12 aturan dasar fotografi

Beberapa kali mencoba memotret di luar ruangan dengan cuaca yang sering berubah kadang-kadang bikin kita ilfil, tapi kalau boleh berandai-andai apapun yang terjadi seandainya teknologi mutakhir yang sangat memanjakan anda tiba-tiba kacau?
Tentu anda akan kembali bertumpu kepada pengetahuan dasar rekayasa agar tetap bisa bekerja dengan alat dan cara yang benar.

Demikian pula halnya fotografi digital yang bertumpu kepada beberapa rumus saat memakai teknologi kamera SLR film. 
Ingin tahu apa yang bisa bekerja pada kamera film namun bisa diterapkan pada kamera digital?
  1. Cerah, gunakan rumus 16; dasar eksposur untuk beberapa pengambilan gambar pada hari yang cerah adalah f/16 pada ISO tertentu, biasanya f/6 pada kecepatan rana 1/100 dipakai ISO/ASA 100, dari sini anda bisa atur untuk f/22 pada pemotretan di pantai ( atau gurun) dan f/11 untuk siang yang mendung.
  2. Malam gunakan rumus 11, 8, 5.6; ada beberapa aturan yang berbeda saat memotret saat ada malam hari, umumnya f/11 pada ISO terset saat bulan purnama. Pada bulan separuh gunakan kecepatan shutter f/8 dan saat bulan seperempat gunakan f/5.6.
  3. Rumus kamera goyang; kecepatan shutter paling lambat saat anda memegang kamera biasanya adalah lebih dari seper dari panjang fokal yang anda gunakan, missal bila anda memakai lensa 50mm, bidik dengan 1/60 detik atau lebih cepat. Kurang cahaya? Gunakan lampu kilat, tripod, penyangga apapun agar kamera tetap berdiri tegak. Bila shutter lambat, kamera akan cenderung goyang yang artinya anda akan mempoeroleh hasil gambar yang kurang tajam atau bahkan blur.
  4. Anatomi Gray card; Metering dari 18 persen dari gray card netral (neutral gray card) adalah cara yang baik untuk mendapatkan nilai midtone yang akan memberi anda berbagai eksposure dari scene yang berbeda. lantas gimana kalau kelupaan bawa Gray card? cukup buka lebar tangan anda menghadap asal sinar, biarkan terbaca buka satu stop dan potretlah, tentu beberapa warna kulit yang berbeda akan menghasilkan nilai f-stop yang berbeda.
  5. Depth of field atau DOF; ketika memfokuskan kepada subyek yang dalam, fokuskan pada sebuah titik kurang lebih sepertiga untuk memaksimalkan DOF. Karena daerah DOF (DOF zone) berada dibelakang dari titik lebih kurang tiga kali lebih dalam dari daerah DOF (DOF zone) didepannya. Ini akan berjalan baik untuk semua aperture dan panjang fokal, tetapi pada aperture yang lebih kecil dan panjang fokal yang pendek serta jarak potret yang lebih jauh akan memperbesar daerah DOF-nya.
  6. Rumus Cetak Digital; cara menghitung besar cetakan foto digital dengan memakai kamera digital, anda cukup sisi vertical dan horizontal pixel dengan angka 200, untuk gambar yang lebih tajam seperti catalog atau kualitas cetak untuk pameran, bagi bilangan pixel tersebut dengan 250. kalau ingin tahu tentang ukuran cetak klik saja link ini 
  7. Rumus exposure; ada anjuran kuno “ekspos pada sisi terang, maka sisi (gelap) bayangan akan menyesuaikan”, hal ini bisa berjalan pada slide film maupun digital, namun pada negative fil terutama yang berwarna lebih baik anda over-eksposkan 1 stop.
  8. Rumus tentang lampu kilat (flashlight / blitz ); saaat memakai unit lampu flash otomatis yang tidak mempunyai rasio / perbandingan auto flash-fill, set ISO-nya flash pada dua kali ISO yang anda pakai, ukur meter, pilih sebuah f-stop kemudian set aperture autoflash pada f-stop yang sama dan bidik. Hasil rasionya 2:1 flash-fill akan menghasilkan bayangan satu stop lebih gelap dari subyek utama.
  9. Rumus Jarak lampu kilat (flashlight / blitz ); ingin tahu seberapa banyak jarak ekstra lampu flash pada ISO yang lebih cepat? rumusnya adalah: lipat dua kali jarak, empat kalinya kecepatan. Sebagai contah kalau lampu flash anda bekerja baik pada jarak 6 meter pada ISO 100 (baik pada kamera film maupun kamera digital), maka lampu flash akan mampu bekerja dengan baik pada 12 meter pada ISO 400.
  10. Rumus resolusi Megapixel; untuk melipatgandakan resolusi dalam digital kamera anda, anda harus mengkalikan empat bukan dua, mengapa? Karena angka pixel pada sisi vertical dan horizontal harus dilipat-duakan menjadi lipat dua dari sensor gambar.
  11. Rumus action-stopping; untuk memperoleh action-stop frame yang tegak lurus dengan dengan sumbu lensa, anda membutuhkan shutter speeds 2 stop lebih cepat dari action moving yang melaju mendekat atau menjauh dari anda. Untuk action-moving pada sudut 45 derajat dari sumbu lensa anda bisa memakai cukup satu stop lebih lambat. Misalkan: jika ada orang berlari menuju anda dengan kecepatan moderat yang biasanya dapat dihentikan pada 1/125 detik, maka anda membutuhkan shutter speed 1/500 detik untuk subyek yang melintas menjauh atau mendekat dri lensa dan shutter speed 1/250detik bila dia berlari pada arah miring 45 derajat. 
  12. Rumus matahari terbenam; untuk mendapatkan gambar sunset terekspos, ukurlah (metering) langsung keatas matahari (jangan langsung ke matahari). Jika anda ingin gambar pemandangan ini tampak diambil setengah jam kemudian, tinggal kurangi satu exposure compensation-nya.
Tulisan terkait :






All fine architectural values are human values, else not valuable.
Study nature, love nature, stay close to nature. It will never fail you. - Frank Lloyd Wright
Ketika krisis energi berlangsung, ada seorang teman yang menanyakan, "Dapatkah kita menciptakan energi alternatif ?" bila jawabannya tidak, maka ada pertanyaan kedua, "Dapatkah kita menghemat energi yang kita pakai sehari-hari?" atau pada skala yang lebih sederhana dapatkah kita mewujudkan arsitektur hijau pada lingkungan tinggal atau rumah kita?
Gherkin building London (munchen fes)

Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi.
Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
  • efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
  • mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, 
  • mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.

Setidaknya dalam 2 tahap kita sudah dapat menghemat banyak untuk energi maupun biaya hidup kita.
Inhabitat.com

Pra Konstruksi :
  • Pertimbangkan massa bangunan hanya sebagai ruang yang fungsional sehingga tidak boros dan aman secara sosial (aman dari gangguan penjahat) maupun secara konstruksi (lebih ringan dan ringkas).
  • Penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga kelak memimalkan kerja pengkondisi udara atau kipas angin. 
  • Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca atau glassblock ecara tepat, misalnya menghadap ke arah yang selatan atau timur dan skylight didalam ruangan, arah hadap jendela, pintu dan fasade lainnya. 
  • Teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan dana atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas.
  • Pemakaian bahan-bahan bangunan yang mudah didapat (disekitar lingkungan), sehingga beban transportasi yang lebih sedikit. Ada beberapa arsitek yang tidak menyukai pemakaian kayu sebagai boikot terhadap pembalakan liar kayu di hutan hujan tropis. 
  • Adanya void untuk sirkulasi udara dan cahaya pada bangunan bertingkat.
  • Pertimbangkan ruang terbuka yang lebih banyak dengan tanpa perkerasan diantara dinding masif bangunan terutama sebagai peresapan air tanah dan efek pemantulan sinar matahari.
  • Pemakaian jalusi (krepyak) pada jendela atau pintu seperti halnya dinding yang bernapas dan glassblock untuk dinding.
  • Tanpa mengurangi kualitas bangunan, pilih struktur yang lebih ringan sehingga beban bangunan lebih sedikit terbebani baik terhadap beban angin maupun gempa, terlebih volume yang lebih sedikit akan menguragi biaya konstruksi.
  • Manhole pada gewel pada dinding yang lebih lebar.
  • Pertimbangkan saluran pemipaan (plumbing) yang mudah dirawat.
  • Dengan alasan lebih dekat dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar, semisal ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga pada halaman belakang atau samping, kamar mandi semi terbuka di taman samping, dapat juga diperlakukan sebaliknya, dengan adanya ruang menerus ke dalam ruang. misalnya ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.
Singapore thefifth.club

Pasca konstruksi:
  • Perabotan dan asesoris yang tidak terlalu berlebihan, dapur dan kamar mandi dengan saluran yang senantiasa bersih akan menghemat pengeluaran anda akan listrik dan air, semisal dapur yang dekat dengan taman, sisa air cucian dapur dapat dipakai untuk menyirami tanaman, sisa bilasan cucian jemuran bisa untuk mencuci kendaraan.
  • Memberi tumbuhan rambat pada tembok kita sehingga mengurangi panas di dinding.
  • Memilih warna cat yang tidak gelap pada tembok luar, karena menyerap panas, namun sebaliknya juga tidak memilih warna putih karena dapat menyilaukan.
  • Tidak menutup semua lahan terbuka dengan perkerasan, sebagai pertimbangan penyerapan air hujan.
  • Menanam lebih banyak tanaman baik sebagai pohon penedeh, pengurang bising, pengurang debu maupun untuk penghalang terpaan sinar matahari semisal tanaman rambat sebagai jalusi atau tanaman buah dalam pot. irigasi dapat memakai irigasi tetes (drip irigation).
  • Mengganti lampu dan peralatan listrik yang lebih hemat dan berusia lama.
  • Bila bangunan terdiri dari dua lantai atau lebih, pertimbangkan adanya roof garden.
  • Perilaku hemat dan pemilihan bahan yang hemat energi seperti lampu led berdaya rendah, saklar thermostat atau yang memakai fotometer, pemakaian bahan pemanas air yang lebih hemat.
Saya yakin daftar ini akan bertambah panjang, bila anda dapat mengamati dan menerapkan perilaku nenek moyang yang arif pada berbagai arsitektur tradisional seperti misalnya di Sumba atau di Mentawai.
rmjm.com

Seperti misalnya rumah di Mentawai, dengan lantai yang tidak menyentuh tanah lembab dan ruang dengan sirkulasi udara penuh.
Namun ada yang memakai pendekatan secara matematis seperti :
1. Nilai volume bangunan (Koefisien Dasar Bangunan/KDB) harus lebih kecil dari koefisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan.
2. Perbandingan KDB (50-70 persen) dan KDH (30-50 persen) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten.
Misal jika luas rumah adalah 150 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 100 meter persegi, maka sisa 50 meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar.

Sedikit catatan : beberapa sistem rating pada beberapa negara maju untuk standar bangunan/arsitektur hijau:
1. Australia: Nabers / Green Star
2. Brazil: AQUA / LEED Brasil
3. Kanada: LEED Canada / Green Globes
4. China: GBAS
5. Finlandia: PromisE
6. Prancis: HQE
7. Jerman: DGNB
8. Hong Kong: HKBEEM
9. India: LEED India/ TerriGriha
10. Italia: Protocollo Itaca
11. Mexico: LEED Mexico
12. Belanda: BREEAM Netherlands
13. Portugal: Lider A
14. Singapore: Green Mark
15. Spanyol: VERDE
16. Amerika serikat: LEED/Green Globes
17. United Kingdom: BREEAM
18. Indonesia : Green Building Council Indonesia (GBCI)

Salah satu kelanjutan dari konsep arsitektur hijau adalah konsep ZEB (zero energy building) 
ZEB adalah aplikasi dari bangunan dengan konsumsi energi yang secara bersih (netto) tanpa memakai energi baik bahan bakar fosil maupun energi listrik dari PLN atau bahkan sebaliknya malah menghasilkan energi, angka net ini tidak termasuk energi waktu konstruksi dan energi akibat transportasi material.
Asal tahu bangunan memakai 40% dari total energi di AS dan Uni-Eropa. 
Zero energy building banyak menguntungkan karena dapat mengurangi emisi gas buang dan menghemat energi. Markas Google di Lembah Silicon (Mountain view, California) memakai sumber daya terbarukan dengan generator 1.6 megawatt fotovoltaik.



Foto-foto dari:
  1. Munchen fest. 
  2. Inhabitat.com
  3. Thefifth.club
  4. Rjmj. com
Kredit milik fotografernya 


Terima kasih: Dr. Ir A Tutut Subadyo, M.SIL. @ FT Arsitektur Unmer Malang






Disamping memelihara ikan, memelihara kepompong dalam terrarium mempunyai keasyikan tersendiri. 
Kupu-kupu

Ternyata binatang yang sering kutempatkan di terrarium itu memiliki beberapa sisi keren:
1.Kupu-kupu dan Ngengat diklasifikasikan kedalam Ordo: Lepidoptera,  yang artinya serangga bersayap sisik (lepis, sisik dan pteron, sayap) karena sayap sisiknya mempunyai corak serta pola warna. Punya 2 (super) family. Hesperioidea dan  Papilionoidea:
Ngengat

2. Walau secara ilmiah tidak ada perbedaan yang pasti. Secara visual beda kupu-kupu (butterfly) dengan ngengat (moth) ialah :
  • Ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang. 
  • Ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal) sehingga sering disebut kupu-kupu malam, sedang Kupu-kupu aktif di waktu siang (diurnal).
  • Ngengat saat hinggap beristirahat dengan membentangkan sayapnya, Kupu-kupu hinggap dengan menegakkan sayapnya.
  • Antena Ngengat seperti kawat lampu yang ditempel di kepalanya, antena kupu-kupu yang tajam dengan tonjolan seperti tongkat golf.

3. Di dunia terdapat sekitar 20.000 spesies Kupu-kupu. Indonesia adalah negara kedua pemilik kupu-kupu terbanyak di dunia Indonesia sekitar 2.500 jenis kupu-kupu. Brasil di hutan belantara Amazon memiliki jenis terbanyak.

4. Kupu-kupu di Indonesia lebih unik dan beragam, terdiri lebih dari 17.000 pulau, terjadi pemisahan habitat kupu-kupu secara geografis. 50 persen Kupu-kupu Indonesia adalah kupu-kupu endemik yang berarti hanya hidup di tempat itu. Amazon hanya memiliki tingkat endemisitas kupu-kupu kurang dari 10 persen dari total jumlah jenisnya.

5. Sulawesi adalah pulau yang memiliki keunikan kupu-kupu tertinggi di Indonesia. Dari 557 jenis yang ada di sana, sebanyak 239 jenis (lebih dari 40 persen) merupakan jenis yang hanya dapat dijumpai di kawasan itu.

6. 20 jenis kupu-kupu di Indonesia telah dimasukkan ke dalam daftar jenis satwa yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah No 7/1999. Antara lain Cethosia myrina yang dikenal sebagai kupu-kupu sayap renda yang hanya dijumpai di Sulawesi, Trogonoptera brookiana yang dikenal sebagai kupu-kupu raja Brooke yang dijumpai di Sumatera dan Kalimantan.

7. 16 jenis kupu-kupu dari marga Ornithoptera atau kupu-kupu sayap burung dijumpai di Maluku dan Papua. sedang 11 jenis kupu-kupu dari marga Troides yang dikenal sebagai kupu-kupu raja (contohnya Troides hypolitus), kebanyakan dijumpai di Indonesia bagian barat dan Sulawesi, serta beberapa jenis berada di Maluku dan Papua. kupu-kupu sayap burung Ornithoptera aesacus yang hanya ditemukan di Pulau Obi dan kupu-kupu sayap burung Ornithoptera croesus yang hanya ditemukan di pulau-pulau di Maluku Utara. 60 Spesies Kupu-kupu terdapat di Lampung

8. Kupu-kupu adalah hewan yang mengalami metamorfis sempurna (holometabolisme)yaitu : proses perubahan fisik biologis hewan setelah dilahirkan atau menetas baik berupa perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel dimulai dari telur kupu-kupu yang biasanya terdapat di daun, menetas kemudian menjadi ulat (larva). ulat menjadi besar dan memanjang, ia akan berubah menjadi kepompong. (pupa /chrysalis) kemudian kupu-kupu dewasa (imago).
Beda dengan metamorfosis tak sempurna (hemimetabolisme) seperti capung, jangkrik, kunang-kunang, belalang, yang menjadi hewan dewasa setelah berubah dari bentuk nimfa. Kemudian larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang lewat ekdisis (pergantian kulit). umur dalam satu daur kupu-kupu adalah sekitar 8 hingga 9 minggu saja

9. Kupu-kupu dewasa rata-rata berumur satu bulan. di alam liar umurnya lebih pendek karena predator, penyakit, maupun faktor lain. yang ekstrem seperti kupu-kupu monarch, mourning cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan, kupu-kupu terkecil hanya berumur satu minggu (North American Butterfly Association ).

10. Kupu-kupu hidup dari nektar bunga, beberapa menyukai cairan yang dihisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah.

11. Kupu-kupu betina lebih memilih pasangan kawinnya yang memiliki pupil alias titik putih pada sayapnya.
Kupu-kupu

Kupu-kupu betina tertarik pada kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya ultraviolet oleh pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen berbentuk lingkaran di sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna, dan ukurannya tidak terlalu dipedulikan.

12. Kupu-kupu seperti juga serangga penyerbuk lain dan kelelawar membantu penyerbukan tanaman yang artinya menjaga ekosistem hutan, kebun dan ekosistem alami lainnya. Lingkungan yang rusak membuat populasi kupu-kupu berkurang.

13. Spesimen kupu-kupu tersimpan dengan baik di Laboratorium Entomologi, Bidang Zoologi, Museum Zoologi Bogor, dan Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sedang Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, di Maros, Sulawesi selatandan Taman Gita Persada daerah kaki Gunung Betung, Desa Tanjung Manis Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Lampung adalah salah satu tempat konservasi dan pengembangan kupu-kupu melalui usaha penangkaran in-situ.

Tertarik untuk tahu lebih tentang kupu-kupu?

Tulisan terkait :


Foto-foto illustrasi milik pribadi

siklus di jawa

Jadi penasaran mendengar maraknya sms primbon. 
Bagaimana sih awalnya perhitungan hari dan pasaran serta berbagai siklus atau perputaran kala atau kronos? Ternyata awalnya nama-nama hari, nama bulan dan perhitungan kala revolusi bumi terhadap matahari yang kita kenal sebagai tahun Saka dibawa oleh orang-orang Hindhu dari India.

Nama orisinil dari siklus tujuh harian (Saptawara), tersebut adalah Aditya (Minggu), Soma (Senin), Anggara (Selasa), Budha (Rabu), Whraspati (Kamis), Cukra (Jumat) dan Caniscara (Sabtu) kemudian dilafalkan dengan lidah Jawa :
1. Radite / Dite (Ahad / Minggu)
2. Soma (Senin)
3. Anggara / Anggoro (Selasa)
4. Budha / Budho (Rabu)
5. Respati (Kamis)
6. Sukra / Sukro (Jumat)
7. Tumpak (Sabtu)

Siklus kedua adalah siklus 5 harian (Pancawara) yang kita kenal sebagai hari (dina) pasaran.
1. Legi sinonim dengan Manis atau Pethak / pethakan (artinya: putih)
2. Pahing bersinonim dengan Abritan / Abrit (artinya: merah) disebut juga Jenar.
3. Pon bersinonim dengan Jene / Jeneyan (artinya: Kuning) atau Palguna.
4. Wage bersinonim dengan Cemeng / Cemengan (artinya: hitam) atau Kresna /  Langking
5. Kliwon sinonim Kasihan / Kasih.
Weton adalah kombinasi hari kelahiran dengan hari pasarannya, Selamatan pertama disebut selapan, Selapan adalah siklus 35-harian gabungan dari nama hari dan pasaran ( kelipatan 7 dan 5) misalnya:
Selasa legi = Anggoro Manis
Jumat Kliwon = Sukro Kasih
Menurut unsurnya : Kliwon unsur jiwa, Legi unsur udara, pahing unsur api, pon unsur air dan wage unsur tanah (jadi ingat sama Avatar Aang)




Kemudian siklus ketiga adalah Paringkelan (Sadwara) yaitu: perhitungan hari dengan siklus 6-harian, terdiri dari:
1. Tungle (Daun)
2. Aryang (Manusia)
3. Wurukung (Hewan)
4. Paningron (Mina / Ikan)
5. Uwas (Peksi / Burung)
6. Mawulu (Taru / Benih)

Siklus keempat adalah Padewan (Dewa penguasa hari), Perhitungan hari dengan siklus 8 harian (Hastawara):
1. Sri 
2. Indra
3. Guru
4. Yama
5. Rudra
6. Brama
7. Kala
8. Uma

Siklus kelima adalah Padangon (Sangawara), yaitu perhitungan hari dengan siklus 9 harian terdiri dari:
1. Dangu (Batu)
2. Jagur (Harimau)
3. Gigis (Bumi)
4. Kerangan (Matahari)
5. Nohan (Rembulan)
6. Wogan (Ulat)
7. Tulus (Air)
8. Wurung (Api)
9. Dadi (Kayu)



Kemudian siklus keenam adalah Wuku atau Pawukon yaitu: perhitungan hari dengan siklus 210 harian, terdiri dari 30 wuku :
1. Sinta ; 2. Landhep ; 3. Wukir ; 4. Kurantil; 
5. Tolu ; 6. Gumbreg ; 7. Warigalit ;
8. Warigagung ; 9. Julungwangi ; 10. Sungsang ; 11. Galungan ; 12. Kuningan ; 
13. Langkir ; 14. Mandhasiya ; 
15. Julungpujud ; 16. Pahang ; 17. Kuruwelut ; 18. Marakeh ; 19. Tambir ; 
20. Medhangkungan ; 21. Maktal ; 22. Wuye ;  23. Manahil ; 24. Prangbakat ; 25. Bala ; 
26. Wugu ; 27. Wayang ; 28. Kulawu ; 
29. Dhukut ; 30. Watugunung

Menurut Pak Hendro Setyanto, Hingga 1633 masehi masyarakat Jawa masih menggunakan sistem penanggalan berdasarkan pergerakan matahari. Penanggalan matahari dikenal sebagai Saka Hindu Jawa. Tahun Saka Hindu 1555, bertepatan dengan tahun 1633 masehi, Raja Mataram Sri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo mengganti konsep dasar sistem penanggalan Matahari (Solar atau Syamsiyah) menjadi sistem Bulan (Lunar atau Komariyah). Perubahan sistem penanggalan dilakukan hari Jumat Legi, saat pergantian tahun baru Saka 1555 yang ketika itu bertepatan dengan tahun baru Hijriah tanggal 1 Muharam 1043 hijriyah dan 8 Juli 1633 masehi. Pergantian sistem penanggalan tidak mengganti hitungan tahun Saka 1555 yang sedang berjalan menjadi tahun 1, melainkan meneruskannya. Hitungan tahun tersebut berlangsung hingga saat ini.

Secara astronomis, kalender Jawa tergolong kalender matematis, sedangkan kalender Hijriyah adalah kalender astronomis. Kalender matematis atau kalender aritmatis adalah sistem penanggalan yang aturannya didasarkan pada perhitungan matematika dari fenomena alam. Sifatnya yang pasti sebagai kalender matematis membuat penanggalan Jawa tidak mengalami sengketa dalam penentuan awal bulan seperti penanggalan Hijriyah.
Candrasangkala Jawa atau perhitungan penanggalan Jawa menetapkan pergantian hari atau bulan saat matahari terbenam (biasa disebut surup, antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedang pergantian hari saat pergantian bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat. Kalender hijriyah mempunyai kemudahan tersendiri karena sederhana dan mudah untuk diamati.

Siklus Jawa yang pengaruhi oleh hitungan hari bulan Kamariyah adalah siklus ketujuh yaitu Sasi (bulan) Jawa, terdiri dari 12 sasi:
1. Sura 
2. Sapar 
3. Mulud 
4. Bakdomulud  
5. Jumadilawal 
6. Jumadilakhir 
7. Rejeb 
8. Ruwah 
9. Poso 
10. Sawal 
11. Dulkangidah 
12. Besar 

Siklus kedelapan Tahun Jawa (orisinil Jawa), adalah tahun, terdiri dari 8 tahun:
1. Alip 
2. Ehe 
3. Jimawal 
4. Je  
5. Dal  
6. Be 
7. Wawu 
8. Jimakir

Siklus kesembilan adalah Windu atau siklus 8 tahunan (orisinil Jawa),:
1. Adi (Linuwih) 
2. Kuntara (Ulah) 
3. Sengara (Panjir) 
4. Sancaya (Sarawungan) 

Siklus kesepuluh adalah Lambang umurnya 8 tahun terdiri dari 2 (orisinil Jawa):
1. Lambang Langkir.
2. Lambang Kulawu.

Siklus kesebelas disebut Kurup yang berumur 15 windu atau 120 tahun terdiri dari 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip) :
1. Senen (Isananiyah) 
2. Selasa (Salasiyah) 
3. Rebo (Arbangiyah) 
4. Kemis (Kamsiyah) 
5. Jemuah (Jamngiyah) 
6. Setu (Sabtiyah) 
7. Akad (Akdiyah)

Pada tahun 1855 Masehi, karena penanggalan lunar atau bulan (Komariyah) dianggap tidak memadai untuk patokan agraris para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim pada tahun Solar atau matahari (Syamsiyah) atau disebut Pranata Mangsa oleh Mangkunegara IV penggunaannya ditetapkan secara resmi. Pranata mangsa ini adalah pembagian bulan yang asli Jawa dan sudah digunakan sejak jaman pra-Islam.

Siklus keduabelas yaitu Mangsa (musim) yang berlaku di Jawa menurut pemahaman ini dibagi menjadi 4 musim utama yaitu:
1. Musim hujan (Rendeng)
2. Musim pancaroba (Mareng / Kemareng)
3. Musim kemarau (Ketiga)
4. Musim menjelang hujan (Labuh)

Ke-4 musim di atas dibagi-bagi lagi menjadi 12 Pranata mangsa atau sub-musim (yang menjadi siklus ketigabelas), dibuat berdasaarkan pola agraris dengan ciri-ciri komoditas dominan pada saat tersebut yaitu:
1. Mangsa Kasa atau mangsa kartika dimulai 21 Juni (41 hari)
2. Mangsa Karo atau mangsa pusa mulai 2 Agustus (23 hari)
3. Mangsa Katelu mulai 25 Agustus (24 hari)
4. Mangsa Kapat mulai 19 September (25 hari)
5. Mangsa Kalima mulai 14 Oktober (27 hari)
6. Mangsa Kanem mulai 10 Nopember (43 hari)
7. Mangsa Kapitu 23 Desember (43 hari)
8. Mangsa Kawolu 4 Pebruari (26 hari-27 hari saat tahun kabisat)
9. Mangsa Kasongo mulai 1 Maret (25 hari)
10. Mangsa Kasepuluh (Srawana) mulai 26 Maret (25 hari)
11. Mangsa Dastha (Padrawana) mulai 19 Apri (23 hari)
12. Mangsa Sada/Saya (Asuji) mulai 12 Mei (41 hari)

Sedikit catatan: 
Siklus disebut juga Wara atau Wewaran
Selain itu ada tiga siklus yang sudah jarang atau bahkan tidak dipakai di Jawa, kecuali di Bali dan Tengger, Bromo seperti:
1. Siklus 2 harian (Dwiwara): 
1. Menga (terbuka)
2. Pepet (tertutup).

2. Siklus 3 harian (Triwara) harinya: 
1. Kajeng
2. Pasah
3. Beteng
Siklus 3-harian ini adalah perubahan posisi bulan mengelilingi bumi. Setiap lima kali siklus triwara akan terjadi purnama.
 
3. Siklus 4 harian (Caturwara) harinya: 
1. Jaya
2. Menala
3. Sri
4. Laba

4. Siklus 10 harian (Dasawara) harinya: 
1. Pandita  
2. Pati 
3. Suka 
4. Duka 
5. Sri 
6. Manuh 
7. Manusa 
8. Raja 
9. Dewa 
10. Raksasa

Oops banyak ya? 
Jadi gak salah kalau benda-benda langit diciptakan untuk orang-orang yang berpikir, kalau mau tahu siklus hari ini klik saja link ini

Tulisan terkait



Referensi
Bataljemur Adammakna
Kalender Jawa di Babadbali.com
Bausastra
Wikipedia


Foto-foto didapat dari grup Yahoogroups, kredit milik fotografernya.
Foto senja milik pribadi.

sedikit tentang desa adat tarung

Well, Senangnya mendarat lagi di bandara Tambolaka (TMC) di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur setelah terbang dengan Fokker 100, sempat mampir di bandar udara Ngurah Rai (DPS) dari bandar udara Juanda Surabaya (SUB). Tidak seperti tahun lalu Sumba sekarang sudah mekar menjadi 4 kabupaten Sumba Timur dengan Waingapu sebagai ibukotanya, Sumba Tengah dengan ibukota Waibakul, Sumba Barat tetap beribukota di Waikabubak dan Sumba Barat Daya (SBD) beribukota di Tambolaka.





Kali ini, ada satu hal yang pengen banget saya kunjungi dan catat adalah tentang Desa adat Tarung di Waitabar, Desa adat tempat tinggal suku Loli ini terletak diatas bukit dikelilingi batu-batu besar tak jauh dari pusat ekonomi Waikabubak. Bagi suku Loli desa Tarung tidak hanya merupakan tempat tinggal, tetapi juga berfungsi sebagai institusi sosial dan keagamaan.



Tata letak desa ini terdiri dari rumah-rumah (Uma) yang memanjang dibagian tengah perumahan terdapat kuburan megalitik atau makam dari batu yang disebut Waruga. Tata letak tersebut menjadi simbol kosmologi lokal.

tarung village

Arsitektur vernakular yang menjadi pencakar langit di Desa Tarung adalah Uma atau rumah adat Sumba dengan struktur segi empat, di atas panggung yang ditopang tonggak-tonggak kayu. Umumnya rumah adat dibangun dengan kerangka utama tiang turus (Kambaniru Ludungu) sebanyak 4 batang, dan 36 batang tiang (kambaniru) berupa struktur portal dengan sambungan pen umunya memakai kayu mosa, kayu delomera, dan kayu masela. Sedang sambungan atap memakai ikatan baik dengan usuk maupun penutup atap dari ilalang (Imperata cylindrica).
Sistem struktur yang sederhana ini berkaitan dengan tidak dikenalnya alat pertukangan selain parang dan kampak karena orang Sumba baru mengenal logam ketika Portugis mampir kesana.


Rumah adat ini terdiri dari tiga bagian:
  1. Toko Uma (bagian atap) berbentuk kerucut seperti menara dari ilalang biasa digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka Marapu dan pada beberapa rumah ada yang digunakan untuk menyimpan hasil panen.
  2. Bei Uma (ruang hunian) Ruang-ruang ini tidak menyentuh tanah. Pada ruang dalam dulu dibedakan ruang akses utntuk pria dan wanita. ruang hunian berlantai bambu, dengan beranda luas atau teras pada sisi depan atau sampingnya disebut juga bangga tempat bermusyawah para pria.
  3. Kali Kabunga (kolong rumah) digunakan sebagai kandang ternak, seperti kambing, babi, bahkan kuda, atau kerbau.

Sedikit catatan: Selain Uma untuk kepentingan diatas, ditempat lain ada Uma-uma untuk tujuan lain, seperti:
  • Uma Bokulu adalah rumah besar tempat bermusyawarah adat.
  • Uma Jangga adalah rumah tinggi bertingkat tempat memelihara ternak kuda dan babinya dikolong rumah.
  • Uma Ndewa adalah rumah keramat pemujaan marapu atau roh leluhur yang tidak dipergunakan sebagai tempat tinggal.
Tulisan terkait :

  • Foto merupakan koleksi pribadi
  • Terimakasih untuk drg. Wahyu Nurahmad dan drg. Yuni Indarti - Juga Selamat menempuh hidup baru
  • Foto satelit Waikabubak diambil dari Google maps

museum kereta api

Barusan mengunjungi Museum kereta Api di Ambarawa, sekitar 40km dari Semarang, Okay ini tak copy and paste ceritanya :)
Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api, guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang.
Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang lebih dikenal dengan sebutan WILLEM I dihentikan pengoperasiannya sebagai Stasiun Kereta Api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa-Secang-Magelang juga Ambarawa-Temanggung. Dengan ditutupnya Stasiun KA Ambarawa, maka pada tanggal 8 April 1976 Gubernur Jawa Tengah Supardjo Rustam bersama Kepala PJKA Eksplotasi Soeharso memutuskan Stasiun Ambarawa menjadi Museum Kereta Api, dengan mengumpulkan 21 buah lokomotif yang pernah andil dalam pertempuran khususnya mengangkut Tentara Indonesia.

Museum Kereta Api Ambarawa adalah satu-satunya museum berteknologi kuno digunakan sebagai alat transportasi sejak sebelum kemerdekaan Indonesia sampai dengan 1964. Dalam museum ini terdapat 21 lokomotif uap yang berada di utara dan barat  museum, 5 lokomotif uap yang berada di depo 3 diantaranya dapat beroperasi dengan baik, selain itu terdapat pula 3 mesin hitung, 3 mesin ketik, beberapa pesawat telepon dan peralatan kuno lainnya.

Selain Museum Stasiun Ambarawa juga memiliki Lokomotif tua yang masih sanggup untuk mendaki pegunungan dengan kereta bergigi, salah satu kereta api bergigi di Indonesia yang dengan gagahnya mampu berjalan dalam kemiringan 30  /ml menuju stasiun Bedono yang berjarak 9 km ditempuh dalam waktu 1 jam dan berkapasitas 80 orang. Wisatawan bisa menikmati panorama di sepanjang perjalanan yang sangat mempesona. Gunung Ungaran, Gunung Merbabu yang menjulang tinggi serta hamparan Rawa Pening di bagian bawah merupakan pemandangan yang indah serta mengasyikkan.
Museum ini menyediakan 3 paket khusus wisata yang dinamakan "Railway Mountain Tour".
Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam Ambarawa dan desa sekitarnya dengan naik kereta api uap bergigi atau lori dengan permintaan.


Mau tahu tarifnya:
Tarif masuknya untuk dewasa Rp3.000 sedang untuk anak-anak Rp2.000 per anak. Untuk kereta api bergerigi Ambarawa-Bedono Rp 3.250.000 untuk 80 orang, sedang Lori dari Ambarawa-Tuntang cukup Rp 10.000 yang berkapsitas 15orang.
dari rute Ambarawa-tuntang ini anda melihat panorama rawa pening lho...

sedikit tentang pano

Salah satu tugas berat fotografi adalah memindahkan citra lansekap kedalam satu bingkai foto, mata bisa menyapu seluruh sisi lansekap yang terlihat, namun kamera tidak.
Untunglah ada fotografi digital yang dengan cara ini kita bisa meng"overlap" beberapa citra untuk digabungkan menjadi satu bagian utuh lewat komputer secara digital yang biasa kita sebut foto panorama.

Panorama juga bisa berarti foto lansekap yang lebih lebih lebar dari format 1:2 (atau sebaliknya untuk format vertikal)

Bagaimana cara membuat mode panorama yang baik? setidaknya ada 5 hal yang harus kita perhatikan.
1. Tentukan titik awal dan putar kamera anda pada sebuah titik pusat.
2. Seragamkan eksposure kamera, demikian juga dengan aperture, white balance, kontras, kecepatan shuter, ISO dan hal-hal yang berkaitan dengan fotografi lanskap. hal ini akan sangat memudahkan saat editing foto di komputer.
3. Overlap foto, giliran memotret foto satu persatu usahakan ada ujung atau bagian yang terfoto sekitar 20%-50% dua kali, sehingga saat foto digabung pada komputer tidak ada bagian yang hilang.
4. Tidak salahnya memakai tripod, anda bisa membuat gambar pada level yang sama dan kreatif, baik secara vertikal maupun horisontal.
5. Pilih waktu yang tepat, anda tidak bisa memotret seenaknya saat matahari terik ataupun saat awan berarak sangat cepat dan terutama diantara kerumunan yang sangat banyak.
6. Buat cadangan gambar, ketika anda tidak berhasil membuat foto panorama, setidaknya anda masih bisa membuat "foto panorama" lewat gambar yang di cropping ☺

Terakhir anda bisa gabung dan edit gambar di komputer melalui image editor seperti Photoshop CS series ataua Paint Shop Pro, namun saya masih memakai Canon Photostich software bundle bawaan Canon ☺
Untuk anda pemakai OS-Windows, ini ada beberapa software gratis untuk editing panorama

Panorama BackPacker a0.7
360 Panorama Professional 6.1
SurroundPhoto 3.0
FxFoto 5.0.066
Fantastic Ocean 3D Lite 1.1

Sudah merasa jago? 
Coba teknik-teknik circular panorama atau spherical panorama
kalau sudah jagoan sepertinya anda layak untuk mengisi galery panoguide dah 


Tulisan terkait:


  • Foto illustrasi milik pribadi, diambil di Tambolaka, Sumba Barat Daya 

#panoramicphotography
#panoguide
#circularpanirama
#sphericalpanorama

Terimakasih sudah berkomentar