Tampilkan postingan dengan label idrek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label idrek. Tampilkan semua postingan

Desain pencahayaan atau lighting design bukan hanya soal menerangi ruangan, tapi juga menciptakan suasana, membentuk ruang, dan menyampaikan ekspresi artistik. Dunia desain pencahayaan memiliki tokoh-tokoh legendaris dan berpengaruh.

Para desainer pencahayaan atau lighting designer berikut ini diurut menurut era ala Charles Jenks :

1. Pelopor Awal & Era Fungsionalisme (1920-1950-an). Era ini ditandai oleh pergeseran dari dekorasi murni ke fungsi. Cahaya mulai dipandang sebagai elemen teknis yang dapat dibentuk untuk kebutuhan manusia, lampu bukan sekadar tempat memasang bohlam. 

Poul Henningsen (1894-1967) Denmark. Master dalam membentuk cahaya anti-silau. Seri PH Lamp-nya (seperti PH Artichoke dan PH 5) untuk Louis Poulsen, dirancang untuk meminimalkan silau dan menghasilkan cahaya lembut. 

Konsepsinya memadukan fungsi optik dengan estetika Skandinavia. Dengan filosofi “form meets function”,  lampunya dirancang untuk menghasilkan cahaya lembut dan tidak menyilaukan. 


George Carwardine (1887-1948) Inggris. Seorang insinyur otomotif yang menciptakan prototipe lampu kerja paling ikonik: Anglepoise Lamp (1932) Lampu ini menjadi ikon desain industri dan bahkan menginspirasi karakter Pixar yang terkenal.

Desainnya yang menggunakan pegas untuk keseimbangan sempurna menjadi standar emas untuk lampu kerja (task lamp) di seluruh dunia. 

Serge Mouille (1922-1988) Prancis.  Karyanya yang seperti patung kinetik dengan lengan-lengan ramping dan kap lampu hitam adalah respons artistik terhadap kebutuhan fungsional.

Memadukan fungsi dengan siluet skulptural, sangat berpengaruh di Prancis.


Isamu Noguchi (1904-1988) Jepang/AS, Seniman patung yang menciptakan lampu "Akari" dari kertas washi dan bambu.

Karyanya memadukan tradisi Jepang dengan modernisme organik, menjadikan lampu sebagai karya seni.


2. Era Mid-Century Modern (1950-1970-an), Ledakan optimisme pasca-perang, material baru (plastik, fiberglass), dan bentuk-bentuk organik maupun geometris yang bersih mendominasi era ini. Lampu menjadi bagian tak terpisahkan dari konsep interior modern.

George Nelson (1908-1986) Amerika. "Bubble Lamp" dan "Saucer Lamp" adalah contoh cemerlang penggunaan material industri (plastik semprot) untuk menciptakan objek yang ringan, puitis, dan terjangkau.


Gino Sarfatti (1912-1985) Italia. Pendiri "Arteluce" dan pelopor penggunaan lampu halogen. Sering bereksperimen dengan modul multi-lengan seperti karya ikonik "Sputnik".

Dia memperkenalkan material baru dan bereksperimen dengan segala bentuk, dari lampu gantung multi-lengan yang rumit hingga desain minimalis. Model 2097 Chandelier-nya tetap relevan hingga kini.


Achille Castiglioni (1918-2002), Italia. Salah satu desainer Italia paling cerdas dan berpengaruh. yang menciptakan Arco Floor, lampu lantai dengan lengkungan dramatis dan alas marmer. Lampu Arco (1962) yang ikonik memecahkan masalah pencahayaan di atas meja makan tanpa perlu melubangi langit-langit.

Filosofinya: desain harus menyelesaikan masalah yang belum disadari oleh pengguna.


Arne Jacobsen (1902-1971), Denmark. Arsitek dan desainer total. AJ Lamp (1957) yang ia rancang untuk SAS Royal Hotel Copenhagen memiliki profil asimetris yang khas dan dirancang untuk memfokuskan cahaya dengan sempurna.

Gaya minimalis dan elegan, sangat berpengaruh dalam desain Skandinavia


Emil Stejnar (1939-..), Austria. Dikenal dengan lampu gantung "Sputnik" dan "Snowflake" (seperti Dandelion Chandelier) yang terinspirasi dari bentuk alam dan era antariksa (Space Age). 

Karyanya menangkap kemewahan dan optimisme tahun 50-an dan 60-an. Karyanya dipengaruhi oleh astrologi dan mistisisme, serta latar belakangnya sebagai pembuat perhiasan.


Verner Panton (1926-1998), Denmark. Sezaman dengan Jacobsen tetapi jauh lebih eksperimental dan "pop". 

Ia terkenal dengan penggunaan warna-warna cerah dan bentuk-bentuk futuristik seperti pada VP Globe dan FlowerPot Lamp. Ia masuk dalam Era Mid-Century Modern dengan gaya yang sangat khas.


3. Era Eksperimen & Puisi Cahaya (1970-1990-an). Era ini ditandai oleh dua gerakan: satu sisi adalah eksplorasi teknologi baru seperti halogen, dan sisi lain adalah pemberontakan terhadap modernisme yang kaku, melahirkan desain yang lebih puitis, artistik, dan terkadang humoris.

Gaetano Sciolari (1927-1994) Italia, desainnya mendefinisikan kemewahan era 70-an. Ia menggabungkan garis-garis geometris dan futuristik dengan material klasik seperti kuningan dan krom, menciptakan chandelier yang sculptural futuristik yang terinspirasi dari satelit dan arsitektur brutalist dan glamor yang banyak tampil di film dan interior mewah 70-80-an. 

Karyanya memadukan geometri bertingkat dan logam berkilau


Ingo Maurer (1932-2019) Jerman, Sang "Penyair Cahaya". Ia melampaui fungsi untuk menyentuh emosi. Karyanya seperti Lucellino (bola lampu bersayap bulu), Bulb, dan Zettel'z (lampu gantung dari kertas) adalah seni instalasi yang bisa digunakan di rumah dan menantang batas fungsi dan estetika. 

Ia sering menggunakan bahan tak lazim seperti piring pecah atau kertas dalam instalasi lampunya


Richard Sapper (1932-2015) Jerman/Italia, Seorang jenius teknik dan desain. Tizio Lamp (1972) untuk Artemide adalah sebuah keajaiban keseimbangan dan konduktivitas listrik tanpa kabel yang terlihat, menjadi ikon di Era Eksperimen.



4. Era Postmodern & Memphis (1980-an), Sebagai sub-era dari eksperimen, gerakan ini secara sadar menolak aturan "form follows function". Mereka menggunakan warna-warna berani, bentuk asimetris, dan material tak terduga untuk menciptakan objek yang provokatif dan penuh karakter.

Ettore Sottsass (1917-2007) Italia, Pendiri Memphis Group, sebuah desain kolektif yang mengguncang dunia pada tahun 80-an. Lampunya, seperti Tahiti Lamp, adalah contoh sempurna dari gaya ini: anti-konvensional, penuh warna, dan lebih mirip patung mainan daripada alat penerangan. Merancang lampu seperti Callimaco dan Pausania untuk Artemide.

Filosofinya: desain harus menyentuh sisi emosional dan spiritual manusia


5. Era Avant-Garde Kontemporer (1990-Sekarang), Era ini didorong oleh kemajuan teknologi LED, keberlanjutan (sustainability), dan kaburnya batas antara desain, seni, dan sains. Desain menjadi lebih minimalis, konseptual, dan sering kali interaktif.

Philippe Starck (1949-..) Prancis, Superstar desain yang karyanya ada di mana-mana sejak akhir 80-an. Lampu Miss Sissi (1991) untuk Flos mendemokratisasi desain berkualitas.

Sementara karyanya yang lain sering kali provokatif dan cerdas. Ia menjembatani Era Postmodern dan Kontemporer.


Tom Dixon (1959-...) Inggris, Menggabungkan eksperimen material (tembaga, kuningan, resin) dengan bentuk pahat industrial. Karya seperti "Beat Light" menjadi ikon desain modern.


Michael Anastassiades (1967-...) Siprus/Inggris, Karyanya adalah masterclass dalam keseimbangan dan kesederhanaan geometris. Desainnya untuk Flos, seperti seri IC Lights, terasa seperti patung yang rapuh dan puitis.



Olafur Eliasson (1967-..) Islandia/Denmark, Lebih dari seorang desainer, Dia menggabungkan seni instalasi, sains, dan cahaya, jadi karyanyua berada di skala instalasi besar seperti  "The Weather Project" di Tate Modern. 

Dia adalah seniman yang menggunakan cahaya sebagai medium utamanya untuk mengeksplorasi persepsi dan fenomena alam. 

Ada yang mau menambahkan? 


Tulisan terkait :








Hari ini genap 27 tahun, sejak 18 Agustus 1998 kami mulai bekerja di manufaktur mebel kayu jati, baik mebel ruang dalam dan ruang luar (outdoor furniture). 
Jati, adalah salah satu bahan utama furniture yang paling mahal dan paling dicari di dunia. 
Di Indonesia, jati memiliki nilai budaya, khususnya di Jawa, karena digunakan dalam bangunan adat, mebel klasik, dan ukiran tradisional, terutama di daerah seperti Jepara, Blora, Kudus, Semarang, Klaten dan Pasuruan yang terkenal sebagai sentra kerajinan dan mebel jati.


Tidak hanya mahal dan paling dicari, kayu jati memiliki banyak sisi keunikan, ini diantaranya:

Botani dan Ekologi
1. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (bahasa Malayalam) di Kerala, India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis. 
2. Pohon jati dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. 
3. Menurut sejumlah ahli botani, jati merupakan spesies asli di Burma, yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa. Kini dikembangkan di Afrika tropis, Amerika tengah, Australia, Selandia Baru, Pasifik dan Taiwan.
4. Jati menggugurkan daun dimusim kemarau (Deciduous gugur daun). 
5. Iklim yang cocok adalah yang mengalami  musim kering tidak panjang, dengan curah hujan antara 1200–3000 mm pertahun dengan intensitas cahaya yang tinggi sepanjang tahun. Ketinggian tempat yang optimal antara 0 – 700 m dpl; meski jati bisa tumbuh hingga 1300 m dpl.
6. Tumbuh di tanah agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P) serta tidak tahan tergenang air.
Pohon dan biji Jati

7. Pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (kurang dari 50%) membuat proses propagasi secara alami sulit, sehingga tak banyak untuk menutupi permintaan atas kayu jati, 
8. Jati Unggul Solomon (JUS) dan Jati Plus Perhutani (JPP) adalah hasil kloning dan masih termasuk dalam spesies Tectona grandis. Sedang jati emas (Tectona cordia subcordata) secara ilmiah berbeda genus dan famili. Ia berasal dari famili Boraginaceae, bukan Lamiaceae seperti jati asli.

9. Jati dibudidayakan secara konvensional dengan biji. 
10. Kayu jati terbaik berasal dari pohon yang berumur lebih dari 80 tahun, bergaris lingkar besar, berbatang lurus dengan sedikit cabang. 
11. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak serangga, terutama oleh jenis-jenis lebah. 
12. Tegakan jati sering terlihat seperti hutan sejenis, yaitu hutan yang seakan-akan hanya dari satu jenis pohon. Ini terjadi di daerah beriklim muson yang kering dimana kebakaran mudah terjadi dan sebagian besar jenis pohon lain akan mati.
13. Jati termasuk spesies yang tahan kebakaran karena kulit kayunya tebal dengan buah jati berkulit tebal dan tempurung yang keras. Jika terbakar hingga suhu tertentu lembaga biji jati tidak rusak. 
14. Kerusakan tempurung biji jati akan memudahkan tunas jati untuk keluar pada saat musim hujan tiba. Jadi kebakaran hutan justru mengakibatkan proses pemurnian tegakan jati, dimana biji jati terdorong untuk berkecambah, pada saat jenis-jenis pohon lain mati. 
15. Guguran daun lebar dan rerantingan jati yang menutupi tanah melapuk secara lambat, sehingga menyulitkan gulma untuk berkembang dan guguran itu juga menjadi bahan bakar yang dapat memicu kebakaran.
16. Hutan jati paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, mulai dari Kabupaten Jepara hingga Kabupaten Probolinggo, dari ketinggian 200 meter dpl seperti di Besuki hingga 650 meter dpl. 
17.  Hutan jati terluas di Indonesia berada di Kabupaten Blora, Grobogan, dan Pati, dengan luas mencapai sekitar 1.000.534 hektare, atau sekitar 67% dari total hutan produksi di Jawa. Ini menjadikan Jawa sebagai pusat utama persebaran dan pengelolaan hutan jati di Indonesia. 
18. Jati Jawa dengan mutu terbaik dihasilkan di daerah tanah perkapuran Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
19. Hampir setengah wilayah Kabupaten Blora adalah kawasan hutan. 
20. Sekitar 76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa berupa hutan produksi, yaitu kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu). Kurang dari 24% dikukuhkan sebagai hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam.



Sejarah, Ekonomi dan Budaya 
21. Menurut T. Altona, penanaman jati pertama kali dilakukan oleh orang Hindu yang datang ke Jawa. Pendapat ini diperkuat oleh seorang ahli botani, Charceus yang mengatakan bahwa jati di Pulau Jawa berasal dari India yang dibawa sejak tahun 1500 SM hingga abad ke-7 Masehi. Kontroversi ini kemudian terjawab dengan penelitian marker genetik menggunakan teknik isoenzyme/pengujian variasi isozyme yang dilakukan oleh Kertadikara pada tahun 1994. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa jati yang tumbuh di Indonesia (Jawa) merupakan jenis asli. 
22. Jati di Jawa telah berevolusi sejak ratusan ribu tahun yang silam (Mahfudz dkk., t.t. ). Jati ini mengalami mekanisme adaptasi khusus sesuai dengan keadaan iklim dan edaphis yang berkembang ratusan ribu tahun sejak zaman quarternary dan pleistocene di Asia Tenggara. 
23. Kayu jati Jawa telah dimanfaatkan sejak zaman kerajaan Majapahit, untuk membangun rumah dan alat pertanian. Pada masa perang dunia kedua, jati di Jawa digunakan untuk membuat kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. 


24. Beberapa daerah di pantai utara Jawa pernah menjadi pusat galangan kapal, seperti Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan. Galangan kapal terbesar dan paling terkenal berada di Jepara dan Rembang, hal ini dicatat oleh petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16.
25. VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie - Kompeni Hindia Timur Belanda) sangat tertarik kepada “emas hijau” ini, sehingga mendirikan loji pertama mereka di di Jepara pada 1651 dan berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya. Perdagangan jati dianggap lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia yang saat itu sedang mencapai puncak keemasannya. 
26. VOC membawa gelondongan jati Jawa ke Amsterdam dan Rotterdam. Kedua kota pelabuhan terakhir ini pun berkembang menjadi pusat-pusat industri kapal kelas dunia.
27. Raffles pada 1817 mencatat jika Jati hanya tumbuh subur di Jawa dan sejumlah pulau kecil di sebelah timurnya, yaitu Madura, Bali, dan Sumbawa. Sedang Heyne mencatat Jati di Sulawesi, hanya ada 7.000 ha di Pulau Muna dan 1.000 ha di pedalaman Pulau Butung di Sulawesi Tenggara. Analisis DNA mutakhir memperlihatkan bahwa jati di Sulawesi Tenggara merupakan cabang keturunan jati Jawa. 
28. Pascakemerdekaan, jati Jawa masih sangat menguntungkan. Produksi jati selama periode 1984-1988 mencapai 800.000 m3/tahun. Ekspor kayu gelondongan jati pada 1989 mencapai 46.000 m3, dengan harga jual dasar 640 USD/m3. 
29. Pada 1990, ekspor gelondongan jati dilarang oleh pemerintah. Perhutani mencatat bahwa 80% pendapatan mereka dari penjualan semua jenis kayu pada 1999 berasal dari penjualan gelondongan jati di dalam negeri. 
30. Pada masa yang sama, sekitar 89% pendapatan Perhutani dari ekspor produk-produk jati, terutama yang berbentuk garden furniture (outdoor furniture) atau mebel ruang luar. 
31. Sekitar 70% kebutuhan jati dunia dipasok oleh Myanmar (Burma), Sisa kebutuhan itu dipasok oleh India, Thailand, Jawa, Srilangka, dan Vietnam. Pasokan dunia dari hutan jati alami satu-satunya berasal dari Burma. 
32. Jati dikembangkan sebagai hutan tanaman di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909).
33. Produk-produk ekspor yang disebut berbahan Java teak (Jati Jawa, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur) sangat terkenal dan diburu oleh para kolektor dari luar negeri. 
34. Dalam klasifikasi perdagangan, kayu jati dibagi menjadi beberapa kelas. Kayu jati kelas satu ditandai dengan warna coklat keemasan yang seragam, lurus dan bahkan berbutir dengan sedikit pemasaran. Kayu kelas dua kurang berbutir lurus, agak lebih keras dan lebih gelap warnanya dan umumnya dengan garis bergelombang lebar yang lebih gelap. Kayu jati kelas tiga memiliki serat lebih dekat dan umumnya berwarna abu-abu seragam. Umumnya kayu jati perkebunan dianggap memiliki kualitas lebih rendah dan dijual sebagai kayu kelas empat 


35. Daun jati dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan seperti nasi dan tempe karena aroma khasnya dan tahan minyak, contohnya adalah nasi Jamblang, Cirebon. Daun jati juga digunakan untuk pengobatan tradisional, Air rebusannya dipakai sebagai obat cuci luka, antiseptik. obat sariawan dan obat batuk tradisional. Orang Lamongan menyeduh tumbukan daun mudanya. Warga Madura meminum seduhan campuran asam jawa dan tumbukan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit kolera. Daun jati mengandung zat pewarna merah-coklat yang digunakan sebagai pewarna kain dan makanan oleh masyarakat Pulau Bawean.
36. Kulit batang dipakai untuk obat penyakit kulit, luka luar,  untuk melemaskan otot dan tonikum herbal. 
37. Akarnya diramu sebagai peluruh urin (diuretik) dan penawar racun ringan. Akar jati digunakan sebagai penghasil pewarna kuning dan kuning coklat alami untuk barang anyaman masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan.
38. Bunga jati atau ekstrak bunga digunakan sebagai antiinflamasi, penurun demam dan obat pencahar pada pengobatan Ayurveda di India selatan. Di beberapa wilayah Asia Selatan, bunga jati dijadikan campuran teh herbal atau rebusan ringan. 
39. Buah Jati dalam pengobatan herbal India digunakan untuk mengatasi sembelit, cacingan dan sebagai pembersih darah. 
40. Biji yang mengandung sedikit minyak, diekstraksi untuk minyak urut tradisional.
41. Kayu jati mengandung minyak alami (tectoquinone) yang membuatnya licin, tidak mudah menyerap air, tahan pembusukan, dan memberi tampilan mengkilap alami meski tidak dipernis.
42. Erosi tanah akan lebih besar terjadi jika hutan jati berbentuk hutan homogen. Di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang gersang dan rusak parah sebelum 1978, berhasil diselamatkan dengan pola penanaman campuran jati dan jenis-jenis lain ini. Dalam selang waktu hampir 30 tahun, lebih dari 60% lahan rusak dapat diubah menjadi lahan yang produktif. Penanaman jati di kebun dan pekarangan dicampur dengan mahoni (Swietenia mahogany), akasia (Acacia villosa), dan sonokeling (Dalbergia latifolia). 
43.Di Gunung Kidul ada arboretum Jati; hutan buatan dengan koleksi 32 jenis pohon jati yang tumbuh di seluruh Indonesia. 
44.Ada juga Puslitbang Cepu yang mengembangkan bibit jati unggul yang dikenal sebagai JPP (Jati Plus Perhutani). Pengunjung boleh membeli sapihan jati dan menanamnya sendiri di sini. Pengelola kemudian akan merawat dan menamai pohon itu sesuai dengan nama pengunjung bersangkutan.
45.Museum hidup dari pepohonan jati yang berusia lebih dari seabad ada di Monumen Gubug Payung di Cepu, Blora, Jawa Tengah dengan rata-rata tinggi di atas 39 meter dan berdiameter rata-rata 89 sentimeter. 
46.Lokomotif uap di museum kereta api Ambarawa menggunakan ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau biomassa kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi.

47. Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan antara lain : belalang jati ( Jawa : walang kayu) dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jawa: ungkrung). 
48. Banyak pesanggem (petani) memanfaatkan kulit pohon jati sebagai bahan dinding rumah.
49. Di sela-sela pepohonan jati, para petani menanam palawija dan memannen madu, sejumlah sumber makanan berkarbohidrat, dan obat-obatan.
50. Makanan pengganti nasi yang tumbuh di hutan jati adalah gadung (Dioscorea hispida) dan uwi (Dioscorea alata). Bahkan, iles-iles (Ammorphophallus) dikonsumsi saat paceklik. Tumbuhan obat-obatan tradisional seperti kencur (Alpina longa), kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan temu lawak (Curcuma longa) tumbuh di kawasan hutan ini.
51.Masyarakat desa hutan jati di Jawa juga biasa memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing. 


Teknologi Jati
52.Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya menurut PKKI,
Kelas kuat (PKKI): I (sangat kuat)
Kelas awet (PKKI) : I (sangat awet)
53. Kayu jati memiliki berat jenis 0,55 hingga 0,7 dan berbutir lurus atau bergelombang. 
54. Ketika tumbuh di daerah kering, teksturnya sangat kasar dan tidak merata. 
55. Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan diukir, sehingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. 
56. Pada studi Dendrokronologi atau studi Pola-pola lingkaran tahun pertumbuhan, Lingkaran kayu teras jati tampak jelas dan menghasilkan gambaran yang indah.
57. Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas. 
58. Jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang. 
59. Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga dan waktu mereka. 
60. Manual kelautan Inggris bahkan menyarankan untuk menghindari jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan. 
61. Jati Burma sedikit lebih kuat dibandingkan jati Jawa, namun permintaan jati Jawa menjadi primadona. Tekstur jati jawa lebih halus dan kayunya lebih kuat dibandingkan jati dari daerah lain. 
62. Sekitar 40 senyawa ekstraktif telah diisolasi dari kayu Jati. Tectoquinone pertama kali diisolasi oleh Romins (1887, 1888) dan dikarakterisasi sebagai 2-metil antrakuinon oleh Kafuku dan Sebe (1932). 
63. Tectoquinone atau tektoquinon (ß-metil antrakuinon), adalah senyawa kimia alami (quinone) yang termasuk golongan fitokimia dihasilkan oleh pohon jati sebagai bagian dari mekanisme pertahanan biologis terhadap hama, jamur, dan bakteri.  
64. Tingginya kandungan 2-methyl anthraquinone di gubal dan empulur menyebabkan jati tahan terhadap serangan rayap kayu (Cryptotermes brevis)
65. Komposisi ekstraktif jati cukup kompleks dan hampir semua antrakunion yang ditemukan dalam kayu efektif melawan rayap tetapi tidak efektif terhadap serangan jamur, namun, senyawa napthoquinone bersifat fungisida. 
66. Tectoquinone hanya terdapat pada jati asli, terutama dari pohon jati tua. Keberadaannya sulit ditiru oleh kayu lain, menjadikan jati mahal dan eksklusif. 
67. Jati dapat menyebabkan penyakit kulit karena mengandung Lapachol dan deoxylapachol yang membahayakan kulit walau dalam konsentrasi rendah. 

68. Tukang-tukang (dan insinyur) di Jawa kuno pada naskah-naskah seperti Kawruh Kalang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk):
  • Jati bang : Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
  • Jati lengo atau jati malam : kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (bahasa jawa : minyak=lengo, lilin=malam). 
  • Jati sungu : Hitam, padat dan berat (bahasa jawa: sungu, tanduk).
  • Jati werut : dengan kayu yang keras dan serat berombak. 
  • Jati kembang : Serat gelap dan jelas, estetis untuk ukiran
  • Jati doreng : berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
  • Jati kapur : kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet. 
69. Endapan minyak di dalam sel-sel kayu jati dapat menyebabkan awet dipakai di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
70. Kayu Jati digunakan pula dalam struktur bangunan, pelabuhan bahkan jembatan. 
71. Rumah-rumah tradisional joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir (gebyok)
72. Selain diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah (outdoor furniture), Jati diolah menjadi vinir (veneer) untuk melapisi muka kayu murah, plywood atau MDF sehingga tampak seperti kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. 
73. Tajuk jati rakus cahaya matahari dan cabang-cabangnya tidak bersentuhan. Perakaran jati juga tidak tahan bersaing dengan perakaran tanaman lain. Dengan demikian, serasah tanah cenderung tidak banyak. Tanpa banyak tutupan tumbuhan pada lantai hutan, lapisan tanah teratas lebih mudah terbawa oleh aliran air dan tiupan angin.


Ada yang mau menambahkan?

Tulisan terkait :

Special thanks to : VY Mulya | Manuggal Sentosa Intertrada | Sinarindo Megantara | Port Rush Indonesia - Kohler Interiors | ScanCom Indonesia - ScanCom | Mamagreen Pacific | 
  • Gambar ilustrasi dibuat di Dale3 via Bing Image Creator

Mobil listrik (BEV – Battery Electric Vehicle) adalah jenis mobil yang sepenuhnya menggunakan tenaga listrik dari baterai sebagai sumber energinya, tanpa mesin bensin atau diesel sama sekali. Motor listrik menggerakkan roda, dan baterainya bisa diisi ulang menggunakan listrik dari luar, biasanya melalui stasiun pengisian daya.

Sejarah mobil listrik (Battery Electric Vehicle / BEV) cukup panjang dan menarik, dimulai jauh sebelum mobil berbahan bakar bensin menjadi dominan. 

Light Year 0 ( Belanda) 

Berikut garis besar sejarahnya:

1. Awal Kemunculan (Akhir 1800-an)

  • 1830-an – 1880-an: Penemu dari berbagai negara mulai bereksperimen dengan kendaraan bertenaga listrik. Salah satu contoh awal adalah kendaraan listrik tiga roda buatan Robert Anderson (Skotlandia) pada 1830-an, walaupun masih sangat sederhana.
  • 1870–1890: Teknologi baterai mulai berkembang. Baterai isi ulang (lead-acid) ditemukan oleh Gaston Planté dan disempurnakan oleh Camille Faure, memungkinkan kendaraan listrik jadi lebih praktis.

2. Masa Keemasan Awal (1890-an – 1920-an)

  • Mobil listrik menjadi sangat populer, terutama di kota-kota besar seperti New York dan London.
  • Mobil listrik dikenal lebih nyaman, bersih, dan mudah dikendarai dibanding mobil bensin yang masih bising, bergetar, dan perlu engkol.
  • Pada tahun 1900, sekitar 1/3 dari semua kendaraan di AS adalah bertenaga listrik. 
  • Bahkan Thomas Edison bahkan bekerja sama dengan Henry Ford untuk mengembangkan baterai yang lebih baik.

3. Penurunan Popularitas (1920-an – 1970-an)

  • Penemuan starter elektrik (yang menghilangkan kebutuhan engkol manual) dan penurunan harga minyak membuat mobil bensin lebih menarik.
  • Produksi massal mobil Ford Model T membuat harga mobil bensin jauh lebih murah.
  • Infrastruktur pengisian daya belum memadai dan mobil listrik memiliki jangkauan terbatas.
  • Akhirnya, mobil listrik nyaris punah.

4. Kebangkitan Kembali (1970-an – 1990-an)

  • Krisis minyak tahun 1973 dan kekhawatiran lingkungan memicu minat baru terhadap kendaraan listrik.
  • Beberapa produsen (seperti General Motors dan Toyota) mulai bereksperimen dengan mobil listrik dan hibrida.
  • Namun, teknologi baterai belum cukup maju, sehingga daya jangkau dan performanya masih terbatas.

5. Era Modern (2000-an – Sekarang)

  • Tesla Motors (didirikan 2003) menjadi pionir dalam BEV modern. Tesla Roadster (2008) jadi mobil listrik pertama dengan jangkauan lebih dari 300 km.
  • Kemajuan teknologi baterai lithium-ion, regulasi emisi yang lebih ketat, dan kekhawatiran perubahan iklim membuat mobil listrik semakin menarik.
  • Produsen besar seperti Nissan (Leaf), Chevrolet (Bolt), BMW (i3) mega city vehicle mcv, dan lainnya ikut masuk pasar.
  • Infrastruktur pengisian terus berkembang, dan kini banyak negara mulai mendorong transisi ke kendaraan nol-emisi.

Masa Depan

  • Mobil listrik diprediksi akan menjadi dominan dalam beberapa dekade ke depan, dengan banyak negara merencanakan pelarangan penjualan mobil bensin/diesel baru mulai 2030–2040.
Tesla model 3 

Beberapa mobil listrik BEV (Battery Electric Vehicle) yang populer saat ini meliputi:

  • Tesla Model 3: Salah satu mobil listrik paling laris di dunia, dikenal karena performa dan teknologi canggihnya.
  • Hyundai Ioniq 5: Mobil futuristik dengan desain unik dan fitur pengisian daya cepat.
  • Wuling Air EV: Mobil listrik kompak yang sangat diminati di Indonesia karena harganya yang terjangkau.
  • BYD Atto 3: SUV listrik asal Tiongkok yang semakin populer di pasar global.
  • Nissan Leaf: Salah satu pelopor mobil listrik dengan jangkauan yang baik dan harga kompetitif.

Tesla Cybertruck 

Mobil BEV yang dianggap unik sering kali memiliki desain futuristik atau fitur inovatif. Beberapa contoh menarik:

  • BMW i3: Mobil ini memiliki desain yang sangat berbeda dengan material ringan seperti serat karbon dan interior ramah lingkungan.
  • Tesla Cybertruck: Dengan desain yang mirip kendaraan luar angkasa, Cybertruck benar-benar mencuri perhatian.
  • Aptera Solar EV: Mobil ini menggunakan tenaga surya sebagai sumber energi tambahan, dengan desain aerodinamis yang sangat efisien.
  • Lightyear 0: Mobil listrik yang juga memanfaatkan panel surya untuk meningkatkan jangkauan.
  • Wuling Air EV: Mobil mungil ini memiliki desain kompak yang sangat cocok untuk perkotaan.

Aptera solar 

Tulisan lain :


#sejarahmobillistrik #batteryelectricvehicle

Sedikit tentang Mobil Hidrogen

Mobil hidrogen FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) adalah mobil listrik yang menggunakan hidrogen sebagai sumber energi, bukan baterai besar seperti pada mobil listrik biasa BEV (Battery Electric Vehicle). 

Cara Kerja FCEV : 

1. Tangki Hidrogen, Mobil FCEV punya tangki hidrogen bertekanan tinggi (biasanya 700 bar). Hidrogen ini disimpan aman dan kuat di bawah mobil.

2. Masuk ke Fuel Cell Stack, Hidrogen dari tangki dialirkan ke fuel cell stack (tumpukan sel bahan bakar). Sementara itu, oksigen dari udara luar juga masuk lewat intake.

3. Reaksi Kimia (Elektrokimia) Terjadi, Di dalam fuel cell, hidrogen (H₂) bereaksi dengan oksigen (O₂) menggunakan elektroda dan membran khusus. Hasilnya: Listrik (untuk menggerakkan motor listrik) Uap Air (H₂O) → keluar lewat knalpot sebagai uap air, tidak ada emisi karbon

4. Motor Listrik Aktif, Listrik yang dihasilkan langsung digunakan untuk menggerakkan motor listrik di roda. Kadang juga disimpan sebentar di baterai kecil atau superkapasitor untuk bantu akselerasi cepat atau start awal.

5. Regenerative Braking, Saat rem diinjak, energi dari pengereman bisa dikembalikan dan disimpan ke baterai kecil itu.

Toyota Mirai

Model populer:

  1. Toyota Mirai Generasi pertama (2014), generasi kedua (2020)
  2. Hyundai Nexo  (2018)
  3. Honda Clarity Fuel Cell  (2021)
  4. BMW iX5 Hydrogen (2023)
  5. Mercedes-Benz GLC F-CELL (hanya di Eropa & terbatas)

Hyundai Nexo 

Sejarah mobil berbahan bakar hidrogen cukup panjang dan menarik, karena teknologi ini sudah dikembangkan sejak awal abad ke-19, tetapi baru mulai diaplikasikan secara serius dalam industri otomotif modern beberapa dekade terakhir.

Berikut adalah garis besar sejarahnya:

1. Awal Konsep (1800-an)

  • 1800 William Nicholson dan Anthony Carlisle menemukan cara memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen melalui elektrolisis.
  • 1839: Sir William Grove menciptakan fuel cell pertama, yang menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik dan air.
  • Teknologi ini disebut sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cell), dan menjadi dasar mobil hidrogen modern.

2. Perkembangan Awal (1950–1970-an)

  • NASA mulai menggunakan fuel cell dalam program luar angkasa, seperti dalam pesawat Apollo, karena efisiensi dan output energi tinggi dari sel bahan bakar.
  • Meskipun mahal, teknologi ini mulai menarik perhatian sebagai alternatif bahan bakar fosil.

3. Eksperimen Otomotif (1990-an)

  • Beberapa perusahaan otomotif seperti Daimler-Benz, Toyota, dan Honda mulai mengembangkan mobil hidrogen sebagai eksperimen atau prototipe.
  • 1993 Mazda menciptakan mobil prototipe RX-7 berbahan bakar hidrogen.
  • 1999 DaimlerChrysler memperkenalkan NECAR 4, salah satu mobil hidrogen pertama dengan bentuk mirip mobil konvensional.

4. Komersialisasi Awal (2000–2010)

  • 2002 Honda meluncurkan FCX mobil hidrogen pertama yang disewa kepada konsumen tertentu di Jepang dan AS.
  • Toyota dan General Motors juga mengembangkan mobil hidrogen skala terbatas.
  • Infrastruktur pengisian hidrogen masih sangat terbatas, menjadi tantangan utama.

5. Mobil Hidrogen Modern (2010-sekarang)

  • 2014 Toyota meluncurkan Mirai, mobil hidrogen komersial pertama dalam skala besar.
  • 2016 Honda meluncurkan Clarity Fuel Cell.
  • Hyundai meluncurkan NEXO,  SUV berbahan bakar hidrogen.
  • Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman mulai mengembangkan jaringan SPBU hidrogen.

Honda Clarity Xperiment Fuel Cell

Kelebihan dan Tantangan mobil hidrogen.

Kelebihan:

  • Emisi hanya berupa air.
  • Pengisian cepat seperti mobil bensin (3–5 menit).
  • Jarak tempuh tinggi.


Tantangan:

  • Biaya produksi dan infrastruktur tinggi.
  • Efisiensi lebih rendah dibanding BEV (mobil listrik baterai). Efisiensi sekitar 25–35% dari energi awal (karena proses konversi hidrogen). Bandingkan BEV yang berada dikisaran 70%.
  • Distribusi dan penyimpanan hidrogen yang kompleks.


Tulisan terkait :







Di Indonesia, mobil jenis MPV (Multi-Purpose Vehicle) mendominasi karena fungsinya yang pas untuk memuat keluarga dan sebagai taksi online, Namun di Jepang, ada satu jenis mobil mungil yang sangat populer disebut Mobil Kei. 

Istilah kei adalah pemendekan dari kei-jidōsha, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai kendaraan ringan, mobil supermini atau mobil mikro Jepang.

Suzuki Cappuccino

Kendaraan kecil di Jepang dengan mesin di bawah 660 cc, awalnya dirancang sebagai jawaban terhadap peraturan pajak dan asuransi pemerintah Jepang yang mengukur tingkat emisi dari kendaraan tersebut. Selain itu, kehadiran Kei Car merupakan sebuah solusi bagi para pemilik mobil di Jepang yang wajib memiliki sertifikat lahan parkir. Mobil Kei ini irit bahan bakar, pajak rendah, dan gampang diparkir di jalanan sempit dimana pemilik dapat menikmati tarif pajak dan asuransi yang lebih rendah,dimana biaya kepemilikan keseluruhan yang lebih rendah, bahkan disebagian besar daerah pedesaan, mereka juga dibebaskan dari persyaratan kepemilikan tempat parkir umum (shako shōmeisho). 

Awal kehadiran mobil Kei ada pada pasca Perang Dunia II ketika kondisi ekonomi Jepang menurun, Pada tahun 1949 Pemerintah Jepang memberikan penghematan asuransi dan pajak kepada pemilik mobil dengan membuat kendaraan ringan dan mungil, untuk merangsang kepemilikan mobil dan pertumbuhan industri mobil Jepang. 

Tahun 1958 sampai 1970-an adalah era 300cc. Tahun 1970-an 550 cc, di mana mesin dan teknologi mobil Kei dikembangkan dengan lebih modern. Dilanjutkan tahun 1990-an dengan 660cc saat perkembangan mesin dan teknologi mobil Kei yang lebih inovatif.

Tahun 1970-an kapasitas mesin meningkat hingga 360 cc. Batas kecepatan kendaraan di perkotaan juga naik dari 40 km/jam menjadi 60 km/jam. Tahun itu, penjualan Kei Car meningkat pesat hingga 750 ribu unit. 

Pada tahun 1975, penjualan Kei Car hanya tembus 150 unit saja, masih sangat lesu. Pabrikan pun mulai beralih menggunakan mesin dengan kapasitas lebih besar yakni 443cc – 490cc untuk mengikuti kebijakan pemerintah. Pemerintah kemudian membuat peraturan mesin mobil Kei hingga 550cc. 

Suzuki Alto

Tahun 1980-an, tampilan mobil kei semakin modern dengan berbagai fitur modern seperti four wheel drive (FWD), turbocharge, hingga AC. Faktor perubahan ini juga didukung dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat Jepang. Kecepatan mobil Kei juga bertambah menjadi 80 km/jam. Beberapa produsen yang memproduksi kei car tahun itu adalah Suzuki Alto, Subaru Family Rex dan Daihatsu Mira.

Tahun 1998 mobil Kei memiliki batas ukuran dan masih dianggap sebagai standar untuk mobil Kei, yaitu : panjang 3,39 m (11,1 kaki), lebar 1,48 m (4,8 kaki), dan tinggi 2 m (6,5 kaki).

Suzuki Wagon R

Tahun 2000-an mobil kei mencapai puncak popularitasnya. Produk paling laris adalah Suzuki Wagon R, yang menjadi Kei Car terlaris di Jepang sepanjang 2003-2008. 

Toyota Pixie Mega / Toyota Pikushisu

Tahun 2011 Beberapa produk Kei Car yang dipasarkan saat itu di antaranya Toyota Pixis Space. Daihatsu Move Conte, Mitsubishi eK, Nissan Dayz, Nissan Otti, Honda N-one, N-Box, dan N-WGN.

Honda N Box

Pada tahun 2018, tujuh dari 10 model terlaris adalah mobil kei, termasuk empat teratas, semuanya adalah mobil mobil van penumpang berbentuk kotak: Honda N-Box, Suzuki Spacia, Nissan Dayz, dan Daihatsu Tanto. 

Istilah mobil Kei di Indonesia nampaknya kini lebih mirip dengan kategori mobil yang kita kenal dengan nama LCGC (Low Cost Green Car) yang umumnya memiliki kapasitas mesin mulai dari 980-1200cc.

Suzuki Karimun versi tanah air pada 1999 sebenarnya adalah Wagon R Wide (non Kei Car) dengan mesin 970cc yang merupakan versi lebih besar dari versi Kei Car sesungguhnya, Wagon R.

Mobil Kei asli dari Jepang akan sangat mahal jika didatangkan langsung dalam bentuk CBU (Completely Built Up) terlebih dengan mesin yang hanya di kapasitas 660cc, Pada 2015, Daihatsu juga pernah memasarkan produk Kei Car bernama Copen di Indonesia. Dijual terbatas, Copen dibanderol cukup mahal yaitu lebih dari Rp410 juta. Karena hal tersebut Kei Car satu ini kurang populer di Indonesia. Sama halnya dengan Daihatsu Ceria yang sebenarnya adalah Daihatsu Mirage Gen 3. Daihatsu Ceria yang juga dijual di Malaysia menggunakan nama Perodua Myvi menggunakan mesin berkapasitas 850cc.

Caterham seven


15 Desain mobil Kei Terbaik Sepanjang Masa 

1 Subaru 360 (1958-1971)
2 Suzuki Jimny / Jimuni (1970-2024)
3 Honda Beat (1991-1996)
4 Suzuki Cappucino / Kapucino (1991-1998)
5 Autozam AZ-1 / Otozamu (1992-1994)
6 Daihatsu Copen / Kopen (2002-..)
7 Honda S660 (2015-2022)
8 Caterham Seven 160 (2013-..) Inggris
9 Suzuki Alto RS Turbo / Aruto (1985-1988)
10 Nissan Sakura EV (2022-..)
11 Honda N-One / Enuwan (2012-..)
12 Daihatsu Mira Cocoa (2009-2018)
13 Toyota Pixis Mega / Pikushisu (2015-2022)
14 Mitsubishi Pajero Mini (1994-2012)
15 Nissan Pao (1989-1991)


Tulisan terkait ;


Mobil yang paling menguntungkan untuk digunakan dalam layanan ride hailing atau taksi online (seperti Maxim, Gojek, inDrive, Grab mungkin Lalamove dan Xanh SM) umumnya adalah yang memiliki biaya operasional rendah, efisiensi bahan bakar yang baik dan daya tahan yang tinggi.

Inilah urut-urutan mobil terpilih dari 3 AI populer: ChatGPT, Co-pilot dan Gemini :

1.Toyota Avanza, Mobil ini memiliki efisiensi bahan bakar yang baik dan ruang kabin yang cukup luas. Biaya perawatan dan suku cadangnya juga terjangkau, menjadikannya pilihan favorit. Sering disebut sebagai "mobil sejuta umat" karena kapasitasnya yang besar dan kenyamanannya untuk perjalanan jauh, Selain itu, biaya perawatannya relatif rendah. Konsumsi bahan bakar sekitar 9,8 km/liter untuk rute dalam kota dan 13,6 km/liter untuk perjalanan antarkota.

2.Daihatsu Xenia, Seperti Avanza, Xenia menawarkan biaya operasional yang rendah dan hemat bahan bakar, serta sangat populer di kalangan pengemudi hailing. Mirip dengan Toyota Avanza, Xenia juga menawarkan kapasitas penumpang yang besar dan kenyamanan untuk perjalanan jauh. Konsumsi bahan bakar sekitar 10 km/liter hingga 11 km/liter untuk rute dalam kota dan 15 km/liter hingga 16 km/liter untuk perjalanan jauh

3.Suzuki Ertiga, Ertiga menawarkan kenyamanan yang lebih baik untuk penumpang dalam desain kabin dan memiliki konsumsi bahan bakar yang efisien. Dengan konsumsi BBM yang lebih irit. Hal itu berkat mesin 1.462 cc dengan 4 silinder, DOHC, dan teknologi VVT. Mobil ini juga cukup terjangkau dalam hal biaya perawatan. Pada Suzuki Ertiga Hybrid: menggunakan teknologi hybrid dengan mesin 1.5L yang dipadukan dengan motor listrik, sehingga konsumsi bahan bakarnya bisa mencapai 20-22 km/liter.

4, Toyota Calya, Mobil LCGC (low cost green car)  ini dikenal memiliki konsumsi bahan bakar yang irit. Dalam sekali jalan dan bisa mengangkut hingga tujuh orang. Konsumsi bahan bakar rata-rata untuk Toyota Calya adalah sekitar 17,8 km/liter

5.Daihatsu Sigra, Mobil MPV ini mirip Toyota Calya yang memiliki kabin yang cukup luas untuk mengangkut penumpang hingga kapasitas tujuh orang. Daihatsu Sigra memiliki konsumsi rata-rata sekitar 17,3 km/liter.

6. Honda Mobilio: Mobil MPV ini dikenal dengan kenyamanan dan fitur-fitur yang menarik. Honda Mobilio dibekali mesin 1.500 cc dengan teknologi i-VTEC yang disematkan. Kabin Honda Mobilio juga cukup lega sehingga penumpang bisa menikmati perjalanan dengan nyaman. Dalam kota: Sekitar 13,9–15,3 km/liter. Luar kota: Bisa mencapai 18–20,4 km/liter.


7.Mitsubishi Xpander, Jika Anda ingin mobil yang lebih besar dan nyaman, Xpander bisa menjadi pilihan. Mobil ini cukup populer di kalangan pengemudi hailing yang mencari kendaraan dengan kapasitas penumpang lebih banyak. Pada Mitsubishi Xpander Cross: Ditenagai oleh mesin 1.5L MIVEC dan transmisi CVT, mobil ini mampu menempuh 16-18 km/liter

8.Honda Brio, Mobil kompak ini terkenal dengan konsumsi bahan bakarnya yang efisien. Untuk rute dalam kota, konsumsi bahan bakar Honda Brio rata-rata mencapai 12,5 km/liter hingga 15 km/liter, sedangkan untuk rute luar kota, konsumsi bahan bakar bisa mencapai 20 km/liter hingga 26 km/liter. Ukurannya yang kecil juga membuatnya lebih mudah untuk bermanuver di jalanan kota yang padat.

9.Toyota Agya, Cocok sebagai mobil harian atau kebutuhan kerja taksi online. Pasalnya, mobil hatchback besutan Toyota ini dikenal akan konsumsi bahan bakarnya yang tergolong irit. Dalam kota: Sekitar 20–22 km/liter untuk generasi terbaru. Luar kota: Bisa mencapai hingga 22 km/liter, tergantung pada gaya berkendara dan kondisi jalan. Di sisi lain, Toyota Agya juga sudah dilengkapi dengan fitur ECO Driving. Fitur ini juga dapat memaksimalkan penggunaan bahan bakar dengan baik

10.Daihatsu Ayla: Mobil LCGC ini sangat irit dengan konsumsi bahan bakar Dalam kota: Sekitar 13,5–18 km/liter. Luar kota: Bisa mencapai hingga 20–25 km/liter, terutama untuk model terbaru dengan mesin 1.0L atau 1.2L

11 Toyota Yaris Cross Hybrid: Mobil ini memiliki konsumsi bahan bakar yang sangat efisien, Dalam kota: Sekitar 24–27 km/liter, tergantung pada kecepatan rata-rata. Luar kota: Bisa mencapai hingga 31 km/liter, terutama pada kecepatan konstan di jalan tol. Efisiensi ini membuatnya sangat menguntungkan untuk penggunaan harian dalam layanan hailing.

12 Honda CR-V Hybrid: Mobil ini juga dikenal dengan efisiensi bahan bakarnya yang baik dan kenyamanan yang ditawarkannya. Dalam kota: Sekitar 18–22 km/liter, tergantung pada kondisi lalu lintas dan gaya berkendara. Luar kota: Bisa mencapai hingga 25,6 km/liter, terutama pada rute yang lebih lancar

13 Wuling New Almaz RS Pro Hybrid: Mobil ini menawarkan efisiensi bahan bakar yang tinggi berkat kombinasi mesin bensin dan motor listrik.

14 Honda BR-V: Dengan mesin 1.5L dan teknologi i-VTEC, Dalam kota: Sekitar 11–13 km/liter. Luar kota: Bisa mencapai 16–18 km/liter,


15. Datsun GO dibekali dengan mesin yang serupa dengan milik Nissan March. Berkat mesin tersebut, mobil ini bertenaga 68 Ps/5.000 rpm dan torsi puncak sebesar 104 Nm/4.000 rpm. Dalam kota: Sekitar 14–16 km/liter. Luar kota: Bisa mencapai hingga 20–23 km/liter


Sekali lagi mobil-mobil ini dipilih dan diranking dari 3 AI diatas yang juga menghitung efektivitas bahan bakar dengan teliti.

Apa mobil pilihanmu untuk taksi online?



Tulisan lainnya :


Terimakasih sudah berkomentar