak air"
    9. Perhatikan gangguan pada latar belakang dan perhatikan komposisi bawah air.
    10. Bukanlah ide yang baik menggunakan lensa zoom panjang (misalnya - zoom 18-200mm bawah air).
    11. Memotret karang yang ramai cuma dalam 1 foto. Cobalah untuk mengisolasi subyek di terumbu, bukan menciptakan foto dengan komposisi yang berantakan.
    12. Mencoba untuk memotret ikan bergerak pada jarak 60 hingga 90cm di f22, setelah pemotretan di tempat yang sangat dekat. Hal ini tidak akan berhasil karena subyek akan sangat kurang terang karena fall-off strobe. Dial-down atau pilih diafragma yang lebih besar, seperti f7.
    13. Memotret pada ISO 1600 atau kualitas jpeg kecil. Selalu cek dan JPEG ISO / kualitas RAW sebelum memulai menyelam, hal ini harus menjadi bagian dari rutin uji-potret Anda.
    14. Oversaturating foto Anda. Banyak pemula menaikan saturasi terlalu banyak. Paling banyak tingkatkan saturasi 50-10%.
    15. Tidak menggunakan lensa yang semestinya, dan oleh karena itu mencoba untuk memotret melalui terlalu banyak air.
    16. Tidak membaca panduan fotografi bawah air yang pemula.


    Bila sudah ahli dengan kurikulum diatas, sepertinya mudah bagi anda untuk mencoba tips untuk fotografer tingkat lanjut seperti ini:
    1. Dapatkan inspirasi dari orang lain, tetapi inspirasi untuk menjadi berbeda. banyak teman yang mengatakan tirutekniknya kemudian teruslah berinovasi.
    2. Untuk mendapatkan warna merah terbaik, abilah gambar dalam jarak 60 cm karena pada jarak 120cm, beberapa warna merah sudah pudar.
    3. Pertimbangkan tentang latar belakang Anda.
    4. Pertimbangkan tentang kombinasi warna ideal.
    5. Pertimbangkan komposisi diagonal.
    6. Gunakan DOF secara tepat, blur pada latar belakang kadang diperlukan.
    7. Previsualize hasil jepretan Anda.
    8. Pertimbangkan untuk menggunakan lensa terbaik untuk jenis tembakan Anda ingin dapatkan.
    9. Memotret di mode RAW, usahakan exposure di kanan, kalau perlu braket jepretan Anda.
    10. Fotografer berpengalaman akan perlu melakukan proses yang sangat sedikit pada komputer.
    11. Gunakan peralatan yang sangat baik, terutama lensa terbaik dan lampu.
    12. Saat pengambilan gambar makro dengan DSLR, pindahkan titik pusat fokus Anda berfokus pada mata (rhinophores) subyek sehingga titik fokus tidak ditengah.
    13. Jangan mendekati subyek dari sisi atas mereka, coba dekati dari sisi mereka, amati mereka untuk sementara waktu, dan dekati secara perlahan sebelum dipotret.
    14. Bawa lensa makro beserta port Anda di perahu, Jika Anda akan keluar memotret sudut lebar. Jika langit gelap dan berawan, dengan segera dapat beralih memotret makro sebelum menyelam sambil menunggu kamera kering dan memotret pemandangan bawah air dilain waktu.
    15. Jika Anda hanya memiliki lampu strobo dingin seperti Inon atau S & S, cobalah pergunakan mereka untuk pengambilan gambar sudut lebar  pada 4500-4800K untuk warna yang lebih baik dengan latar belakang biru. Ikelites dan subtronics sudah akan cukup hangat.
    Cukup banyak ya? 




    Foto-foto milik Gettyimages, kredit milik fotografernya 



    Fotografi burung adalah salah satu favorit kami dalam menikmati ciptaan Tuhan, walaupun kita bukan ornitolog yang berkecimpunng dalam ornitologi (cabang zoologi yang mempelajari tentang burung dan unggas) saya yakin andapun suka menikmatinya.

    Terlebih kalau dalam usaha memotret burung anda dapat menambah daftar keunikan indonesia lewat dokumentasi faunanya.
    Photo burung  elang  Allan papendang

    Pada Fotografi burung atau bird photographing, perlu usaha yang sungguh-sungguh dan beberapa teknik dasar yang harus dikuasai untuk mendapatkan hasil yang menarik, seperti :
    • Perhatikan dan pelajari; Luangkan waktu untuk mengamati subyek Anda, semakin banyak waktu yang Anda habiskan mengawasi dan mempelajari mereka, semakin banyak yang Anda tahu tentang mereka dan mudah untuk foto mereka. gambar terbaik sering merupakan akibat dari hari pengamatan dan pemahaman perilaku.
    • Dekati burung; Jangan membuat gerakan mendadak yang dapat mengejutkan burung itu dan membuatnya terbang. Sembunyikan mobil anda dengan baik, burung-burung cenderung kurang takut mendekati mobil pun membawa kamera bagi burung-burung tampak seperti membawa senapan. Ketika Anda mendekati dengan kaki, jangan berjalan ke burung, tapi kesekitar mereka. Cobalah untuk bersembunyi di balik pohon atau semak atau benda seperti mana mungkin. Atau cara terbaik akan menunggu bersembunyi di lokasi strategis bagi burung muncul.
    • Gunakan peralatan yang tepat; Untuk mengamati dan mendapatkan subyek yang kecil, sangatlah penting untuk memiliki lensa tele yang panjang untuk dapat memotret mereka. Lensa 200-800mm atau lebih diperlukan pakai tele conventer 2x untuk menambah kemampuan lensa.(lensa 200mm akan menjadi lensa 400mm). Karena mereka bisa sangat gesit, juga penting untuk lensa Anda untuk dapat fokus cepat. lensa cepat yang membiarkan lebih banyak cahaya akan berguna. Dan kamera Anda harus cukup baik untuk dapat mendukung dan mendorong lensa tele. Sebuah tripod yang kokoh juga berguna. Selain itu Filter UV, Tripod yang kokoh, Lensa hood (tudung lensa), Teropong, battery kamera cadangan dan jas hujan.
    • Waktu terbaik untuk memotret burung;: Saat yang terbaik untuk pemotretan adalah jam 06 - 10 pagi atau sore pukul 15.00-17.00, saat matahari tidak bayangan keras selama jam-jam dalam sehari. Untuk hunting foto burung pemangsa seperti elang, sebaiknya dilakukan sekitar jam 10.00-15.00 siang burung predator mulai keluar sarang dan beraktivitas mencari mangsa, sebaiknya gunakan filter UV atau CPL.Waktu terbaik untuk memotret burung migran adalah pada musim migrasi yaitu pada bulan Oktober-November atau anda harus mengetahui kapan burung migran tertentu melintas. 
    • Dapatkan komposisi yang tepat; Kualitas merupakan faktor penting dalam fotografi burung dan satwa liar. Cobalah untuk mendekati burung itu dan potret sebanyak mungkin. Cobalah untuk memasukkan suasana di sekitar burung itu, seperti bunga, buah, makanan yang akan dipatuk burung. Sebuah burung dengan beberapa makanan di paruhnya membuat subjek tampak sangta bagus. Juga dapatkan gambar-gambar tingkah mereka seperti ketika burung itu bernyanyi, mandi, dalam penerbangan, memakan ikan,  pencahayaan sangat penting. Pastikan bahwa latar belakang adalah jelas dan tidak berantakan. 
    • Salah satu faktor paling penting dalam fotografi burung adalah kesabaran. Anda harus bersedia untuk menghabiskan berjam-jam mengejar dan mengamati subjek Anda. Dan di sinilah cinta untuk subjek Anda juga membantu. Semakin banyak waktu dan usaha yang Anda habiskan, dan semakin Anda tahu subjek Anda, Anda lebih mungkin berhasil dan mendapatkan gambar yang baik. Tempat yang baik untuk memulai berlatih adalah halaman belakang Anda sendiri terlebih bila memiliki tempat burung makan.
    Photo burung  elang  Allan papendang

    Sedikit catatan teknis dalam memotret burung :
    1. Lensa Zoom 70-300mm, Tidak harus lensa dengan bukaan 2,8. Lensa 300 milimeter dengan bukaan 5,6 yang murah masih memadai untuk pemotretan ini.
    2. Setting Autofokus (AF) membuat pemotretan mudah. Gunakan mode Kontinyu pada Nikon AF (AF-C) atau mode AI Servo pada Canon. Mode ini membiarkan subyek bergerak. kamera Anda Set untuk menggunakan semua sensor fokus. Dalam Nikon ini adalah Dynamic AF Area Mode, yang merupakan ikon kotak di tengah dengan titik-titik kecil di sekitarnya. Mode ini membiarkan menggunakan kamera yang berbeda AF sensor seperti burung yang terbang di dalam bingkai Anda.
    3. Gunakan kecepatan rana yang cepat, kecepatan 1/1000s bukaan sesuai dengan intensitas cahaya. Kreasi dan ketepatan menentukan eksposur yang menjadikan foto-foto kita memiliki "wow effect".
    4. Pilih ISO pada titik rendah yang masih bisa dipakai agar detail bisa terlihat tanpa banyak noise.

    Photo burung  elang  Allan papendang
    Nah mana galery foto burung anda?

    Tulisan terkait :



    Terimakasih untuk dr. Allan Papendang untuk foto burung elangnya yang diambil tak jauh dari puskesmas Wanokaka - Sumba Barat





    Dalam sebuah sesi tanya jawab fotografi digital pada sebuah lembaga pendidikan, ada sebuah pertanyaan yang sangat bagus:
    Bagaimanakah setting kamera wartawan agar dapat memperoleh hasil bidikan tajam pada momen yang pas?
     


    Jawabannya tentu adalah anda harus siap menghadapi adegan-adegan yang bisa muncul setiap saat dengan setting terlebih dulu kamera anda.
    setidaknya ini setting tercepat menurut saya:
    • Lensa dengan rentang sekitar 24-70 mm atau ekuivalen dengan lensa 135 mm pada kamera film, syukur bila mempunyai lensa SLR dengan shutter lag yang tidak terlalu lama.
    • ISO tinggi berkisar antara 200-800, ISO 400 adalah pilihan ISO teraman dan terbaik secara umum. ISO yang tinggi diperlukan agar dapat memperoleh kecepatan rana yang cukup untuk meredam guncangan.
    • Diafragma 5.6 agar tercipta ruang tajam atau depth of field yang cukup dengan kecepatan rana (eksposur) yang tinggi.
    • Flash sudah terisi listrik cukup, ada kecenderungan battery mengisi kapasitor flash sebelum flash menyala yang berpengaruh terhadap kesiapan kamera.
    • Gunakan monopod atau kuasai teknik-teknik memegang kamera pada kondisi bergetar atau bergoyang. Eksposur 1/1000 detik secara umum cukup mampu meredam getaran.
    So lantas apa guna teknik seperti ini untuk nature photographer?
    Tentu berguna untuk saat-saat menghadapi momen seperti ini.

    atau seperti ini 





    Ayo berburu foto…

    Tulisan terkait :


    foto-foto milik grup fotografi di facebook, kredit milik fotografernya.


    #memotretcepat
    #settingmemotretcepat
    #memotretsepertiwartawan
    Saat tidak sedang keluyuran adalah saat yang tepat untuk membersihkan kamera DSLR.
    Kamera dan lensa DSLR secara berkala harus dibersihkan untuk menghindari munculnya cendawan dan spot akibat titik-titik debu, yang pada akhirnya menurunkan kualitas gambar.


    Kamera digital sebagaimana barang elektronik lainnya mempunyai kepekaan terhadap lingkungan atau situasi yang ekstrim, agar kamera digital tetap awet dan dapat digunakan dengan sangat prima maka hendaknya:
    • Baca buku petunjuk penggunaan atau buku instruksi manual, ada beberapa kamera digital yang mempunyai perlakuan khusus dan kondisi tertentu yang dapat menurunkan kualitas kamera, membaca buku manual adalah sebuah keharusan agar kamera anda tetap awet.
    • Hindari penggunaan pada kondisi ekstrim seperti suhu terlalu tinggi, terlalu rendah, hujan, terkena getaran ekstrim atau guncangan , berada dalam lingkungan medan magnetr kuat, terjatuh, terpapar sinar matahari dalam waktu lama, terhempas  debu atau pasir karena angin kencang.
    • Jangan mempergunakan kamera dengan tangan yanmg basah atau kotor
    • Keluarkan battery bila kamera tidak digunakan dalam waktu yang lama
    • Simpan kamera dalam dry box atau wadah kedap udara lembab.


    Berikut ini sedikit cara merawat lensa DSLR.
    • Bekas sidik jari pada lensa cukup dibersihkan dengan tissue lensa dan bantuan uap alami mulut, bersihkan dengan menggosok perlahan.
    • Lemak yang menempel pada lensa cukup dibersihkan dengan kain lembut (kain flanel) yang kering atau dengan sedikit cairan pembersih lensa, hindari memakai kain yang kasa, mengingat hal ini bisa merusak lapisan luar lensa.
    • Pada sensor kamera gunakan canned air atau blower khusus lensa, namun bila sensor kamera DSLR anda punya fasilitas pengenyah debu (Low pass filter pada Canon, Super sonic wave filter pada Olympus, Dust removal system pada Pentax, Sensor shake system pada Sony atau Integrated Dust Reduction System pada Nikon) bersihkan dengan cara membalik badan kamera dan buka jendela rana dengan mode manula pada posisi "bulb" agar jendela rana terus terbuka saat membersihkan debu.
    •  Jika banyak debu atau lengket pada sensor, bersihkan dengan peniup semacam canned air atau blower lensa.
    • Jika masih ada kotoran yang tetap lengket, maka bersihkan dengan cairan khusus pembersih lensa yang anti gores.
    • Simpan lensa dan body kamera dalam keadaan kering dalam wadah khusus dan beri silica gel atau lampu secukupnya agar tetap kering dan tertutup.
    • Gunakan UV filter pada pemotretan diluar ruangan, selain mengurangi kotoran juga melindungi lensa dari panas dan sinar berlebih.

    Tulisan terkait :
  • sedikit tentang lensa SLR kamera digital
  • memilih lensa DSLR


  • foto-foto milik gettyimages.com

    sedikit tentang memotret ikan

    Well terus terang awalnya kami kecewa dengan beberapa kali dengan hasil foto ikan arawana, dan koki dalam akurium, sampai ada menyarankan dengan nada guyon untuk memotret ikan di penggorengan saja 😀

    Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang maksimal, seperti :
    • Bersihkan air dan juga kaca akuarium; hingga air jernih, tidak keruh, tidak berwarna bahkan tidak bergelembung mengingat detail ikan yang harus tertangkap dan pergerakan ikan yang cenderung menimbulkan blur.
    • Cek kebersihan lensa; hampir pasti anda tidak akan berhasil memotret detail ikan dengan lensa yang kurang bersih.
    • Usahakan ruangan dalam keadaan terang; Gunakan lampu yang cukup terang dan berwarna netral
    • Matikan lampu kilat bawaan atau built-in flash atau kalau ingin mencoba memakai built-in flash, tempelkan lensa pada kaca akuarium dengan agar pantulan flash yang menyebabkan overexposure tidak mengenai lensa dan gunakan tudung lensa (lens hood) agar lensa tidak tergesek.
    • Background akuarium yang tidak menyolok, untuk akuarium dan obyek besar background hitam atau gelap akan menonjolkan detail pada point of interest, agar maksimal kurangi juga detail background dengan mengurangi ikan-ikan yang lain dan backround yang menyolok, atau pilih background terang atau putih untuk akuarium kecil.
    • Set ISO pada ISO yang tinggi, ISO yang tinggi untuk menangkap pergerakan ikan dan gunakan fasilitas noise reduction, jikalau kamera anda punya fasilitas ini. 
    • Gunakan filter Circular Polarizer CPL; untuk meredam pantulan cahaya anda cukup memutar filter untuk mengubah tingkat polarisasinya, putar terus hingga pantulan terminimalisasikan semaksimal mungkin, namun penggunaan CPL dapat mengakibatkan penurunan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor kamera anda.
    • Pilih Mode Shutter speed; Gunakan tripod dan bidik pada jarak yang dekat dengan mode "shutter speed priority" (TV) dan mulai memotret pada kecepatan 1/100 dan potret beberapa kali dengan kecepatan rana lebih cepat, lebih cepat.
    • Kalau anda merasa langkah langkah diatas kurang berhasil dan lebih membutuhkan hasil yang lebih detail, maka gunakan akuarium yang kecil dengan background putih untuk dipotret di luar ruangan pada siang hari.

    Trik-trik diatas sepertinya berlaku untuk ikan atau obyek dalam akuarium yang menonjolkan detail tampak samping seperti ikan neon tetra, arawana dan beberapa obyek akuatik lainnya, namun tidak berlaku untuk memotret ikan koi, koki dan beberapa ikan yang menonjolkan detail atas tubuhnya,



    Anda cukup lakukan:
    • Tempatkan ikan dalam bak yang jernih pada siang hari
    • Gunakan filter CPL
    • Set kamera pada mode shutter speed (TV), auto white balance dan auto exposure
    • Pilih ISO tinggi (1600 atau lebih)
    • ...dan bidik menggunakan tripod walau anda dari tempat yang agak jauh.

    Tulisan terkait :

    memotret matahari terbenam


    Beberapa kali sepulang kantor kami sering ngebut sambil membawa kamera lensa pancake untuk memotret matahari terbenam namun sepertinya membuat foto matahari terbenam  yang indah membutuhkan banyak hal teknis, banyak foto-foto bagus matahari terbenam yang direncanakan dengan baik, jelasnya bukan berupa snapshot karena juga tak bisa disangkal Matahari terbenam adalah salah satu subyek dalam fotografi yang sangat menarik dan kaya warna.

    Perencanaan adalah segalanya
    Percayalah bahwa beberapa fotografer terbaik melakukan survey di lingkungan yang tepat untuk mencari tempat yang terbaik untuk memotret matahari terbenam atau pemandangan, jadi selalu pertimbangkan:
    1. Waktu; waktu yang dibutuhkan untuk mecapai lokasi dan menemukan tempat terbaik sehingga saat matahari terbenam tidak terlewatkan atau sudah siap di lokasi baik sebelum matahari menghilang di bawah horizon. sehingga ketika saat yang tepat dan harus tidak terburu-buru, hasil gambar yang didapat secara terburu-buru biasanya tidak sebaik yang direncanakan.
    2. Peta; Peta adalah salah satu alat penting bagi lanskaper dan fotografer. anda dengan mudah menemukan lokasi yang menarik dari peta sebelum matahari terbenam anda tinggal mengaturnya. Googlemap atau Google Earth juga dapat berfungsi sebagai pengganti peta terutama bila anda butuh rincian tempat yang lebih detail.
    3. Mengetahui arah matahari; tidak hanya tahu terbit dari timur ke barat, karena sepanjang tahun bergeser tergantung pada dari tempat Anda tinggal dan matahari akan terlihat terbenam ditempat yang berbeda atau bergeser setiap tiga bulan sekali. mengetahui dimana matahari tenggelam adalah sebuah nilai lebih.

    Peralatan tambahan.
    Pengetahuan tentang fotografi matahari terbenam yang baik juga menyangkut peralatan dan keterbatasannya walaupun hanya dengan kamera point and shoot, sedikit pengetahuan tentang alat paling tidak menaikan kemampuan anda untuk memperbaiki eksposur:
    1. Tripod; dengan tripod kedua tangan kita  tidak mudah lelah dan tidak perlu khawatir tentang kamera goyang atau blur dan kecepatan rana, kita tinggal mensetting kecepatan rana yang tepat dan kemudian memilih kecepatan rana yang sesuai dan tidak kuatir dengan kamera bergoyang sehingga kita selalu mendapatkan gambar yang tajam karena dengan tripod yang baik bahkan pada satu menit saat cuaca mendung atau mendekati malam, kita masih mendapatkan hasil yang tajam. 
    2. Filter; setidaknya ada 2 filter yang akan membuat hasil fotografi matahari terbenam Anda lebih menarik: Neutral Density filter untuk menggunakan eksposur lagi untuk mendapatkan pantulan air yang lebih halus dikarenaka filter ini membuat cahaya yang masuk ke dalam sensor semakin sedikitdan memaksa kecepatan rana untuk berkurang. Efeknya mungkin memang menarik terutama bila memotret muka air (waterscape) Dan kedua adalah Filter Graduated Neutral density atau Grad ND (GND); tanpa filter GND anda hanya akan mendapatkan siluet karena filter GND digunakan untuk menghindari perbedaan eksposur antara tanah dan langit yang kontras, karena jika anda membidik ke arah matahari (walaupun mungkin rendah), Anda akan mendapatkan warna langit (putih) yang dominan dan tanah yang hitam sehingga siluet akan muncul dengan menggunakan filter GND maka langit akan terlihat lebih gelap dan  tercipta suasana lebih dramatis.Filter Grad ND adalah abu-abu (netral, sehingga merubah warna pemandangan dengan cara apapun, hanya membiarkan sebagian cahaya untuk melewatinya) .Ada juga beberapa filter yang mungkin membawa hasil baik, seperti grads berwarna.Secara pribadi kami lebih menggunakan filter Cokin sistem-P untuk Nikkor 14mm F2.8 yang memiliki satu aral: kepadatan filter netral yang tidak benar-benar netral sehingga cenderung untuk muncul sedikit merah yang mungkin menjadi masalah bila Anda menumpuk mereka kami sering menggunakan dua ND grads yang membuat transisi lebih lama dari biasanya.merk lain yang umum dipakai adalah filter Lee (bermutu baik namun cukup mahal) dan Hitech (mutu antara Cokin dan Lee).
    3. Remote Controller; walaupun anda sudah memiliki tripod, tidak ada salahnya anda mempunyai remote controller karena setelah anda tekan tombol shutter anda akan membuat beberapa getaran dan mungkin mempengaruhi ketajaman gambar. Dengan remote, anda bisa memotret tanpa menyentuh kamera, sehingga Anda bisa mendapatkan gambar yang lebih tajam, namun jika tidak mempunyai remote kita masih bisa menggunakan timer otomatis dari kamera.
    4. Flash; bawalah lampu kilat (blitz) untuk mencegah efek-efek siluet yang tidak anda inginkan ketika menemukan obyek latar depan yang menarik.
    5. Kompas;  Dengan kompas, Anda dapat menemukan tempat yang tepat sehingga matahari akan menjadi tempat yang anda inginkan dalam bingkai dan anda tahu akan tahu persis pada sebelah mana matahari akan tenggelam. 
    6. Pakaian dan alas kaki; tidak hanya kamera yang anda lindungi, Lindungi juga diri anda karena kadang-kadang anda harus menunggu untuk sementara waktu matahari berada di ketinggian yang benar. Batu sebagai latar depan biasanya juga menarik dalam foto. Jadi jika Anda berjalan di batu, mungkin licin, jadi hati-hati untuk tidak tergelincir.

    Komposisi yang (lebih) menarik
    Komposisi dalam fotografi adalah hal penting, sehingga foto matahari terbenam yang baik biasanya sesuai dengan aturan 1/3 (rule of third). Selain aturan 1/3 juga perhatikan:
    • Latar depan (foreground); Satu hal menarik yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan foto matahari terbenam (dan lanskap secara umum) adalah sesuatu yang menarik di latar depan. bisa jadi ada bunga, kolam air, karang, batu, tanaman atau obyek apapun yang anda anggap menarik. Ini biasanya mengharuskan Anda menggunakan ND grad filter karena perbedaan eksposur. Pendekatan tradisional yang cukup akan memiliki kamera dalam posisi vertikal dan menempatkan foreground bunga lebih rendah menjadi bagian dari frame. Biasanya memiliki sesuatu di latar depan juga memberikan rasa foto lebih mendalam.
    • Matahari; Anda dapat mengambil foto sebelum matahari terbenam atau setelah matahari telah turun. Jika matahari masih cukup tinggi, Anda perlu menentukan dimana tempat itu. Satu, pilihan yang aman adalah anda  matahari ditempatkan di 1/3 titik atau mungkin Anda bisa letakkan tepat ditengah jika anda ingin menekankan simetri dari scene.
    • Cakrawala miring ataukah lurus; Ini adalah soal selera. penulis pribadi menyukai cakrawala yang lurus kecuali jika ada sesuatu subyek yang perlu yang memerlukan cakrawala miring (tilted horizontal) dalam komposisi. cakrawala miring dapat membawa kesan dinamis kedalam gambar namun biasanya keseluruhan mood dari foto matahari terbenam tidak mendapatkan sesuatu yang menakjubkan, Jika Anda menggunakan cakrawala miring, pastikan detail tampak cukup jelas, karena jika subyek tampak sangat sederhana dan tampil sebagai gambar yang biasa saja akan terlihat seperti snapshot. 
    • Siluet; Siluet dapat terlihat menarik dalam elemen dalam gambar melalui beberapa bentuk yang menarik dan menjadi kreatif (tidak melulu harus pohon). Di sini anda juga harus berpikir tentang komposisi dengan tidak hanya menempatkan bayangan hitam secara acak dalam suatu frame, tetapi jauh lebih baik kalau hal ini juga anda pertimbangkan sebagaimana menggunakan aturan sepertiga.

    Eksposur
    Komposisi hanya satu bagian dari proses membuat foto matahari terbenam yang indah. Teknis yang benar adalah eksposur.
    Sebagian besar yang juga cocok untuk lanskap lainnya, tetapi penulis telah melihat banyak foto matahari terbenam yang dapat keuntungan dari teknis esposur ini seperti :
    1. Bukaan Diafragma; Pilih rana rendah (f dengan nomor lebih besar) karena secara umum Anda ingin DOF yang selebar mungkin dalam fotografi lanskap atau matahari terbenam. Secara pribadi saya biasanya menggunakan seperti F8 (atau Tamron dengan f5.6)  dan pakailah tripod, karena tidak perlu khawatir kurang cahaya atau blur karena kecepatan rana yang lebih kecil, namun direkomendasikan untuk tidak memakai kecepatan rana terlalu kecil. Ada sebuah fenomena yang disebut difraksi yaitu pada kecepatan rana tertentu, kualitas gambar akan menjadi kurang baik bila Anda pada  kecepatan rana yang lebih kecil, karena pada dasarnya setiap lensa memiliki kecepatan rana terbaik yang dapat menghasilkan gambar setajam mungkin. 
    2. Mengeksposur ke kanan jika memungkinkan; salah satu teknik penting kamera digital adalah "exposing ke kanan". Ini berarti Anda harus memiliki bidang histogram di sebelah kanan yang lebih banyak (sambil pastikan bahwa tidak banyak yang terlalu terang). bila histogram gambar banyak dikanan anda dapat mengolah dengan image editor pada pasca pengolahan. 
    3. Bracketing; Bracketing bukan ide yang buruk, terutama jika Anda tidak yakin tentang eksposur. Jadi dengan mengambil beberapa foto dengan berbagai kecepatan rana adalah salah satu usaha untuk mendapatkan eksposur yang tepat, pertama, gunakan sistem zona, kemudian ubah eksposur dengan bantuan histogram.
    4. Eksposur Lama dan eksposur singkat; Eksposur Lama dan eksposur singkat adalah pendapat soal artistik. Pada ekposur panjang bila dipotret pada muka air (waterscape) akan terlihat seperti plastik, sebuah efek yang benar-benar menarik namun membutuhkan waktu agak lama atau gunakan filter ND grad sedang pada eksposur singkat (short exposure) gelombang air terlihat kasar sehingga latar depan terlihat kacau . 
    5. Histogram sebagai panduan; Histogram memberitahu anda jenis eksposur yang tepat, hal ini jauh lebih baik daripada dengan hanya melihat foto dari layar kecil kamera Anda.

    Pasca pengolahan (post processing)
    Untuk mendapatkan sebagian besar dari gambar yang baik, dalam pasca pengolahan setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan: 
    • Gunakan format RAW, Satu hal yang harus dilakukan, jika memungkinkan, adalah untuk mengambil gambar dalam format RAW. Bukan hanya dengan matahari terbenam, tapi selalu. Format Mentah (Raw) memberikan gambar yang jauh lebih baik pada proses pasca pengolahan (post processing). Anda dapat sedikit ubah (tweak) eksposure dan mengganti white balance. 
    • Curves dan Levels; Curves dan levels dalam photoshop atau image editor lainnya merupakan cara yang baik untuk memperbaiki gambar terutama membuat kontras tinggi dan warna yang lebih kuat.  
    • White balance; Salah satu cara untuk mempengaruhi mood foto adalah mengubah white balance jika kamera tidak mendapatkan setting white balance yang benar atau bahkan kadang-kadang merubah warna agar menjadi lebih dramatis misalnya untuk membuat colder/lebih dingin dengan warna sejuk (biru) yang dominan dan nada mengubah white balance tinggi (panas) dengan warna nada yang hangat (oranye) yang dominan.Anda bisa mengubah white balance dalam kamera atau lebih baik lagi, jika Anda memotret dalam format RAW, kemudian atur di software pasca pengolahan. Semisal : Scene yang sedikit kuning pada langit yang kemerah-merahan pada pemakaian filter Cokin secara bertumpuk dapat diubah menjadi lebih sejuk akan membuat pemandangan lebih dramatis.
    • Gambar HDR (High Dynamic Range); HDR agak sedikit kontroversial Walau kelihatannya populer dengan warna menyolok, ada beberapa orang yang tidak suka HDR. Secara pribadi kami lebih suka menggunakan filter tetapi ada beberapa kejadian dimana kami harus menggunakan HDR, misal jika berada ditempat yang sulit dan tidak ada garis horizon. kadang-kadang saya ingin beberapa membawa efek HDR, jadi saya akan menggunakannya terutama bilatidak memiliki filter namun kelihatan alami, HDR mungkin menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan eksposur yang seimbang antara tanah dan langit.Jika Anda memotret HDR, setidaknya ada 3 hal yang menarik: 1. Hindari HDR abu-abu dengan cara meningkatkan kontras dengan merubah Curves jika diperlukan. 2. Hindari terlihat sebagai efek HDR, terutama dengan warna kontras yang menyolok. 3. Dan terakhir: adegan harus cukup menarik dengan komposisi yang baik (jadi menghindari situasi di mana seluruh ide dari gambar adalah efek HDR).

    Semoga setelah membaca sedikit catatan tentang memotret matahari terbenam ini anda akan menghasilkan foto matahari terbenam atau fotografi lansekap yang tidak biasa saja....
    Untuk mendapatkan gambar sunset terekspos, ukurlah (metering) langsung keatas matahari (jangan langsung ke matahari). Jika anda ingin gambar pemandangan ini tampak diambil setengah jam kemudian, tinggal kurangi satu exposure compensation-nya. (aturan ke 12)

    Tulisan terkait :



    foto-foto milik gettyimages.com dan milik pribadi

    sedikit tentang fotografi makro

    Fotografi makro berarti fotografi untuk merekam subyek seukuran aslinya baik pada sensor di kamera digital atau film negatif, berarti bahwa gambar pada negatif adalah berukuran yang sama baik dalam subyek maupun kehidupan nyata; fotografi makro juga berarti cara ekstrim untuk mendapatkan gambar secara rapat dengan obyek untuk memperbesar obyek mikro yang renik agar terlihat besar makro dengan pengambilan gambar pada jarak terdekat yang menampilkan detail pada obyek tanpa menimbulkan efek distorsi.

    Metode untuk mendapatkan foto makro ada beberapa cara, antara lain:
    • Lensa makro; Lensa makro yang ditandai dengan rasio seperti 1:1 atau 1:2. Beberapa tinggi akhir lensa bahkan dapat memberikan kehidupan yang lebih besar dari magnifikasi atau pembesaran seperti 5:1.  
    • Perpanjangan tabung (extention tube); Tabung berongga adalah perpanjangan dari berbagai tabung panjang yang meningkatkan jarak fokus lensa dengan menggerakkan elemen lensa lebih dari film atau sensor. Perpanjangan tabung kamera pada saat yang umumnya menonaktifkan fitur autofokus. pada Canon EF 12 II menghasilkan magnifikasi atau pembesaran 0.3 hingga 0.5 kali sedang pada tabung EF 25 II terjadi magnifikasi 0.7 kali.
    • Memakai filter close up atau filter diopter, dimana obyek yang ditengah akan terlihat detail namun terjadi efek buram pada pinggir frame karena efek cembung lensa. metoda yang lebih murah karena harga filter yang lebih murah daripada lensa makro dan pada beberapa filter dapat digabungkan satu dengan lainnya tanpa menurunkan nilai kompensasi eksposur.
    • Memakai lensa terbalik atau reverse lens; yaitu teknik membalik lensa baik memakai pengait atau bahkan plester, pada cara ini masih didapat hasil blur pada pinggir frame atau efek vignetting pada pinggir frame.

    Setidaknya ada 4 hal yang harus kita pelajari dalam usaha untuk memperoleh foto makro yang berhasil :
    • Fokus; Karena subyek fotografi makro yang seringkali sangat kecil dan kompresi faktor kedalaman bidang fokus harus sangat tepat, maka sangat mudah terjadi efek vignetting atau bahkan blur, sehingga tripod sangat disarankan jika menggunakan kecepatan rana yang tinggi, bila tripod tidak stabil atau tidak mendukung salah satu pilihan karena lokasi atau subjek kecepatan, gunakan kecepatan rana tercepat untuk mengurangi gerakan tubuh yang dapat mengubah fokus poin, disini disarankan untuk menggunakan fokus manual.  Perhatikan juga komposisi pada subyek yang renik, semisal : potret dari capung atau serangga berfokus di wajah merupakan hasil yang baik sehingga wajah atau muka dari subjek semacam serangga adalah titik fokus yang baik.
    • Kedalaman Lapangan (depth of field - DOF); pada fotografi makro kedalaman lapangan sangat tipis. kecepatan rana kecil (F-stop besar) seperti F22 akan memberikan kedalaman bidang sangat tipis sehingga daerah terfokusnya sangat sempit. Kompresi ini berasal dari jarak yang sangat kecil diperlukan antara lensa dan subjek juga memiliki tinggi magnifications sering digunakan dalam fotografi makro. Karena itu kedalaman bidang kompresi, presisi fokus dan stabil adalah peralatan penting.
    • Pencahayaan ; fotografi makro membutuhkan jauh lebih banyak cahaya daripada fotografi standar. Hal ini disebabkan karena pembesaran (magnifikasi) dan perpanjangan lensa tabung mengakibatkan cahaya yang mencapai film atau sensor kamera kurang. aperture yang kecil digunakan untuk memperoleh sebanyak mungkin DOF yang memerlukan lebih banyak cahaya yang cukup untuk eksposur. semakin dekat obyek ke lensa maka intensitas sinar akan berkurang karena tertutup oleh bayangan kamera dan lensanya. kombinasi extention flash dengan memakai trigger sering dipergunakan untuk memperoleh efek yang menarik, namun ring flash yang menempel pada lensa lebih disukai karena praktis.
    • Subyek; Meskipun fotografi makro berfokus pada hal-hal renik, subjek tidak selalu harus kecil. Dengan subyek yang lebih besar Anda hanya fokus pada bagian dari subyek. Misalnya, bagian dalam jam tangan yang rumit, atau binatang peliharaan Anda sendiri bisa menjadi subyek fotografi makro baik.
    Lensa makro favorit untuk fotografi makro dengan kamera dslr:
    • Minolta 100mm 2.8 RS/D
    • Tamron AF 90mm f/2.8 SP
    • Canon EF 100mm f/2.8 Macro USM


    Tulisan terkait :

    sedikit tentang filter kamera

    Beberapa saat yang lalu, ada kesempatan untuk mengambil gambar di Rawa Pening, namun dalam keadaan cuaca yang kebetulan sangat panas hasil gambar yang didapat mengecewakan kami. Beberapa teman menyarankan agar memakai filter. Pertanyaannya, Apa itu filter? Filter apa yang pas untuk dibawa? Apa bedanya dengan filter di perangkat pengolah citra seperti Photoshop atau Gimp?
    Filter adalah yang asesori optik kamera yang dapat dimasukkan ke dalam jalur optik kamera yang terpasang di dudukan aksesori dan umumnya berbentuk cakram terbuat dari gelas atau plastik dengan cincin bingkai logam atau plastik, yang dapat dibuka tutup di depan lensa kamera. Filter dapat memberi efek khusus. Filter dikenal melalui nomor Wratten.
     
    Bagi fotografer, filter memungkinkan untuk terjadi perubahan maupun untuk digunakan untuk kontrol dari gambar yang dihasilkan yang kadang-kadang dapat digunakan untuk membuat perubahan halus untuk foto yang dihasilkan. Kekurangan menggunakan filter adalah kemungkinan gambar yang berkualitas buruk akibat cahaya yang lebih sedikit atau akibat filter yang tergores, tetapi biasanya tidak akan menjadi masalah jika direncanakan dengan baik, namun dalam beberapa situasi filter lebih baik tidak digunakan.

    Macam-macam filter kamera:
    • Filter Clear atau Filter jernih, Filter Clear atau filter jernih adalah filter yang sepenuhnya transparan, tidak melakukan penyaringan di semua gelombang cahaya. Guna filter ini adalah untuk melindungi bagian depan lensa.
    • Filter Ultraviolet atau Filter Ultraungu, guna filter ini untuk mengurangi kekaburan gambar akibat gelombang ultraviolet (ultraungu) transparan yang berlebih seperti di daerah pegunungan dan di sekitar daerah pantai. Filter ini juga digunakan untuk perlindungan lensa seperti halnya “filter clear”, filter UV juga mengurangi garis fringing ungu pada kamera digital, filter UV yang kuat kadang-kadang digunakan untuk pemanasan warna foto yang diambil dengan bayangan di siang hari dan Filter UV yang kuat, seperti UV17-2A dapat digunakan untuk mengurangi beberapa bagian spektrum cahaya violet yang memiliki warna kuning pucat, filter ini juga efektif untuk mengurangi kabut.                                 Kelebihan memasang filter UV ke lensa adalah membuat lensa lebih aman dari goresan, debu, cuaca dan lensa terjatuh tanpa sengaja, Anda dapat membersihkan filter sering tanpa harus khawatir tentang kerusakan coating (pelapis) lensa, karena bila filter yang tergores oleh pembersihan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan mengganti lensa. Ada perdebatan di kalangan fotografer tentang penggunaan UV filter:  beberapa menyatakan bahwa secara visual memberikan hasil foto yang lebih buruk selain efek vignetting disamping mengakibatkan lensa lekas panas. sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa mereka tidak berpengaruh dan filter yang merupakan pelindung lensa kamera.
    • Infrared Filter atau Filter Inframerah, digunakan untuk menyaring cahaya yang mempunyai panjang gelombang inframerah yang berada di seberang sisi terang dari spektrum UV akan diteruskan ke sensor kamera atau film. Untuk foto dalam IR anda perlu filter yang tersaring hanya cahaya inframerah, namun ada beberapa masalah dengan kamera modern. Sensor yang dibangun untuk tidak merekam cahaya inframerah dan kecuali jika anda ingin memodifikasi kamera Anda secara permanen (atau membeli kamera yang dirancang khusus seperti Canon 20Da). Teknik yang sangat unik dan aneh karena mampu menyaring warna klorofil (hijau) daun sehingga menghasilkan “gambar yang lain”.
    • Filter Polarizer, Filter polarizer dalam fotografi hitam/putih maupun fotografi berwarna digunakan untuk menggelapkan warna langit. Karena awan relatif tidak berubah, kontras antara awan dan langit meningkat. Kabut pada atmosfer dan sinar matahari terpantul juga dapat dikurangi dengan filter ini dan dalam warna foto keseluruhan kejenuhan (saturasi) warna dapat meningkat. Filter polarizer tidak efektif pada kamera film yang tidak dipasang dengan benar. Filter polarizer sering digunakan untuk menangani situasi yang melibatkan imajinasi, seperti yang melibatkan air atau kaca, termasuk gambar yang diambil melalui kaca jendela (fenomena sudut Brewster's).                                          Tidak seperti filter lain filter polarizer tidak dapat digantikan oleh perangkat lunak pengolah citra karena sebagian besar optik yang mengendalikan efek polarisasi pada saat pengambilan gambar tidak dapat dibuat dalam perangkat lunak pengolah citra. Ada dua jenis filter polarizer yaitu linear polarizer dan circular polarizers (atau CPL filter). Kebanyakan dari filter polarizer adalah circular polarizer filter disebut CirPol atau CPL filter dan kita dapat mengubah tingkat polarisasi dengan memutar tombol luar lapisan filter. Tidak seperti filter lain filter polarizer dapat diaplikasikan pada fotografi digital, walaupun diolah di perangkat lunak pengolah citra karena sebagian besar optik yang mengendalikan efek polarisasi pada saat pengambilan gambar tidak dapat dibuat dalam perangkat lunak pengolah citra.
    • Filter Neutral Density atau Filter Kerapatan Netral (ND) digunakan untuk mengurangi jumlah cahaya yang mencapai sensor, yang memungkinkan fotografer untuk menggunakan aperture yang lebih besar untuk waktu yang lebih lama daripada apertur dalam keadaan normal tanpa filter. Salah satu contoh aplikasi filter ini untuk foto air terjun dengan kecepatan rana yang lambat saat hari terang. Tanpa filter ND lensa paling tidak akan dapat menggunakan aperture kecil dengan eksposur panjang. Sedang Filter Graduated Neutral Density (GND) adalah filter netral yang digunakan pada rentang dinamis akibat perbedaan eksposur antara highlight (biasanya langit) dan bayangan muka pada sisi bawahnya yang terlalu besar untuk diperoleh eksposur yang tepat untuk keduanya pada satu pengambilan gambar, semisal sisi langit yang cenderung overeksposur dan sisi bawah yang cenderung undereposur akan sulit untuk menghasilkan gambar dengan eksposur yang pas. Dengan pemakain filter ini langit akan tampak sedikit gelap dan sisi muka bawah tidak terjadi undereksposur.

    • Color correction filter atau filter koreksi warna, gunanya untuk mengurangi efek pencahayaan yang tidak seimbang untuk nilai warna (white balance), semisalnya, filter biru 80A digunakan dengan siang hari untuk memperbaiki warna jingga hingga kemerahan pada lampu pencahayaan tungsten rumah tangga, sedangkan 85B digunakan untuk pencahayaan tungsten kebiru-biruan pada siang hari. Filter koreksi warna dikenal dengan angka-angka yang kadang-kadang bervariasi dari produsen ke produsen, namun fotografi digital, penggunaan filter ini telah dapat dikurangi dengan perangkat lunak pengolah citra setelah gambar diambil.
    • Color subtraction filter atau filter pengurang warna, digunakan untuk menyerap warna tertentu dari cahaya dan membiarkan warna sisanya. Filter ini dapat digunakan untuk mendominasi warna utama yang membentuk sebuah citra. Filter ini paling sering digunakan dalam industri percetakan terutama untuk separasi warna dan digunakan sebagai solusi fotografi digital.Filter ini umumnya digunakan dalam fotografi hitam dan putih untuk memanipulasi kontras. Sebagai contoh filter kuning akan meningkatkan kontras antara langit dengan awan dan penggelapan yang kedua. Filter Oranye dan merah akan mempunyai efek yang lebih kuat dalam menyaring hijau gelap sehingga langit terlihat terang. Sebaliknya untuk mengurangi kontras digunakan filter difusi.
    • Color Diffusion filter atau Filter Difusi atau softens sering digunakan untuk potret, mempunyai efek mengurangi kontras, dan filter yang dirancang menggunakan beberapa bentuk grid atau jaring pada filter.Efek pada filter ini dapat dengan diperoleh dengan perangkat lunak pengolah citra, yang dapat memberikan kontrol yang tepat dari berbagai tingkat efek, namun kelebihan dari "melihat" dengan filter mungkin akan tampak berbeda. Selain itu, akan langsung terlihat jika ada kontras yang terlalu tinggi pada sensor digital atau film, sedang pada pasca pengolahan citra sulit untuk dapat dikompensasi akibat penurunan kontras gambar. Filter diffus tranparan umumnya dibuat dengan cara memodifikasi clear filter atau UV filter dengan menempatkan berbagai materi seperti minyak ter, optik semen, dan kuku polandia. filter tranparan lebih umum digunakan untuk menciptakan efek "kabur" atau "berkabut"  selain digunakan untuk mengurangi kontras.Selain pemakaian filter difusi, efek difusi atau pengurangan kontras dapat dilakukan dengan cara menempatkan lensa didepan kotak jala kelambu terbuat dari nylon.
    • Cross screen Filter atau Filter Bintang, disebut filter bintang karena filter ini dapat membuat pola bintang berupa baris yang menyebar keluar dari objek yang terang. Pola bintang yang dihasilkan oleh sinar yang datang diakibatkan oleh kisi-kisi filter atau kadang-kadang oleh penggunaan prisma pada filter. Filter ini banyak dipakai pada fotografi malam agar sinar atau cahaya lampu lebih kelihatan berpendar.
    • Diopters Filter dan Split diopters filter, Diopters filter yang sering disebut filter makro atau filter close-up terdiri dari satu atau dua elemen lensa yang digunakan untuk membantu fotografi dengan obyek atau fokus yang relatif dekat seperti dalam fot close-up dan fotografi makro. Mereka kadang-kadang dijual satu per satu, dan kadang-kadang dijual di kit dari +1, +2, dan +4 diopters, walaupun hasilnya tidak 1:1 makro,mereka memungkinkan untuk dapat dikombinasikan.Split diopter adalah filter diopter yang hanya setengah dari lensa kamera yang ditutupi oleh filter. Split diopter bulat memiliki ring filter biasa namun hanya setengah lingkaran dari kaca (atau plastik). Hal ini memungkinkan fotografer untuk memotret objek yang sangat dekat dengan latar belakang lebih jauh, secara efektif memperpanjang DOF atau kedalaman lapangan.
    Filter kamera umumnya terbuat dari kaca, resin plastik (seperti CR39), polyester dan polycarbonate; ada juga yang terbuat dari asetat atau bahkan agar-agar atau jel, filter warna biasanya menggunakan campuran beberapa bahan bahkan ada filter berlapis yang terdiri dari lembaran tipis bahan dikelilingi dan didukung oleh dua buah gelas kaca atau plastik. Beberapa jenis filter menggunakan bahan-bahan lain di dalam kaca berlapisnya misalnya, film khusus pada filter polarizer dan kasa nilon kelambu pada filter diffus.
    Kualitas filter ditentukan oleh lapisan-lapisan optik yang memungkinkan lebih banyak cahaya untuk melewati filter. filter tidak di lapis (uncoated filter) dapat memblokir hingga 9% dari cahaya, sementara filter multi lapis dapat memungkinkan hingga 99,7% dari cahaya yang melewati. Beberapa produsen dengan kualitas tinggi untuk filter filter multi lapis antara lain berlabel:  Hoya: HMC (Hoya Multi Coating) dan  B + W: MRC (Multi Coating Ressist)
    Kejelakan yang dapat dikurangi dengan pemakaian filter adalah pengurangan panas dan kontras akibat lapisan multi lapis di filter. Pengecualian untuk aturan ini adalah pada filter inframerah dan ultraungu di mana filter yang tidak dilapis (uncoated filter) malah banyak dipakai.
    Lantas filter apa yang wajib untuk dimiliki untuk menikmati lansekap dramatis yang luas?
    Untuk hunting foto lansekap pasti akan banyak fotografer yang setuju kalau anda membawa Filter UV untuk melindungi lensa dan mengurangi kabut dan efek fringe, Filter Circular Polarizer (Cir pol atau CPL) untuk memotret lansekap dipagi atau sore hari, Filter Neutral Density (ND) untuk memotret efek kusus pada aliran sungai atau air terjun, GradND untuk foto landskap yang melibatkan banyak bagian langit, sedang untuk keperluan khusus marine pack filter alias filter koreksi warna untuk fotografi bawah air dangkal.
    Walaupun kita tidak harus selalu mempunyai semua filter, namun memahami cara kerja filter akan memberikan tambahan arsenal peralatan untuk membuat hasil foto yang lebih ajaib serta pengalaman baru yang tentu saja akan menambah pengetahuan fotografi anda daripada yang telah anda pernah peroleh sebelumnya. Setuju?


    credit : foto filter millik gettyimages dan foto graduated nd milik carl rytterfalk

    tulisan terkait :

    Terimakasih sudah berkomentar