Tampilkan postingan dengan label geo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label geo. Tampilkan semua postingan
Indonesia bukan hanya negeri seribu pulau, tapi juga negeri sejuta hujan. Dengan iklim tropis yang kaya akan dinamika atmosfer, hujan di Indonesia menyimpan banyak keunikan yang layak diangkat ke permukaan, ini beberapa diantaranya :

1. Indonesia memiliki tiga tipe utama curah hujan:
- Tipe Ekuatorial: Dua puncak hujan dalam setahun, terjadi di Sumatra dan Kalimantan.
- Tipe Monsun: Satu puncak hujan, dominan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
- Tipe Lokal: Dipengaruhi kondisi geografis setempat, seperti pegunungan dan laut, terjadi di Papua, Maluku, dan sebagian Sulawesi.



2. Beberapa wilayah mengalami hujan sepanjang tahun dan tidak memiliki musim kemarau yang jelas, seperti:Sumatra bagian barat dan Kalimantan tengah. Fenomena ini disebabkan oleh zona konvergensi tropis yang terus bergerak di sekitar ekuator.


3. Fenomena hujan lokal atau hujan orografis adalah hujan terjadi hanya di satu desa, sementara desa sebelah tetap cerah. Ini dipicu oleh pegunungan yang memaksa udara lembap naik dan mengembun.

4.Rata-rata curah hujan tahunan di Indonesia berkisar antara 2.000–3.000 mm.

5. Wilayah dataran tinggi seperti Bogor dan Manado bisa mencapai lebih dari 4.000 mm/tahun, menjadikannya salah satu kota terbasah di dunia.


6. Curah hujan harian tertinggi tercatat di Padang, dengan intensitas 505 mm per hari. (Curah hujan 100mm per hari saja sudah tergolong lebat).

7. Wilayah dengan curah hujan tertinggi di Indonesia adalah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. dengan curah 6.610,5 mm pada 2024.



8. Pada 2024 di Mimika, hujan turun 347 hari dalam setahun, hanya 18 hari tanpa hujan.

9. Hujan terlama tanpa jeda pernah terjadi di Bogor, berlangsung lebih dari 20 jam.

10. Tahun 2010 dan 2020 tercatat sebagai musim hujan yang sangat panjang dan ekstrem di Indonesia.

11.  La Niña adalah fenomena iklim global yang menyebabkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menjadi lebih dingin dari suhu normalnya sehingga berdampak bagi Indonesia : Musim hujan bisa datang lebih awal dan berlangsung lebih lama artinya curah hujan meningkat tajam, bahkan di luar musim hujan normal.


12. Hujan es pernah terjadi di Surabaya, Bekasi, Sragen, Bandung, dan Lampung. Biasanya muncul saat pancaroba awal, ketika awan Cumulonimbus menjulang tinggi dan menghasilkan butiran es yang jatuh sebelum sempat mencair.

13. Normalnya, pH hujan adalah 5,6. Di bawah itu, hujan sudah tergolong asam dan bisa merusak lingkungan serta kesehatan. Hujan asam terjadi akibat pencemaran udara oleh gas SO₂ dan NOₓ dari kendaraan dan industri. Beberapa kota yang tercatat memiliki pH hujan rendah: Jakarta: 4,71, Serpong: 4,86, Kototabang: 4,93, Bandung: 5,30, Maros: 5,39

14. Bau hujan disebut petrichor yang berasal dari senyawa geosmin yang dilepaskan oleh bakteri tanah (Actinobacteria) dan Alga hijau biru (Cyanobacteria) saat hujan pertama turun. Banyak orang Indonesia menyukai aroma ini karena memunculkan nostalgia dan rasa nyaman.


15. Di beberapa daerah, hujan pertama dianggap sebagai pertanda baik. Ada juga tradisi menyambut hujan dengan doa atau ritual khusus, terutama di kalangan petani.


Ada yang mau menambahkan? 

Tulisan terkait :


  • Foto-foto ilustrasi dibuat oleh dal-e3



Musim kemarau di Indonesia terjadi ketika angin berhembus dari benua Australia ke Indonesia. Benua Australia adalah daratan yang sangat luas namun mengandung sedikit uap air. 

Inilah beberapa keunikan musim kemarau di Indonesia : 
  • Wilayah Indonesia bagian timur mengalami musim kemarau lebih dulu, baru kemudian Indonesia bagian barat.
  • Durasi musim kemarau di Indonesia sangat bervariasi tergantung wilayahnya. BMKG menggunakan satuan waktu bernama dasarian (setiap 10 hari) rentang 2–8 bulan sama dengan 6–24 dasarian.
  • Indonesia punya lebih dari 300 pola musim hujan-kemarau yang berbeda.  Saat Papua dan Kalimantan basah, namun Jawa dan NTT sudah kering. Ini dipengaruhi oleh topografi, angin muson, dan posisi geografis
  • Meski kemarau identik dengan panas, banyak wilayah justru mengalami udara dingin menusuk di malam hingga pagi hari. Fenomena ini disebut bediding, berasal dari bahasa Jawa yang berarti “merinding karena dingin”. Hal ini terjadi karena langit cerah tanpa awan dimana panas bumi cepat hilang ke atmosfer dan kelembapan rendah karena tak ada “selimut” uap air yang menahan panas dan Angin Monsun Timur dari Australia yang membawa udara dingin dan kering. Wilayah terdampak meliputi Dataran Tinggi Dieng, Bromo umumnya di Jawa, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi.
  • Pada tahun-tahun tertentu, Indonesia mengalami kemarau basah dimana musim kemarau tapi tetap diguyur hujan deras yang disebabkan oleh lemahnya Monsun Australia, Suhu laut hangat akibat pembentukan awan hujan tetap aktif dan fenomena atmosfer tropis seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Kelvin. 
  • Suhu terendah di Indonesia menurut versi resmi BMKG terjadi pada musim kemarau yaitu di Lembang, Jawa Barat mencapai 9,8°C pada Juli 1991 dan pada 19 Juli 2025, suhu permukaan di Dataran Tinggi Dieng tercatat -2°C yang menyebabkan fenomena embun upas atau embun es.
  • Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Indonesia dalam 40 tahun terakhir juga terjadi saat musim kemarau, yaitu 40,6°C pada 16 Agustus 1997 di Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
  • Musim kemarau 1997 adalah yang paling ekstrem dan panjang dalam 40 tahun terakhir. Durasi hingga 9 bulan di beberapa wilayah, terutama NTT, NTB, dan Jawa Timur. Penyebab utamanya adalah fenomena El Nino 1997-1998
  • Saat musim kemarau, ikan-ikan di danau, waduk dan sungai kekurangan air. Saat seperti itu adalah musim memanen ikan air tawar. 
  • Cuaca tanpa hujan dan angin musim kemarau cocok untuk bermain layang-layang. 
  • Libur panjang kenaikan kelas dan libur kuliah didesain pada musim kemarau.
  • Saat kemarau panjang, beberapa spesies serangga seperti belalang dan semut bermigrasi mencari sumber air. Di beberapa daerah bisa menyebabkan ledakan populasi hama yang menyerang tanaman.
  • Buah-buahan yang panen besar saat musim kemarau adalah : mangga, melon, belimbing, jambu mete, jambu bol, jambu air, kesemek, jeruk manis, sirsak, nangka, pepaya, pisang. Sedang komoditas pertanian yang cocok dipanen saat kemarau : jagung, kacang panjang, kacang tanah, ubi jalar, labu (waluh), kacang hijau, tomat & mentimun. Juga komoditas seperti kapuk dan kopi. 
  • Saat musim kemarau, sering terjadi kebakaran hutan, lereng gunung dan lahan gambut. 

Ada yang punya kenangan dengan musim kemarau? 

Tulisan terkait :
#bediding #Madden-JulianOscillation #GelombangKelvin. 

Fenomena Astronomi 2025

Selamat tahun baru 2025 Kamerad,

Tahun 2025 bagi para Stargazers (para pengamat bintang langit) adalah tahun yang istimewa.

Tata surya (Gettyimages)

Seberapa istimewa langit selatan? Coba lihat fakta-fakta berikut:

Januari

2-4 Januari: Hujan meteor Quadrantid akan mencapai puncaknya.Quadrantids adalah hujan meteor di atas rata-rata, dengan hingga 40 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini diperkirakan dihasilkan oleh butiran debu yang tertinggal dari komet yang telah punah yang dikenal sebagai 2003 EH1 yang ditemukan pada tahun 2003. 

4 Januari: Bumi akan berada pada titik terdekatnya dengan matahari.

10 Januari - Venus mencapai elongasi timur terbesar sebesar 47,2 derajat dari Matahari. Venus karena akan berada pada titik tertinggi di atas cakrawala di langit malam. 

13 Januari - Bulan Purnama Serigala. 

13-14 Januari: Komet ATLAS dapat terlihat dengan mata telanjang.Ditemukan tahun lalu, Komet C/2024 G3 oleh para astronom, mungkin menyala cukup terang untuk dilihat tanpa teleskop saat mencapai perihelion, titik terdekatnya dengan matahari.

Mars (Gettyimages)

16 Januari - Mars pada Oposisi. Mars akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi dan permukaannya akan sepenuhnya disinari Matahari. Teleskop berukuran sedang akan memungkinkan Anda melihat beberapa detail gelap pada permukaan oranye planet tersebut.

29 Januari - Bulan Baru. Ini adalah waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati objek redup seperti galaksi dan gugusan bintang karena tidak ada cahaya bulan yang mengganggu.


Februari

12 Februari - Bulan Purnam Salju atau Bulan Kelaparan,karena cuaca yang keras membuat perburuan menjadi sulit.

28 Februari - Bulan Baru. waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati objek redup seperti galaksi dan gugusan bintang karena tidak ada cahaya bulan yang mengganggu.

Tujuh planet sejajar (Gettyimages)

28 Februari: Tujuh planet akan terlihat di langit pada saat yang sama. Merkurius, Venus, Mars, dan Jupiter akan terlihat dengan mata telanjang. Saturnus, Uranus, dan Neptunus juga akan terlihat di sana, tetapi memerlukan teropong atau teleskop untuk menemukannya.


Maret

8 Maret - Planet Merkurius mencapai elongasi timur terbesar sebesar 18,2 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Merkurius Carilah planet ini di langit barat tepat setelah matahari terbenam.

14 Maret - Bulan akan mengalami gerhana total (Blod moon) Gerhana ini akan paling terlihat di sebagian wilayah Amerika dan Pasifik, tetapi juga dapat dilihat di Eropa dan Afrika bagian barat.

14 Maret - Bulan Purnama Cacing karena pada saat itulah tanah akan mulai melunak dan cacing tanah akan muncul kembali.

20 Maret - Ekuinoks Maret.Ini juga merupakan hari pertama musim semi (ekuinoks vernal) di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim gugur (ekuinoks musim gugur) di Belahan Bumi Selatan.

29 Maret - Bulan Baru. 

29 Maret - Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana sebagian ini akan terlihat di seluruh Greenland dan sebagian besar Eropa utara serta Rusia utara. Gerhana ini akan terlihat paling jelas dari Kanada dengan cakupan 93%.  


April

13 April - Bulan Purnama Merah Muda karena menandai munculnya lumut merah muda, atau phlox tanah liar, yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama. 

21 April - Merkurius pada Elongasi Barat Terbesar dengan elongasi barat terbesar sebesar 27,4 derajat dari Matahari. Planet yang rendah terlihat di langit timur sebelum matahari terbit.

22, 23 April - Hujan Meteor Lyrid. Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor biasa, yang biasanya menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini dihasilkan oleh partikel debu yang tertinggal dari komet C/1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada tahun 1861.

27 April - Bulan Baru.


Mei

3-7 Mei - Hujan Meteor Eta Aquarids. Eta Aquarids adalah hujan meteor di atas rata-rata, yang mampu menghasilkan hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Sebagian besar aktivitasnya terlihat di Belahan Bumi Selatan.

12 Mei - Bulan purnama bulan bunga,  karena pada saat itulah bunga-bunga musim semi muncul dalam jumlah banyak. 

27 Mei - Bulan Baru. 

Venus

31 Mei - Venus mencapai elongasi timur terbesar sebesar 45,9 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik yang terang di langit timur sebelum matahari terbit.


Juni

11 Juni - Bulan Purnama Stroberi karena menandakan waktu untuk mengumpulkan buah yang matang. 

21 Juni - Titik Balik Matahari Juni. Kutub Utara Bumi akan miring ke arah Matahari, Ini adalah hari pertama musim panas di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim dingin di Belahan Bumi Selatan.

25 Juni - Bulan Baru. 


Juli

4 Juli - Merkurius pada Elongasi Timur Terbesar dengan mencapai elongasi timur terbesar sebesar 25,9 derajat dari Matahari. planet yang rendah terlihat di langit barat tepat setelah matahari terbenam.

10 Juli - Bulan Purnama Bulan Rusa Jantan karena rusa jantan akan mulai menumbuhkan tanduk baru mereka pada waktu tahun ini.

24 Juli - Bulan Baru.  

28, 29 Juli - Dua hujan meteor akan mencapai puncaknya. Southern Delta Aquariids aktif dari 18 Juli hingga 12 Agustus. Alpha Capricornids aktif dari 12 Juli hingga 12 Agustus. Malam puncak untuk keduanya: 29 hingga 30 Juli.

Delta Aquarids adalah hujan meteor rata-rata yang dapat menghasilkan hingga 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini dihasilkan oleh puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Marsden dan Kracht. Puncaknya tahun ini pada malam tanggal 28 Juli dan pagi tanggal 29 Juli. Pengamatan terbaik akan dilakukan dari lokasi yang gelap setelah tengah malam. Meteor akan memancar dari konstelasi Aquarius, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.


Agustus

9 Agustus - Bulan Purnama Sturgeon karena ikan sturgeon besar di Great Lakes dan danau-danau besar lainnya lebih mudah ditangkap pada waktu ini. 

12, 13 Agustus - Hujan Meteor Perseids. Perseids adalah salah satu hujan meteor terbaik untuk diamati, menghasilkan hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Hujan ini dihasilkan oleh komet Swift-Tuttle, Pengamatan terbaik dilakukan dari lokasi gelap setelah tengah malam. Meteor akan memancar dari konstelasi Perseus, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.

19 Agustus - Merkurius mencapai elongasi barat terbesar sebesar 18,6 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat planet yang rendah di langit timur sebelum matahari terbit.

23 Agustus - Bulan Baru. 


September

7 September - Bulan Purnama Jagung karena jagung dipanen sekitar waktu ini dalam setahun. Purnama ini terjadi paling dekat dengan ekuinoks September setiap tahun.

7 September - Gerhana Bulan Total (Blood moon). Gerhana bulan total terjadi ketika Bulan melewati sepenuhnya bayangan gelap Bumi atau umbra. Gerhana akan terlihat di seluruh Asia dan Australia serta bagian tengah dan timur Eropa dan Afrika.  

21 September - Bulan baru

Gerhana matahari 

21 September - Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana sebagian ini hanya akan terlihat di Selandia Baru, Antartika, dan Samudra Pasifik bagian selatan. Gerhana ini akan terlihat paling jelas dari Selandia Baru dengan cakupan 76%.

Saturnus

21 September - Saturnus pada Oposisi. Planet bercincin ini akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi dan permukaannya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Teleskop berukuran sedang atau lebih besar akan memungkinkan Anda melihat cincin Saturnus dan beberapa bulannya yang paling terang.

22 September - Ekuinoks September. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur  di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim semi di Belahan Bumi Selatan.

23 September - Neptunus pada oposisi atau berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi dan permukaannya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Neptunus hanya akan tampak sebagai titik biru kecil di semua teleskop kecuali yang paling kuat.


Oktober

7 Oktober - Bulan Purnama Pemburu karena pada saat ini daun-daun berguguran dan hewan buruan menjadi gemuk dan siap berburu. 

7 Oktober - Hujan Meteor Draconid. Draconid adalah hujan meteor kecil yang hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam. Meteor akan memancar dari konstelasi Draco, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.

21 Oktober - Bulan Baru. 

20–21 Oktober - Dua komet langka yang melintas hampir bersamaan:

  • Komet C/2025 R2 (SWAN) : Komet SWAN hanya muncul kembali setiap 650–700 tahun.
  • Komet C/2025 A6 (Lemmon) : Komet Lemmon bahkan lebih langka, dengan periode sekitar 1.300 tahun

21, 22, 23 Oktober - Hujan Meteor Orionid. Orionid adalah hujan meteor rata-rata yang menghasilkan hingga 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh komet Halley, yang telah dikenal dan diamati sejak zaman kuno. 

29 Oktober - Merkurius pada Elongasi Timur Terbesar. Planet Merkurius mencapai elongasi timur terbesar sebesar 23,9 derajat dari Matahari. Planet yang rendah terlihat di langit barat tepat setelah matahari terbenam.


November

4, 5 November - Hujan Meteor Taurid. Taurid adalah hujan meteor minor yang berlangsung lama dan hanya menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam. Hujan meteor ini tidak biasa karena terdiri dari dua aliran terpisah. Aliran pertama dihasilkan oleh butiran debu yang tertinggal dari Asteroid 2004 TG10. Aliran kedua dihasilkan oleh puing-puing yang tertinggal dari Komet 2P Encke.

5 November - Bulan Purnama, Supermoon Berang-berang karena pada saat itulah perangkap berang-berang dipasang sebelum rawa-rawa dan sungai membeku. 

16, 17, 18 November - Hujan Meteor Leonid. Leonid adalah hujan meteor biasa, yang menghasilkan hingga 15 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini unik karena memiliki puncak siklon setiap 33 tahun, yang dapat dilihat dari ratusan meteor per jam. Hujan meteor terakhir terjadi pada tahun 2001. Leonid dihasilkan oleh butiran debu yang tertinggal dari komet Tempel-Tuttle.

20 November - Bulan Baru. 

Uranus (astrophotography groups)

21 November - Uranus di Oposisi. Planet biru-hijau ini akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi dan permukaannya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Planet ini akan lebih terang daripada waktu lainnya dalam setahun dan akan terlihat sepanjang malam. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Uranus. Karena jaraknya yang jauh, Uranus hanya akan tampak sebagai titik biru-hijau kecil di semua teleskop kecuali yang paling kuat.


Desember

4 Desember - Bulan Purnama, Supermoon Dingin karena pada saat inilah udara musim dingin mulai terasa dan malam menjadi panjang dan gelap.  

Mercurius (Gettyimages)

7 Desember - Merkurius pada Elongasi Barat Terbesar. Planet Merkurius mencapai elongasi barat terbesar sebesar 20,7 derajat dari Matahari. Planet yang terlihat rendah di langit timur sebelum matahari terbit.

12, 13, 14 Desember - Hujan Meteor Geminid. Geminid adalah raja hujan meteor. Banyak yang menganggap hujan meteor ini sebagai hujan meteor terbaik di langit, menghasilkan hingga 120 meteor warna-warni per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini dihasilkan oleh puing-puing yang ditinggalkan oleh asteroid yang dikenal sebagai 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari tanggal 7-17 Desember. Puncaknya tahun ini pada malam tanggal 13 dan pagi tanggal 14. 

20 Desember - Bulan Baru.

21 Desember - Titik Balik Matahari Desember. Kutub Selatan Bumi akan condong ke arah Matahari, yang akan mencapai posisi paling selatan di langit dan akan berada tepat di atas Garis Balik Selatan pada 23,44 derajat lintang selatan. Ini adalah hari pertama musim dingin  di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim panas di Belahan Bumi Selatan.

21, 22 Desember - Hujan Meteor Ursid. Ursid adalah hujan meteor kecil yang menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam. Hujan ini dihasilkan oleh butiran debu yang tertinggal dari komet Tuttle, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1790. 

Ada yang mau menambahkan?


Tulisan terkait :

Foto-foto dari Gettyimages, kredit milik fotografernya 

#kalenderastronomi #kalenderastronomi2025



Pernah membayangkan katastrofi atau bencana alam terdahsyat? selain tumbukan bumi dengan asteroid besar yang menyebabkan gempa besar, mega tsunami dan bahkan perubahan iklim? Yup! Letusan supervulkano atau gunung berapi super adalah salah satu jawabnya.

Gunung berapi super diklasifikasikan sebagai gunung berapi dengan magnitudo letusan 8, nilai terbesar pada Volcanic Explosivity Index (VEI) dimana volume endapan letusan tersebut lebih besar dari 1.000 kilometer kubik (240 mil kubik).

Gunung berapi super terjadi ketika magma di dalam mantel naik ke kerak bumi dan tidak mampu menembus celah atau lubang. Seiring berjalannya waktu, tekanan yang sangat besar mulai terakumulasi di kolam magma yang terus berkembang hingga meledak melalui kerak bumi dengan hebat.

Hal ini dapat terjadi di hot spot (misalnya Kaldera Yellowstone) atau di zona subduksi (misalnya kaldera Toba). Letusan supervulkanik bervolume besar juga sering dikaitkan dengan wilayah batuan beku yang sangat luas, yang dapat menutupi wilayah yang luas dengan lava dan abu vulkanik. Letusan besar juga dapat menyebabkan perubahan iklim jangka panjang (seperti memicu zaman es kecil karena sinar matahari tertutup abu vulkanik dalam jangka waktu yang lama) dan mengancam kepunahan spesies-spesies. Ngeri! 

11 letusan supervulkano berdasarkan volume yang dikeluarkan
1 Flat Landing Brook Formation (New Brunswick, Kanada)  ±12.000 km³
2 Kaldera La Garita (Fish Canyon Tuff, Colorado, AS)  ±5.000 km³
3 Kaldera Toba (Sumatra, Indonesia) ±2.800 km³
4 Kaldera Yellowstone (Huckleberry Ridge Tuff, Wyoming, AS) ±2.500 km³
5 Kaldera La Pacana (Atana Ignimbrite, Chili) ±2.500-3.500 km³
6 Kaldera Island Park (Huckleberry Ridge Tuff, Wyoming, AS) ±2.500 km³
7 Cerro Guacha, (Bolivia) ±1.300 km³
8 Kaldera Vilama (Bolivia-Argentina) ±1.200-2.100 km³
9 Kaldera Taupo (Selandia Baru) ±1.200 km³
10 Kaldera Pastos Grandes (Bolivia) ±1.000 km³
11 Kaldera Cerro Galan (Argentina) ±650 km³
12 Kaldera Aso (Kyushu, Jepang) ±600 km³
13 Kaldera Aira (Kyushu, Jepang) ±400 km³
14 Kaldera Kikai (Laut Timur Cina) ±400 km³

Selengkapnya ini detail 11 gunung berapi super  dengan letusan terbesar sepanjang masa:

1.Flat Landing Brook Formation, Kanada, Dengan perkiraan volume asli sekitar 12.000 km³ (2.900 mil³), Formasi Flat Landing Brook menggabungkan produk letusan gunung berapi super yang mungkin merupakan letusan gunung berapi super terbesar di era Paleozoikum atau periode Ordovisium Tengah. Sebagian besar batuan vulkanik terbentuk dalam jangka waktu kurang dari dua juta tahun. Wilayah breksi co-ignimbritik kasar di Formasi Flat Landing Brook (piroklastik Grants Lake) ditafsirkan mewakili pengisian kaldera besar dengan radius sekitar 80 km (50 mil).


2.Kaldera La Garita, Amerika Serikat, Kaldera Garita adalah kaldera supervulkanik besar di ladang vulkanik San Juan di Pegunungan San Juan dekat kota Creede di barat daya Colorado, Amerika Serikat. Letusan yang menciptakan Kaldera La Garita adalah salah satu letusan gunung berapi terbesar yang diketahui dalam sejarah bumi.

Kaldera La Garita (maps.google.com)

Kaldera La Garita adalah salah satu dari sejumlah kaldera yang terbentuk selama letusan besar ignimbrite (endapan dari aliran piroklastik) di Colorado, Utah dan Nevada dari 40–18 juta tahun yang lalu, dan merupakan lokasi letusan besar sekitar 28,01±0,04 juta tahun yang lalu, selama Zaman Oligosen.

Skala vulkanisme La Garita adalah yang terbesar kedua pada Era Kenozoikum. Aliran abu yang dihasilkan oleh gunung berapi tersebut, terutama “Fish Canyon Tuff” memiliki volume sekitar 5.000 km³ (1.200 mil³), menjadikannya berada diperingkat Indeks Ledakan Vulkanik (VEI)  sebesar 8. 


3.Danau Toba, Indonesia, Danau Toba merupakan kaldera besar sisa gunung berapi super di dalam kompleks kaldera Toba di Sumatera Utara. Kompleks ini terdiri dari empat kawah gunung berapi yang tumpang tindih dan berbatasan dengan “bagian depan vulkanik” Sumatra. Meliputi area seluas 100 x 30 km, ini adalah kaldera kuarter terbesar di dunia, dan kaldera keempat dan termuda.

Kaldera Toba (depositphotos.com)

Letusan besar terakhir ini terjadi sekitar 75.000±900 tahun yang lalu dan diperkirakan memiliki VEI= 8, menjadikannya letusan gunung berapi eksplosif terbesar yang diketahui dalam 25 juta tahun terakhir. Diperkirakan 2.800 km³ material piroklastik setara batuan padat, yang dikenal sebagai tufa Toba termuda, terlepas. Setelah letusan, kubah yang bangkit kembali terbentuk di dalam kaldera baru yang berisi air sehingga terciptalah Danau Toba.

4.Kaldera Yellowstone, Kaldera Yellowstone adalah kaldera vulkanik dan gunung api super di Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat Bagian Barat, terkadang disebut sebagai Gunung Api Super Yellowstone. Kaldera dan sebagian besar taman terletak di sudut barat laut Wyoming.

Kaldera Yellowstone (inthefieldstories.net)

Vulkanisme di Yellowstone relatif baru, dengan kaldera yang tercipta selama letusan besar yang terletak di atas titik panas di bawah Dataran Tinggi Yellowstone.

Tiga letusan super terjadi 2,1 juta, 1,3 juta, dan sekitar 630.000 tahun yang lalu, masing-masing membentuk Kaldera Island Park, Kaldera Henry’s Fork, dan Kaldera Yellowstone. 

Supererupsi terbesar berikutnya membentuk Kaldera Yellowstone (~630.000 tahun yang lalu) menghasilkan Lava Creek Tuff. Kaldera Henry’s Fork (1,2 juta tahun yang lalu) menghasilkan Mesa Falls Tuff yang lebih kecil, namun merupakan satu-satunya kaldera dari hotspot Dataran Sungai Ular-Yellowstone yang terlihat jelas saat ini.


5.La Pacana, Chili, La Pacana adalah kaldera berumur Miosen di Wilayah Antofagasta, Chili utara. Bagian dari Zona Vulkanik Tengah Andes, merupakan bagian dari kompleks vulkanik Altiplano-Puna, sebuah kaldera utama dan ladang vulkanik ignimbrite silikat. 

 
Kaldera La Pacana (sunrise.maplogs.com)

La Pacana bersama dengan gunung berapi regional lainnya terbentuk oleh subduksi Lempeng Nazca di bawah Lempeng Amerika Selatan di Palung Peru-Chili. La Pacana bertanggung jawab atas letusan ignimbrite Atana raksasa, yang mencapai volume 2.451–3.500 km³(588–840 mil³) dan merupakan letusan eksplosif terbesar kelima yang pernah diketahui. Ignimbrite Atana meletus 3,8 ± 0,1 dan 4,2 ± 0,1 juta tahun yang lalu, hampir bersamaan dengan ignimbrite Toconao yang jauh lebih kecil dengan volume 180 km³ (43 mil³).


6.Kaldera Island Park, Kaldera Island Park melintasi perbatasan Idaho dan Wyoming di Amerika Serikat dan merupakan salah satu kaldera terbesar di dunia, dengan ukuran sekitar 80 kali 65 km.

Kaldera Island Park (rocdoctravel.com)

Hujan abu letusan merupakan sumber Huckleberry Ridge Tuff yang ditemukan dari California selatan hingga Sungai Mississippi dekat St. Louis. Letusan super seluas sekitar 2.500 km³ (600 mil³) ini terjadi 2,1 Ma (juta tahun lalu))

Kaldera Island Park kadang-kadang disebut sebagai Kaldera Yellowstone Fase Pertama atau Kaldera Huckleberry Ridge.

Supererupsi Kaldera Island Park (2,1 juta tahun lalu), yang menghasilkan Huckleberry Ridge Tuff, adalah yang terbesar dan menghasilkan abu 2.500 kali lebih banyak dibandingkan letusan Gunung St. Helens tahun 1980.


7.Cerro Guacha, Bolivia, Cerro Guacha adalah kaldera Miosen di Provinsi Sur Lípez di barat daya Bolivia. Bagian dari sistem vulkanik Andes, dianggap sebagai bagian dari Zona Vulkanik Pusat (CVZ), salah satu dari tiga busur vulkanik Andes dan kompleks vulkanik Altiplano-Puna (APVC) yang terkait. Cerro Guacha dan gunung berapi lain di wilayah tersebut terbentuk dari subduksi lempeng Nazca ke bawah lempeng Amerika Selatan. Di atas zona subduksi, kerak bumi termodifikasi secara kimia dan menghasilkan lelehan dalam jumlah besar yang membentuk sistem kaldera lokal APVC.

Cerro Guacha (findpenguins.com)

Dua ignimbrite utama, ignimbrite Guacha 5,6-5,8 jtl dengan volume 1.300 kilometer kubik (310 mil³) dan ignimbrite Tara 3,5-3,6 jtl dengan volume 800 kilometer kubik (190 mil³) telah meletus dari Cerro Guacha. Aktivitas yang lebih baru terjadi 1,7 juta tahun yang lalu dan membentuk ignimbrite yang lebih kecil dengan volume 10 km³ (2,4 mil³).

Kaldera yang lebih besar mempunyai dimensi 60 × 40 km (37 mil × 25 mil) dengan ketinggian tepi 5,250 km (3,26 mil). Aktivitas vulkanik yang berkepanjangan telah menghasilkan dua kaldera bertumpuk,sejumlah kubah lava dan aliran lava, serta sebuah kubah pusat yang bangkit kembali.


8.Kaldera Vilama, Bolivia-Argentina, Vilama adalah kaldera Miosen di Bolivia dan Argentina. Terletak di perbatasan antara kedua negara, wilayah ini merupakan bagian dari Zona Vulkanik Tengah, salah satu dari empat sabuk vulkanik di Andes. Vilama terpencil dan merupakan bagian dari kompleks vulkanik Altiplano-Puna, sebuah provinsi dengan kaldera besar dan ignimbrit (batuan vulkanik) terkait yang aktif sejak sekitar 8 juta tahun yang lalu, terkadang dalam bentuk gunung berapi super.


Kaldera Vilama (todojujuy.com)

Vilama adalah sumber ignimbrite Vilama yang sangat besar, yang terbentuk selama letusan dengan indeks eksplosifitas gunung berapi 8 sekitar 8,4–8,5 juta tahun yang lalu. Ignimbrite Vilama dalam jumlah besar berada di dalam cekungan kaldera, sedangkan bagian luar kaldera meliputi luas permukaan melebihi 4.000 kilometer persegi (1.500 mil persegi). Total volume ignimbrite adalah sekitar 1.200–1.800 kilometer kubik (290–430 mil³), mungkin sebanyak 2.100 km³ (500 mil³). Ignimbrite besar lainnya, ignimbrite Sifon, mungkin juga telah diletuskan oleh Vilama, sedangkan ignimbrite Granada kemudian dikaitkan dengan gunung berapi yang terpisah.


9.Danau Taupo, Selandia Baru, Danau Taupo yang terletak di Pulau Utara Selandia Baru adalah kaldera dari gunung berapi super riolitik besar yang disebut Gunung Berapi Taupo. Gunung Berapi Taupo merupakan bagian dari Zona Vulkanik Taupo, wilayah aktivitas gunung berapi yang membentang dari Ruapehu di Selatan, melalui wilayah Taupo dan Rotorua, hingga Pulau Putih di Teluk Plenty.

Danau Taupo (geonet.org.nz)

Peristiwa yang paling menonjol adalah letusan Oruanui sekitar 26.500 tahun yang lalu pada masa Pleistosen Akhir dengan VEI=8. Letusan ini merupakan salah satu letusan terbesar dalam sejarah dan menghasilkan sekitar 430 km³ (100 mil³) endapan piroklastik, 320 km³ (77 mil³) endapan arus kepadatan piroklastik (PDC) (kebanyakan ignimbrite) dan 420 km³ (100 mil³) material intrakaldera primer, setara dengan 530 km³ (130 mil³) magma, dengan total 1.170 km³ (280 mil³) dari total endapan.


10.Pastos Grandes, Bolivia, Pastos Grandes adalah nama sebuah kaldera atau danau kawah di Bolivia yang lebarnya sekitar 35 × 40 kilometer (22 mi × 25 mil) dan memiliki kedalaman maksimum 400 meter (1.300 kaki).

Kaldera ini merupakan bagian dari kompleks vulkanik Altiplano-Puna, sebuah ignimbrite besar yang merupakan bagian dari Zona Vulkanik Tengah Andes.

Pasto Grande flickr.com

Pastos Grandes telah meletuskan sejumlah ignimbrite sepanjang sejarahnya, beberapa di antaranya melebihi volume 1.000 km³ (240 mil³). Setelah fase ignimbrite, kubah lava kompleks Cerro Chascon-Runtu Jarita meletus di dekat kaldera dan di sepanjang patahan.


11.Cerro Galan, Argentina, Cerro Galán adalah sebuah kaldera di Provinsi Catamarca, Argentina. Ini adalah salah satu kaldera terbuka terbesar di dunia dan merupakan bagian dari Zona Vulkanik Tengah di Andes.

Cerro Galan (flickr. com)

Aktivitas vulkanik di Galán merupakan akibat tidak langsung dari subduksi Lempeng Nazca ke bawah Lempeng Amerika Selatan.

Kaldera ini aktif antara 5,6 dan 4,51 Ma dengan letusan terbesar terjadi 2,08 ± 0,02 Ma menghasilkan endapan seluas 1.050 km³.

Ngeri ya? Bahkan Tambora dan Krakatau yang letusannya membuat tahun tanpa musim kemarau saja tidak masuk dalam daftar ini. 

Ada yang mau menambahkan? 

Tulisan terkait :


  • Foto-foto dari Google maps dan flickr
  • Kredit milik fotografernya 




#gunungberapisuper
#supervolcano #vulkanosuper
#letusangunungberapiterbesar
#gunungmeletusterbesar

Fenomena astronomi 2024

Awal tahun kemarin beruntung sempat melihat meteor shower (hujan meteor) Quadrantid. 

Komet C/2024 A3

Tahun 2024 menjadi momen istimewa astrofotografi karena ada beberapa fenomena astronomi langka. 

komet setan (devil's comet))

Beberapa momen istimewa  ditahun 2024 ini adalah:

1. Puncak hujan meteor Quadrantid (3-4 Januari). Hujan meteor tahunan ini dimulai pada 28 Desember 2023 hingga 12 Januari 2024, sedang puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada 3-4 Januari 2024. Fenomena ini terjadi ketika Bumi melewati wilayah puing-puing atau debu dari benda luar angkasa yang tertinggal, Kali ini Bumi melewati puing-puing sisa asteroid 2003 EH1.

2. Bulan purnama Serigala - Wolf moon (25 Januari). Terjadi pada 25 Januari 2024, Bulan purnama ini menjadi yang pertama pada 2024. Disebut dengan purnama serigala karena penduduk asli Amerika pada purnama pertama mendengar serigala melolong kelaparan.

3. Bulan purnama Salju - Snow Moon (24 Februari). Pada fase purnama kedua tahun 2024 ini, bulan akan tampak lebih kecil dan kurang cerah. Pasalnya, bulan berada pada salah satu titik terjauhnya dari Bumi dan dikenal sebagai bulan mikro. Julukan bulan purnama ini, karena jatuh pada Februari, bulan dingin dengan banyak salju di belahan utara bumi.

4. Gerhana bulan penumbra (25 Maret). Gerhana Bulan penumbra yang terjadi pada 25 Maret 2024. Gerhana Bulan penumbra sendiri terjadi ketika sebagian cahaya Matahari yang menuju Bulan terhalang Bumi. Bulan purnama pada fase gerhana ini disebut juga sebagai Purnama Cacing (Worm moon). 

5. Gerhana matahari total (8 April). Puncak gerhana matahari yang terjadi pada 8 April 2024 ini diperkirakan akan berlangsung kurang dari 10 menit.Gerhana Matahari terjadi dikarenakan Bulan akan sepenuhnya menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bumi.

6. Komet Setan atau komet 12/P Pons-Brooks terlihat dilangit pada 12 April 2024. Dinamai komet setan demikian karena komet raksasa tersebut memiliki dua tanduk di pucuknya yang terbuat dari gas dan es. Disebut juga komet kriovolkanik karena ada letusan vulkanik dingin yang menyebabkan komet ini terlihat hijau dan kehilangan tanduk ikoniknya. 

7. Puncak hujan meteor Lyrid (21-22 April). Hujan meteor Lyrid terjadi mulai 16-25 April setiap tahunnya. Tahun ini, puncak fenomena tersebut terjadi pada 21-22 April 2024. Fenomena ini terjadi saat Bumi melintasi puing-puing luar angkasa dari komet C/1861 G1 Thatcher.

8. Bulan purnama Merah muda - Pink Moon (23 April). Nama dari bulan purnama ini dikarenakan pada bulan April, biasanya bertepatan dengan tumbuhnya bunga pertama di musim semi, banyak dataran berwarna merah muda. 

9. Puncak hujan meteor Eta Aquarid (5-6 Mei). Eta Aquarids biasanya terlihat sekitar 60 meteor per jam, tetapi pemandangan terbaik adalah dari belahan Bumi selatan. Pada 2024, pemandangan fenomena ini akan lebih baik dibandingkan beberapa tahun sebelumnya karena minimnya cahaya bulan.

10. Bulan purnama Bunga - Flower Moon (23 Mei). Flower Moon menjadi bulan purnama terakhir di musim semi dan terjadi pada 23 Mei 2024. Disebut "Flower Moon", karena penduduk asli Amerika mencatat bahwa bunga akan melimpah selama akhir musim semi.

11. Komet 12P/Pons-Brooks akan terlihat dengan mata telanjang pada 2 Juni.

12. 6 planet sejajar


Fenomena parade planet akan terjadi pada tanggal 3 dan 4 Juni 2024. Peristiwa ini merupakan salah satu fenomena astronomi yang cukup langka terjadi, yakni ketika enam planet di tata surya tampak berjajar

13. Bulan purnama Stroberi  - Strawberry Moon  (21 Juni). Bulan purnama Stroberi (Strawberry Moon) akan tampak indah pada 21 Juni 2024 malam. Dinamai Purnama Stroberi karena di bulan Juni adalah musim puncak stroberi.

14. Komet 13P/Olbers mulai terlihat pada 30 Juni. 

15. Bulan purnama Rusa Jantan - Buck Moon  (21 Juli). Bulan purnama yang mendapat julukan Purnama Rusa Jantan (Buck Moon) ini akan mencapai puncaknya pada pagi hari 21 Juli.. Almanak petani mengatakan, Bulan purnama ini biasanya juga disebut Purnama petir (Thunder Moon) atau Hay Moon. Ini adalah bulan purnama reguler terakhir sebelum empat fenomena supermoon.

16. Puncak hujan meteor Delta Aquariid Selatan (30 Juli). Hujan meteor yang terjadi pada 21 Juli-23 Agustus 2024 ini berasal dari Marsden dan Kracht. pengamat dapat melihat lebih dari 20 meteor per jam pada fase puncak 30 Juli 2024.

Mars dan Jupiter diperkirakan akan muncul dekat bulan dan terlihat sepanjang malam.

17. Puncak hujan meteor Perseid (12-13 Agustus). Puncak hujan meteor Perseid berlangsung dari 12 Agustus 2024 malam hingga 13 Agustus 2024 pagi. Hujan meteor ini terjasi ketika Bumi melintasi puing-puing yang tertinggal dari Komet Swift-Tuttle. Pengamat dapat melihat hingga 100 meteor per jam saat puncak hujan meteor Perseid ini. 

18. Supermoon Purnama Sturgeon (20 Agustus). Julukan Purnama Sturgeon ini berasal dari ikan sturgeon putih di Amerika Latin yang lebih mudah ditangkap pada masa ini. Supermoon adalah fenomena Bulan purnama yang berada di posisi perigee atau titik terdekat dengan Bumi. Saat supermoon, bulan akan tampak lebih terang dan lebih besar dari bulan rata-rata.

19. Gerhana bulan sebagian (18 Agustus). Gerhana Bulan sebagian terjadi karena sebagian penampang Bulan tertutupi oleh Bumi dari cahaya Matahari. Peristiwa ini akan dimulai tepat setelah jam 10 malam ketika Bulan melewati bayangan Bumi.

19. Supermoon Harvest Moon - Purnama Panen (18 September). Supermoon kedua tahun ini yang disebut sebagai Purnama panen akan terjadi pada 27 September 2024. Akhir bulan September dan Oktober biasanya menjadi bulan tersibuk bagi para petani yang berada di wilayah empat musim karena tanaman dipanen sebelum cuaca dingin tiba. Oleh karena itu, supermoon kali ini juga disebut sebagai "Purnama panen.

20. Gerhana matahari cincin (2 Oktober). Pada 2 Oktober 2024, akan ada fenomena gerhana Matahari cincin yang terjadi ketika Bumi, Bulan dan Matahari berada di satu garis. Akibatnya, cahaya Matahari akan tertutupi oleh Bulan dan Bumi menjadi gelap. Terlihat di Samudera Pasifik sebelah selatan, Chili dan Argentina bagian selatan. 

21. Puncak hujan meteor Draconid (8 Oktober). Hujan meteor Draconid terjadi mulai 6 hingga 10 Oktober 2024, dengan waktu puncaknya pada malam tanggal 8 Oktober 2024. Hujan meteor ini berasal dari puing-puing luar angkasa yang ditinggalkan oleh komet kecil 21P/Giacobini-Zinner. Komet kecil biasanya hanya menghasilkan sekitar beberapa meteor per jam, dibandingkan peristiwa yang lebih aktif yang dapat memicu 100 meteor atau lebih.

22. Komet C/2023 A3 atau komet Tsuchinshan-ATLAS terlihat jelas dengan mata telanjang pada bulan September hingga  Oktober. Komet ini ditemukan oleh Observatorium Pegunungan Ungu di China dan Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Afrika Selatan pada Januari Februari 2023.

23. Supermoon Purnama Pemburu - Hunter's Moon (17 Oktober). Supermoon ketiga pada tahun ini akan terjadi pada malam hari 16-17 Oktober atau malam 17-18 Oktober. Fenomena supermoon ini terjadi ketika bulan akan berada paling dekat dengan Bumi, membuatnya tampak seperti raksasa di langit musim gugur.

24. Puncak hujan meteor Orionid (21-22 Oktober). Hujan meteor Orionid berlangsung dari 2 Oktober hingga 7 November 2024. Puncak dari hujan meteor ini terjadi pada 21-22 Oktober 2024. Beberapa orang menganggap Orionid sangat istimewa karena meteor tersebut sebenarnya adalah bagian dari komet 1P/Halley yang hanya melewati Bumi setiap 75-76 tahun sekali.

25. Komet C/2024 S1 akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 24 Oktober, yakni dalam jarak 131,6 juta kilometer. Puncak kecerahannya terlihat hingga 28 Oktober dan terlihat di langit selatan.

26. Supermoon Beaver Moon - Purnama Berang-berang (15 November). Karena jaraknya yang sangat dekat, Bulan purnama ini akan tampak sebagai salah satu bulan paling terang dan terbesar tahun ini. Beberapa orang percaya bahwa julukan supermoon ini berasal dari perangkap yang dibuat oleh penduduk asli Amerika yang melihat  berang-berang yang membangun bendungan musim dingin sebelum saluran air membeku.

27. Komet 333P/Linear terlihat pada 29 November.

28. Hujan meteor Geminid (13-14 Desember). Hujan meteor yang berasal dari asteroid 3200 Phaethon berlangsung pada 4-17 Desember 2024. Puncak dari hujan meteor ini akan terjadi mulai pada 13-14 Desember yang bisa diamati dari seluruh dunia. Pada puncaknya, hujan meteor Geminid ini menghasilkan sekitar 120 meteor per jam.

29. Supermoon Purnama Dingin - Cold Moon (15 Desember). Pemandangan astronomi terakhir yang terlihat di langit tahun ini adalah supermoon purnama dingin. Julukan ini berkaitan dengan cuaca dingin dan datangnya musim dingin di belahan Bumi utara.


Tulisan terkait :




foto milik livescience.com

sumber:

https://www.highpointscientific.com/astronomy-hub/post/night-sky-news/2024-astronomical-calendar

#kalenderpetani #farmeralmanac2024

#fenomenaastronomi

#astrophotography

Volcanic Explosivity Index (VEI) adalah skala numerik yang mengukur ukuran relatif ledakan dari letusan gunung berapi. 

VEI memiliki skala 1 hingga 8 berdasarkan kekuatan letusan vulkanis yang terjadi

VEI dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S. Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan Gunung berapi. 


Letusan atau ledakan terbesar vulkano atau gunung berapi di Indonesia dengan Indeks Letusan Vulkanis atau Volcanic Explosivity Index (VEI) untuk pengukuran relatif dari besarnya adalah:

  • Gunung Kelud tahun 1586 (VEI=4)
  • Gunung Merapi tahun 1930 (VEI=4)
  • Gunung Galunggung Juli 1822 (VEI=5)
  • Gunung Agung 18 Februari 1963 (VEI=5) 
  • Gunung Krakatau 26-27 Agustus 1883 (VEI=6) 
  • Gunung Maninjau 52.000 tahun yang lalu (VEI=7) 
  • Gunung Tambora April 1815 (VEI=7)
  • Gunung Toba 73.000 tahun yang lalu (VEI=8) 


Tulisan terkait :



Gambar milik gettyimages kredit milik fotografernya 


Terimakasih sudah berkomentar