Arsitektur vernakular adalah gaya bangunan yang berkembang secara organik di suatu daerah tertentu, mengakar pada iklim, budaya, sumber daya alam, dan kebutuhan lokal. 

Gaya ini biasanya tidak melibatkan arsitek profesional dan lebih dipandu oleh tradisi, pengetahuan, dan keterampilan komunitas setempat. 


Ciri-ciri Utama Arsitektur Vernakular

  • Menggunakan bahan lokal: Batu bata, lumpur,  bambu, kayu, tanah liat, dan bahan alam lainnya yang mudah didapatkan di sekitar menjadi bahan utama dalam pembangunan.
  • Teknik pembangunan sederhana: Masyarakat lokal menggunakan pengetahuan tradisional dan alat-alat sederhana untuk membangun rumah mereka.
  • Adaptasi terhadap lingkungan: Desain bangunan menyesuaikan dengan iklim, topografi, dan kondisi alam setempat. Misalnya, rumah panggung di daerah rawa atau rumah dengan atap miring di daerah bercurah hujan tinggi.
  • Fungsi multiguna: Bangunan vernakular seringkali memiliki fungsi lebih dari satu, misalnya sebagai tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat berkumpul.
  • Hemat energi: Desain bangunan vernakular cenderung hemat energi karena memanfaatkan sirkulasi udara alami, pencahayaan alami, dan bahan-bahan alami yang memiliki sifat isolasi.


PUPR Bali (facebook) 

Mengapa Arsitektur Vernakular Penting?

  • Menjadi identitas budaya: Arsitektur vernakular menjadi penanda identitas dan kebanggaan suatu masyarakat.
  • Keberlanjutan: Bangunan vernakular umumnya lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dibandingkan bangunan modern.
  • Menjadi inspirasi desain: Konsep desain vernakular dapat menjadi inspirasi bagi arsitek modern dalam menciptakan bangunan yang lebih inovatif dan sesuai dengan konteks lingkungan.


Tantangan yang Dihadapi Arsitektur Vernakular

  • Modernisasi: Perkembangan zaman dan urbanisasi mengancam kelestarian arsitektur vernakular.
  • Perubahan gaya hidup: Perubahan gaya hidup masyarakat membuat banyak orang lebih memilih rumah modern yang praktis.
  • Kurangnya pemahaman: Kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai local wisdom yang terkandung dalam arsitektur vernakular.

Upaya Pelestarian

  • Dokumentasi: Melakukan dokumentasi terhadap bangunan vernakular untuk menjaga ingatan kolektif.
  • Pendidikan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan arsitektur vernakular.
  • Pemanfaatan kembali: Memanfaatkan kembali bangunan vernakular untuk fungsi baru yang sesuai.
  • Integrasi dengan desain modern: Menggabungkan unsur-unsur vernakular dengan desain modern untuk menciptakan bangunan yang relevan dengan zaman.
  • Adaptasi Lokal: Menggunakan bahan-bahan yang tersedia secara lokal seperti batu, kayu, bambu, tanah liat, dan lain-lain.
  • Konteks Budaya: Merefleksikan nilai-nilai dan estetika budaya setempat.
  • Fungsionalitas: Dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis masyarakat, seperti perlindungan terhadap cuaca dan kenyamanansesuai kondisi geografis setempat.
  • Keberlanjutan: Secara alami efisien dan berkelanjutan karena memanfaatkan sumber daya lokal dan teknik bangunan tradisional.
  • Evolusi Seiring Waktu: Beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perubahan kebutuhan dan kondisi lingkungan.


Contoh bentuk arsitektur Vernakuler adalah :

1.Uma Bokulu di daerah Sumba Barat yang merupakan rumah panggung untuk menghindari banjir dan memanfaatkan ventilasi alami agar tidak lembab. 

Uma Bokulu Sumba

2.Rumah tradisional Joglo di Jawa Tengah atau rumah Gadang di Sumatra Barat merupakan menggunakan material seperti bambu, kayu, dan alang-alang yang tersedia disekitar bangunan.


Tulisan terkait:


0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar