Desain pencahayaan atau lighting design bukan hanya soal menerangi ruangan, tapi juga menciptakan suasana, membentuk ruang, dan menyampaikan ekspresi artistik. Dunia desain pencahayaan memiliki tokoh-tokoh legendaris dan berpengaruh.

Para desainer pencahayaan atau lighting designer berikut ini diurut menurut era ala Charles Jenks :

1. Pelopor Awal & Era Fungsionalisme (1920-1950-an). Era ini ditandai oleh pergeseran dari dekorasi murni ke fungsi. Cahaya mulai dipandang sebagai elemen teknis yang dapat dibentuk untuk kebutuhan manusia, lampu bukan sekadar tempat memasang bohlam. 

Poul Henningsen (1894-1967) Denmark. Master dalam membentuk cahaya anti-silau. Seri PH Lamp-nya (seperti PH Artichoke dan PH 5) untuk Louis Poulsen, dirancang untuk meminimalkan silau dan menghasilkan cahaya lembut. 

Konsepsinya memadukan fungsi optik dengan estetika Skandinavia. Dengan filosofi “form meets function”,  lampunya dirancang untuk menghasilkan cahaya lembut dan tidak menyilaukan. 


George Carwardine (1887-1948) Inggris. Seorang insinyur otomotif yang menciptakan prototipe lampu kerja paling ikonik: Anglepoise Lamp (1932) Lampu ini menjadi ikon desain industri dan bahkan menginspirasi karakter Pixar yang terkenal.

Desainnya yang menggunakan pegas untuk keseimbangan sempurna menjadi standar emas untuk lampu kerja (task lamp) di seluruh dunia. 

Serge Mouille (1922-1988) Prancis.  Karyanya yang seperti patung kinetik dengan lengan-lengan ramping dan kap lampu hitam adalah respons artistik terhadap kebutuhan fungsional.

Memadukan fungsi dengan siluet skulptural, sangat berpengaruh di Prancis.


Isamu Noguchi (1904-1988) Jepang/AS, Seniman patung yang menciptakan lampu "Akari" dari kertas washi dan bambu.

Karyanya memadukan tradisi Jepang dengan modernisme organik, menjadikan lampu sebagai karya seni.


2. Era Mid-Century Modern (1950-1970-an), Ledakan optimisme pasca-perang, material baru (plastik, fiberglass), dan bentuk-bentuk organik maupun geometris yang bersih mendominasi era ini. Lampu menjadi bagian tak terpisahkan dari konsep interior modern.

George Nelson (1908-1986) Amerika. "Bubble Lamp" dan "Saucer Lamp" adalah contoh cemerlang penggunaan material industri (plastik semprot) untuk menciptakan objek yang ringan, puitis, dan terjangkau.


Gino Sarfatti (1912-1985) Italia. Pendiri "Arteluce" dan pelopor penggunaan lampu halogen. Sering bereksperimen dengan modul multi-lengan seperti karya ikonik "Sputnik".

Dia memperkenalkan material baru dan bereksperimen dengan segala bentuk, dari lampu gantung multi-lengan yang rumit hingga desain minimalis. Model 2097 Chandelier-nya tetap relevan hingga kini.


Achille Castiglioni (1918-2002), Italia. Salah satu desainer Italia paling cerdas dan berpengaruh. yang menciptakan Arco Floor, lampu lantai dengan lengkungan dramatis dan alas marmer. Lampu Arco (1962) yang ikonik memecahkan masalah pencahayaan di atas meja makan tanpa perlu melubangi langit-langit.

Filosofinya: desain harus menyelesaikan masalah yang belum disadari oleh pengguna.


Arne Jacobsen (1902-1971), Denmark. Arsitek dan desainer total. AJ Lamp (1957) yang ia rancang untuk SAS Royal Hotel Copenhagen memiliki profil asimetris yang khas dan dirancang untuk memfokuskan cahaya dengan sempurna.

Gaya minimalis dan elegan, sangat berpengaruh dalam desain Skandinavia


Emil Stejnar (1939-..), Austria. Dikenal dengan lampu gantung "Sputnik" dan "Snowflake" (seperti Dandelion Chandelier) yang terinspirasi dari bentuk alam dan era antariksa (Space Age). 

Karyanya menangkap kemewahan dan optimisme tahun 50-an dan 60-an. Karyanya dipengaruhi oleh astrologi dan mistisisme, serta latar belakangnya sebagai pembuat perhiasan.


Verner Panton (1926-1998), Denmark. Sezaman dengan Jacobsen tetapi jauh lebih eksperimental dan "pop". 

Ia terkenal dengan penggunaan warna-warna cerah dan bentuk-bentuk futuristik seperti pada VP Globe dan FlowerPot Lamp. Ia masuk dalam Era Mid-Century Modern dengan gaya yang sangat khas.


3. Era Eksperimen & Puisi Cahaya (1970-1990-an). Era ini ditandai oleh dua gerakan: satu sisi adalah eksplorasi teknologi baru seperti halogen, dan sisi lain adalah pemberontakan terhadap modernisme yang kaku, melahirkan desain yang lebih puitis, artistik, dan terkadang humoris.

Gaetano Sciolari (1927-1994) Italia, desainnya mendefinisikan kemewahan era 70-an. Ia menggabungkan garis-garis geometris dan futuristik dengan material klasik seperti kuningan dan krom, menciptakan chandelier yang sculptural futuristik yang terinspirasi dari satelit dan arsitektur brutalist dan glamor yang banyak tampil di film dan interior mewah 70-80-an. 

Karyanya memadukan geometri bertingkat dan logam berkilau


Ingo Maurer (1932-2019) Jerman, Sang "Penyair Cahaya". Ia melampaui fungsi untuk menyentuh emosi. Karyanya seperti Lucellino (bola lampu bersayap bulu), Bulb, dan Zettel'z (lampu gantung dari kertas) adalah seni instalasi yang bisa digunakan di rumah dan menantang batas fungsi dan estetika. 

Ia sering menggunakan bahan tak lazim seperti piring pecah atau kertas dalam instalasi lampunya


Richard Sapper (1932-2015) Jerman/Italia, Seorang jenius teknik dan desain. Tizio Lamp (1972) untuk Artemide adalah sebuah keajaiban keseimbangan dan konduktivitas listrik tanpa kabel yang terlihat, menjadi ikon di Era Eksperimen.



4. Era Postmodern & Memphis (1980-an), Sebagai sub-era dari eksperimen, gerakan ini secara sadar menolak aturan "form follows function". Mereka menggunakan warna-warna berani, bentuk asimetris, dan material tak terduga untuk menciptakan objek yang provokatif dan penuh karakter.

Ettore Sottsass (1917-2007) Italia, Pendiri Memphis Group, sebuah desain kolektif yang mengguncang dunia pada tahun 80-an. Lampunya, seperti Tahiti Lamp, adalah contoh sempurna dari gaya ini: anti-konvensional, penuh warna, dan lebih mirip patung mainan daripada alat penerangan. Merancang lampu seperti Callimaco dan Pausania untuk Artemide.

Filosofinya: desain harus menyentuh sisi emosional dan spiritual manusia


5. Era Avant-Garde Kontemporer (1990-Sekarang), Era ini didorong oleh kemajuan teknologi LED, keberlanjutan (sustainability), dan kaburnya batas antara desain, seni, dan sains. Desain menjadi lebih minimalis, konseptual, dan sering kali interaktif.

Philippe Starck (1949-..) Prancis, Superstar desain yang karyanya ada di mana-mana sejak akhir 80-an. Lampu Miss Sissi (1991) untuk Flos mendemokratisasi desain berkualitas.

Sementara karyanya yang lain sering kali provokatif dan cerdas. Ia menjembatani Era Postmodern dan Kontemporer.


Tom Dixon (1959-...) Inggris, Menggabungkan eksperimen material (tembaga, kuningan, resin) dengan bentuk pahat industrial. Karya seperti "Beat Light" menjadi ikon desain modern.


Michael Anastassiades (1967-...) Siprus/Inggris, Karyanya adalah masterclass dalam keseimbangan dan kesederhanaan geometris. Desainnya untuk Flos, seperti seri IC Lights, terasa seperti patung yang rapuh dan puitis.



Olafur Eliasson (1967-..) Islandia/Denmark, Lebih dari seorang desainer, Dia menggabungkan seni instalasi, sains, dan cahaya, jadi karyanyua berada di skala instalasi besar seperti  "The Weather Project" di Tate Modern. 

Dia adalah seniman yang menggunakan cahaya sebagai medium utamanya untuk mengeksplorasi persepsi dan fenomena alam. 

Ada yang mau menambahkan? 


Tulisan terkait :








Wisata kuliner malam di Ungaran kadang seperti berburu harta karun, bedanya yang ditemukan bukan emas, tapi sate dan gado gado legendaris. 


Ungaran adalah kota kecil strategis di selatan kota Semarang menuju ke arah Solo atau Jogja. 
Kota sejuk ini nyaman untuk tetirah karena mempunyai kawasan agraris berpemandangan indah nan subur, yaitu Bandungan di sisi timur lereng Gunung Ungaran (2.050 mdpl), sebuah strato vulkano yang lama tidur. 

Tidak hanya untuk tetirah, kota kecil ini juga juga menjadi jujugan warga kota Semarang, Salatiga, Ambarawa dan kota satelit BSB (Bukit Semarang Baru) untuk memanjakan lidah.

Ada beberapa rekomendasi dari tukang makan, arsitek, desainer produk dan perform artist mbak Anom Wigati @mitakaruna yang enak dan InsyaAllah halal. 

Sarapan atau sekalian makan siang :
2. Soto Segeeerrr mbok Giyem (sapi) jalan Diponegoro 
3. Gudeg Beteng (ada soto sapinya) jalan Raya Kuncen 
7. Sogud (soto & gudangan) Bandarjo 
8. Soto Mas Boed
9. Sop Ayam Pak Min Klaten (franchise) 
10. Pecel Kediri Bu Hindun, jalan  Ahmad Yani
11. Pecel Bu Sumo (franchise) 


Resto/cafe/eatery untuk makan siang dan makan malam (dinner)
1. Godong Salam (seafood) jalan Diponegoro.
2. Mang Engking (franchise) jalan Diponegoro
3. RumaSua (nusantara fusion) jalan Moh Yamin Kuncen.
4. Hanania (western & nusantara fusion) Tarubudaya.
5. Warung Tjandi 2 (kolam renang Singampon) Ungaran Barat
6. Joglo Agung (arah Bandungan) Jimbaran. 
7. Angkringan Kembang, Bandarjo. 
8. Ayam & Bebek Kemuning, Ahmad Yani 
9. Off Grid (smoke house) di Brigjen Sudiarto 
10. Soppi (sup iga) di jalan S. Parman.
di Tarubudaya.


Kopi enak di Ungaran dan sekitarnya:
1. Watu coffee (daerah Watu Gunung)
4.  Peacockoffie Ungaran (kantor Bawaslu) 
5. ⁠Lodji Londo (keluar kota arah selatan) 
6. Likoopi (satu lokasi dengan Joglo Agung resto)
7. Astoria (Bandungan) 
8. Kopi Tarik Ungaran (Belakang SD Mardi Rahayu, Sembungan) 


Anyway, Kalau malas nyari makan satu persatu atau kemalaman, parkir saja di Pujasera Ungaran di dekat kantor pos pusat Ungaran, karena banyak pilihan.
Di alun-alun Ungaran lama, selain angkringan, rekomendasi hanya pada: 
1. Nasi Goreng Babat Bu Ngapinah
2. ⁠Nasi Goreng Babat Pak Misdi
3. ⁠Nasi Goreng Pak Surip (terminal Sisemut)

Nah kalau mau bawa oleh oleh kudapan mampir saja di pabrik dan museum kuenya Nissin, kiri jalan dari Semarang arah ke Solo/Jogja setelah keluar dari kota.
Oya kalau ada waktu lebih, kunjungi pemancingan ikan sekaligus bakaran ikan air tawar di daerah Jimbaran sebelum pasar bunga Bandungan. 

Kalau ada yang belum disebut, jangan marah dulu. Tulis saja di komentar, nanti kita makan bareng di bab berikutnya..


Tulisan seputar Ungaran :



  • terimakasih banyak kepada mbak anom wigati
  • foto foto diambil dari duckduckgo kredit milik fotografernya. 
  • peta (pop up)  menggunakan google maps

Sedikit tentang Kuda Laut

Kemarin berkunjung ke rumah Pak Boss, sebut saja Meneer Van Klompen. Beliau adalah kolektor kuda laut dalam akuarium air asinnya. 
Kuda laut merupakan spesies yang masuk dalam golongan ikan (pisces) dari genus Hippocampus. "Hippocampus" berasal dari bahasa Yunani kuno hippokampos, (híppos) yang berarti "kuda" dan kampos (kámpos) yang berarti "monster laut".
Ada sekitar 70 spesies kuda laut yang diketahui, namun yang tercatat di publikasi ilmiah pada Agustus 2018 baru 45 spesies, Indonesia memiliki hingga 15 spesies kuda laut yang dianggap merupakan pemilik spesies kuda laut terbanyak di dunia. 

 Hippocampus kuda

Simak beberapa keunikan kuda laut :

1. Ikan yang bentuknya tidak biasa, Oleh para peneliti, Taksonomi Kuda laut digolongkan sebagai ikan karena bernapas menggunakan insang, berenang menggunakan sirip seperti ikan (dorsal dan pectoral) serta memiliki organ-organ dalam yang sama dengan organ ikan. Namun Hewan ini memiliki bentuk vertikal, punya moncong, kepala yang bermahkota dan menyerupai kuda di daratan, berenang dengan bantuan ekor yang juga digunakan untuk  mengaitkan ke substrat.
2. Tidak memiliki sisik, Namun lebih mirip kulit yang diregangkan di atas serangkaian plat tulang, yang memberikan kenampakan bercincin pada perut dan tubuhnya. 
3. Letak sirip yang tidak biasa, Hewan kecil ini memiliki sirip dorsal dan sirip pectoral. Sirip dorsal terletak di bagian bawah tubuhnya sedangkan sirip pectoral ada di dekat insang, di bagian kepalanya.
4. Lambat dalam berenang dan bergerak secara vertikal, Karena keunikan bentuk tubuhnya yang vertikal, membuat ia berenang lambat dan bergerak secara vertikal, bukan horizontal seperti ikan lainnya.
5. Tidak memiliki perut, karena memiliki proses pencernaan yang sangat cepat, kuda laut sering dikatakan hewan paling rakus. jadi makanan yang dimakan hanya sekedar lewat. 
6. Cara makan yang unik, Mereka akan mengaitkan ekornya di rumput-rumput laut dan terumbu karang kemudian menghisap makanan serta plankton dengan moncong mereka. Makanan utama mereka adalah Plankton, Copepoda, Udang Mysid dan krustasea kecil.
7. Dapat melihat 360 derajat, Kuda laut memiliki kemampuan melihat 360 derajat. Kemampuan ini sangat membantu untuk lebih waspada terhadap predator dan dalam mencari makanan.
8. Pandai berkamuflase, Beberapa jenis kuda laut memiliki warna transparan, beberapa lagi memiliki kemampuan untuk berkamuflase. Ada yang transparan dan ada yang mampu mimikri seperti bunglon,  Ia dapat merubah warna kulitnya menjadi menyerupai warna lingkungannya, seperti gurita sehingga ia mampu mengelabui predator.
9. Kuda laut jantan bertugas melahirkan, Prosesnya adalah si betina menyimpan telur di dalam kantung yang berada pada dada si jantan, kemudian akan dibuahi selama 10 hari hingga 6 minggu.
10. Monogami, Kuda laut adalah hewan laut yang setia dengan pasangannya (monogami) yaitu hanya berhubungan seksual dengan satu pasangannya saja. Mereka berhubungan hampir sepanjang tahun, hidup bersama hingga keduanya mati.
Bahkan ketika pasangan kuda laut berpergian, mereka akan pergi bersama-sama dengan saling memegang ekornya.
11. Berukuran mini, Hewan cantik ini memiliki ukuran beragam, mulai 13 mm (spesies Satomi pygmy atau Hippocampus satomiae ) hingga 35 mm.
12. Menari sebelum kawin, Mereka menari bersama sebelum kawin untuk memyinkronkan hormon reproduksi.
13. Ekor untuk menggenggam, Ekor mereka fleksibel dipakai untuk menggenggam agar tidak terbawa arus. 

Hippocampus pygmi bargibanti

Namun populasi hewan eksotis ini terancam, akibat ekspolitasi yang berlebihan terutama dimanfaatkan pada herbologi (jamu) tradisional Tiongkok. Sebanyak 20 juta kuda laut telah ditangkap setiap tahunnya untuk keperluan obat kuat atau afrodisiak tradisional bagi pria.
 
Diantara arus dan terumbu, kuda laut menari dan menggenggam, ia mengingatkan kita bahwa cinta bisa sederhana dan kesetiaan bukan mitos.. 

Ada yang mau menambahkan? Kalau tidak, saya pengen lihat gaya bercinta mereka.. 

Tulisan lainnya:



Foto foto milik grup facebook fotografi bawah air dan Gettyimages, kredit milik fotografernya
Hari ini genap 27 tahun, sejak 18 Agustus 1998 kami mulai bekerja di manufaktur mebel kayu jati, baik mebel ruang dalam dan ruang luar (outdoor furniture). 
Jati, adalah salah satu bahan utama furniture yang paling mahal dan paling dicari di dunia. 
Di Indonesia, jati memiliki nilai budaya, khususnya di Jawa, karena digunakan dalam bangunan adat, mebel klasik, dan ukiran tradisional, terutama di daerah seperti Jepara, Blora, Kudus, Semarang, Klaten dan Pasuruan yang terkenal sebagai sentra kerajinan dan mebel jati.


Tidak hanya mahal dan paling dicari, kayu jati memiliki banyak sisi keunikan, ini diantaranya:

Botani dan Ekologi
1. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (bahasa Malayalam) di Kerala, India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis. 
2. Pohon jati dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. 
3. Menurut sejumlah ahli botani, jati merupakan spesies asli di Burma, yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa. Kini dikembangkan di Afrika tropis, Amerika tengah, Australia, Selandia Baru, Pasifik dan Taiwan.
4. Jati menggugurkan daun dimusim kemarau (Deciduous gugur daun). 
5. Iklim yang cocok adalah yang mengalami  musim kering tidak panjang, dengan curah hujan antara 1200–3000 mm pertahun dengan intensitas cahaya yang tinggi sepanjang tahun. Ketinggian tempat yang optimal antara 0 – 700 m dpl; meski jati bisa tumbuh hingga 1300 m dpl.
6. Tumbuh di tanah agak basa, dengan pH antara 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P) serta tidak tahan tergenang air.
Pohon dan biji Jati

7. Pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (kurang dari 50%) membuat proses propagasi secara alami sulit, sehingga tak banyak untuk menutupi permintaan atas kayu jati, 
8. Jati Unggul Solomon (JUS) dan Jati Plus Perhutani (JPP) adalah hasil kloning dan masih termasuk dalam spesies Tectona grandis. Sedang jati emas (Tectona cordia subcordata) secara ilmiah berbeda genus dan famili. Ia berasal dari famili Boraginaceae, bukan Lamiaceae seperti jati asli.

9. Jati dibudidayakan secara konvensional dengan biji. 
10. Kayu jati terbaik berasal dari pohon yang berumur lebih dari 80 tahun, bergaris lingkar besar, berbatang lurus dengan sedikit cabang. 
11. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak serangga, terutama oleh jenis-jenis lebah. 
12. Tegakan jati sering terlihat seperti hutan sejenis, yaitu hutan yang seakan-akan hanya dari satu jenis pohon. Ini terjadi di daerah beriklim muson yang kering dimana kebakaran mudah terjadi dan sebagian besar jenis pohon lain akan mati.
13. Jati termasuk spesies yang tahan kebakaran karena kulit kayunya tebal dengan buah jati berkulit tebal dan tempurung yang keras. Jika terbakar hingga suhu tertentu lembaga biji jati tidak rusak. 
14. Kerusakan tempurung biji jati akan memudahkan tunas jati untuk keluar pada saat musim hujan tiba. Jadi kebakaran hutan justru mengakibatkan proses pemurnian tegakan jati, dimana biji jati terdorong untuk berkecambah, pada saat jenis-jenis pohon lain mati. 
15. Guguran daun lebar dan rerantingan jati yang menutupi tanah melapuk secara lambat, sehingga menyulitkan gulma untuk berkembang dan guguran itu juga menjadi bahan bakar yang dapat memicu kebakaran.
16. Hutan jati paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, mulai dari Kabupaten Jepara hingga Kabupaten Probolinggo, dari ketinggian 200 meter dpl seperti di Besuki hingga 650 meter dpl. 
17.  Hutan jati terluas di Indonesia berada di Kabupaten Blora, Grobogan, dan Pati, dengan luas mencapai sekitar 1.000.534 hektare, atau sekitar 67% dari total hutan produksi di Jawa. Ini menjadikan Jawa sebagai pusat utama persebaran dan pengelolaan hutan jati di Indonesia. 
18. Jati Jawa dengan mutu terbaik dihasilkan di daerah tanah perkapuran Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
19. Hampir setengah wilayah Kabupaten Blora adalah kawasan hutan. 
20. Sekitar 76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa berupa hutan produksi, yaitu kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu). Kurang dari 24% dikukuhkan sebagai hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam.



Sejarah, Ekonomi dan Budaya 
21. Menurut T. Altona, penanaman jati pertama kali dilakukan oleh orang Hindu yang datang ke Jawa. Pendapat ini diperkuat oleh seorang ahli botani, Charceus yang mengatakan bahwa jati di Pulau Jawa berasal dari India yang dibawa sejak tahun 1500 SM hingga abad ke-7 Masehi. Kontroversi ini kemudian terjawab dengan penelitian marker genetik menggunakan teknik isoenzyme/pengujian variasi isozyme yang dilakukan oleh Kertadikara pada tahun 1994. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa jati yang tumbuh di Indonesia (Jawa) merupakan jenis asli. 
22. Jati di Jawa telah berevolusi sejak ratusan ribu tahun yang silam (Mahfudz dkk., t.t. ). Jati ini mengalami mekanisme adaptasi khusus sesuai dengan keadaan iklim dan edaphis yang berkembang ratusan ribu tahun sejak zaman quarternary dan pleistocene di Asia Tenggara. 
23. Kayu jati Jawa telah dimanfaatkan sejak zaman kerajaan Majapahit, untuk membangun rumah dan alat pertanian. Pada masa perang dunia kedua, jati di Jawa digunakan untuk membuat kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. 


24. Beberapa daerah di pantai utara Jawa pernah menjadi pusat galangan kapal, seperti Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan. Galangan kapal terbesar dan paling terkenal berada di Jepara dan Rembang, hal ini dicatat oleh petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16.
25. VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie - Kompeni Hindia Timur Belanda) sangat tertarik kepada “emas hijau” ini, sehingga mendirikan loji pertama mereka di di Jepara pada 1651 dan berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya. Perdagangan jati dianggap lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia yang saat itu sedang mencapai puncak keemasannya. 
26. VOC membawa gelondongan jati Jawa ke Amsterdam dan Rotterdam. Kedua kota pelabuhan terakhir ini pun berkembang menjadi pusat-pusat industri kapal kelas dunia.
27. Raffles pada 1817 mencatat jika Jati hanya tumbuh subur di Jawa dan sejumlah pulau kecil di sebelah timurnya, yaitu Madura, Bali, dan Sumbawa. Sedang Heyne mencatat Jati di Sulawesi, hanya ada 7.000 ha di Pulau Muna dan 1.000 ha di pedalaman Pulau Butung di Sulawesi Tenggara. Analisis DNA mutakhir memperlihatkan bahwa jati di Sulawesi Tenggara merupakan cabang keturunan jati Jawa. 
28. Pascakemerdekaan, jati Jawa masih sangat menguntungkan. Produksi jati selama periode 1984-1988 mencapai 800.000 m3/tahun. Ekspor kayu gelondongan jati pada 1989 mencapai 46.000 m3, dengan harga jual dasar 640 USD/m3. 
29. Pada 1990, ekspor gelondongan jati dilarang oleh pemerintah. Perhutani mencatat bahwa 80% pendapatan mereka dari penjualan semua jenis kayu pada 1999 berasal dari penjualan gelondongan jati di dalam negeri. 
30. Pada masa yang sama, sekitar 89% pendapatan Perhutani dari ekspor produk-produk jati, terutama yang berbentuk garden furniture (outdoor furniture) atau mebel ruang luar. 
31. Sekitar 70% kebutuhan jati dunia dipasok oleh Myanmar (Burma), Sisa kebutuhan itu dipasok oleh India, Thailand, Jawa, Srilangka, dan Vietnam. Pasokan dunia dari hutan jati alami satu-satunya berasal dari Burma. 
32. Jati dikembangkan sebagai hutan tanaman di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909).
33. Produk-produk ekspor yang disebut berbahan Java teak (Jati Jawa, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur) sangat terkenal dan diburu oleh para kolektor dari luar negeri. 
34. Dalam klasifikasi perdagangan, kayu jati dibagi menjadi beberapa kelas. Kayu jati kelas satu ditandai dengan warna coklat keemasan yang seragam, lurus dan bahkan berbutir dengan sedikit pemasaran. Kayu kelas dua kurang berbutir lurus, agak lebih keras dan lebih gelap warnanya dan umumnya dengan garis bergelombang lebar yang lebih gelap. Kayu jati kelas tiga memiliki serat lebih dekat dan umumnya berwarna abu-abu seragam. Umumnya kayu jati perkebunan dianggap memiliki kualitas lebih rendah dan dijual sebagai kayu kelas empat. 
Negara yang mengimpor kayu jati terbanyak di dunia adalah Amerika Serikat untuk outdoor furniture dan konstruksi premium 



35. Daun jati dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan seperti nasi dan tempe karena aroma khasnya dan tahan minyak, contohnya adalah nasi Jamblang, Cirebon. Daun jati juga digunakan untuk pengobatan tradisional, Air rebusannya dipakai sebagai obat cuci luka, antiseptik. obat sariawan dan obat batuk tradisional. Orang Lamongan menyeduh tumbukan daun mudanya. Warga Madura meminum seduhan campuran asam jawa dan tumbukan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit kolera. Daun jati mengandung zat pewarna merah-coklat yang digunakan sebagai pewarna kain dan makanan oleh masyarakat Pulau Bawean.
36. Kulit batang dipakai untuk obat penyakit kulit, luka luar,  untuk melemaskan otot dan tonikum herbal. 
37. Akarnya diramu sebagai peluruh urin (diuretik) dan penawar racun ringan. Akar jati digunakan sebagai penghasil pewarna kuning dan kuning coklat alami untuk barang anyaman masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan.
38. Bunga jati atau ekstrak bunga digunakan sebagai antiinflamasi, penurun demam dan obat pencahar pada pengobatan Ayurveda di India selatan. Di beberapa wilayah Asia Selatan, bunga jati dijadikan campuran teh herbal atau rebusan ringan. 
39. Buah Jati dalam pengobatan herbal India digunakan untuk mengatasi sembelit, cacingan dan sebagai pembersih darah. 
40. Biji yang mengandung sedikit minyak, diekstraksi untuk minyak urut tradisional.
41. Kayu jati mengandung minyak alami (tectoquinone) yang membuatnya licin, tidak mudah menyerap air, tahan pembusukan, dan memberi tampilan mengkilap alami meski tidak dipernis.
42. Erosi tanah akan lebih besar terjadi jika hutan jati berbentuk hutan homogen. Di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang gersang dan rusak parah sebelum 1978, berhasil diselamatkan dengan pola penanaman campuran jati dan jenis-jenis lain ini. Dalam selang waktu hampir 30 tahun, lebih dari 60% lahan rusak dapat diubah menjadi lahan yang produktif. Penanaman jati di kebun dan pekarangan dicampur dengan mahoni (Swietenia mahogany), akasia (Acacia villosa), dan sonokeling (Dalbergia latifolia). 
43.Di Gunung Kidul ada arboretum Jati; hutan buatan dengan koleksi 32 jenis pohon jati yang tumbuh di seluruh Indonesia. 
44.Ada juga Puslitbang Cepu yang mengembangkan bibit jati unggul yang dikenal sebagai JPP (Jati Plus Perhutani). Pengunjung boleh membeli sapihan jati dan menanamnya sendiri di sini. Pengelola kemudian akan merawat dan menamai pohon itu sesuai dengan nama pengunjung bersangkutan.
45.Museum hidup dari pepohonan jati yang berusia lebih dari seabad ada di Monumen Gubug Payung di Cepu, Blora, Jawa Tengah dengan rata-rata tinggi di atas 39 meter dan berdiameter rata-rata 89 sentimeter. 
46.Lokomotif uap di museum kereta api Ambarawa menggunakan ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau biomassa kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi.

47. Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan antara lain : belalang jati ( Jawa : walang kayu) dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jawa: ungkrung). 
48. Banyak pesanggem (petani) memanfaatkan kulit pohon jati sebagai bahan dinding rumah.
49. Di sela-sela pepohonan jati, para petani menanam palawija dan memannen madu, sejumlah sumber makanan berkarbohidrat, dan obat-obatan.
50. Makanan pengganti nasi yang tumbuh di hutan jati adalah gadung (Dioscorea hispida) dan uwi (Dioscorea alata). Bahkan, iles-iles (Ammorphophallus) dikonsumsi saat paceklik. Tumbuhan obat-obatan tradisional seperti kencur (Alpina longa), kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan temu lawak (Curcuma longa) tumbuh di kawasan hutan ini.
51.Masyarakat desa hutan jati di Jawa juga biasa memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing. 


Teknologi Jati
52.Pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 0,70 - 0,93 g/cm3.
Kelas kuat (PKKI): I (sangat kuat)
Kelas awet (PKKI)
Modulus Elastisitas (MOE): Sekitar 11.000–13.000 MPa, menunjukkan kemampuan lentur tinggi, cocok untuk konstruksi yang menahan beban dinamis.
Modulus Kekakuan (MOR): Rata-rata 100–120 MPa, menandakan kekuatan patah yang sangat baik.
Penyusutan Dimensi: Penyusutan tangensial ±5%, radial ±2%, sangat stabil terhadap perubahan kelembaban.
Kadar Air Ideal: 12–15% untuk pengolahan dan finishing optimal, mencegah retak dan melengkung.
Standar SNI: Sesuai SNI 03-3527-1994 untuk klasifikasi kekuatan dan keawetan kayu konstruksi.
53. Kayu jati memiliki berat jenis 0,55 hingga 0,7.
54. Ketika tumbuh di daerah kering, teksturnya sangat kasar dan tidak merata. 
55. Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan diukir, sehingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. 
56. Kayu jati mengandung Tanin (atau asam tanat) cukup tinggi, tanin adalah senyawa kimia untuk proteksi tanaman yang larut dalam air dan alkohol.
57. Finishing Rekomendasi: Cocok untuk pelitur berbasis minyak atau water-based coating, hasil akhir tetap mengkilap (glossy) karena kandungan minyak alami.
Kayu jati yang dibiarkan di luar ruangan selama bertahun-tahun akan mengalami perubahan warna alami akibat oksidasi, sinar UV, dan kelembapan. Warna coklat keemasan akan memudar menjadi abu-abu keperakan—itulah patina alami.
58. Jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang. 
59. Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga dan waktu mereka. 
60. Manual kelautan Inggris bahkan menyarankan untuk menghindari jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan. 
61. Jati Burma sedikit lebih kuat dibandingkan jati Jawa, namun permintaan jati Jawa menjadi primadona. Tekstur jati jawa lebih halus dan kayunya lebih kuat dibandingkan jati dari daerah lain. 
62. Sekitar 40 senyawa ekstraktif telah diisolasi dari kayu Jati. Tectoquinone pertama kali diisolasi oleh Romins (1887, 1888) dan dikarakterisasi sebagai 2-metil antrakuinon oleh Kafuku dan Sebe (1932). 
63. Tectoquinone atau tektoquinon (ß-metil antrakuinon), adalah senyawa kimia alami (quinone) yang termasuk golongan fitokimia dihasilkan oleh pohon jati sebagai bagian dari mekanisme pertahanan biologis terhadap hama, jamur, dan bakteri.  
64. Tingginya kandungan 2-methyl anthraquinone di gubal dan empulur menyebabkan jati tahan terhadap serangan rayap kayu (Cryptotermes brevis)
65. Komposisi ekstraktif jati cukup kompleks dan hampir semua antrakunion yang ditemukan dalam kayu efektif melawan rayap tetapi tidak efektif terhadap serangan jamur, namun, senyawa napthoquinone bersifat fungisida. 
66. Tectoquinone hanya terdapat pada jati asli, terutama dari pohon jati tua. Keberadaannya sulit ditiru oleh kayu lain, menjadikan jati mahal dan eksklusif. 
67. Jati dapat menyebabkan penyakit kulit karena mengandung Lapachol dan deoxylapachol yang membahayakan kulit walau dalam konsentrasi rendah. 

68. Tukang-tukang (dan insinyur) di Jawa kuno pada naskah-naskah seperti Kawruh Kalang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk):
  • Jati bang : Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
  • Jati lengo atau jati malam : kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (bahasa jawa : minyak=lengo, lilin=malam). 
  • Jati sungu : Hitam, padat dan berat (bahasa jawa: sungu, tanduk).
  • Jati werut : dengan kayu yang keras dan serat berombak. 
  • Jati kembang : Serat gelap dan jelas, estetis untuk ukiran
  • Jati doreng : berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
  • Jati kapur : kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet. 
69. Endapan minyak di dalam sel-sel kayu jati dapat menyebabkan awet dipakai di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
70. Kayu Jati digunakan pula dalam struktur bangunan, pelabuhan bahkan jembatan. 
71. Rumah-rumah tradisional joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir (gebyok)
72. Selain diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah (outdoor furniture), Jati diolah menjadi vinir (veneer) untuk melapisi muka kayu murah, plywood atau MDF sehingga tampak seperti kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. 
73. Tajuk jati rakus cahaya matahari dan cabang-cabangnya tidak bersentuhan. Perakaran jati juga tidak tahan bersaing dengan perakaran tanaman lain. Dengan demikian, serasah tanah cenderung tidak banyak. Tanpa banyak tutupan tumbuhan pada lantai hutan, lapisan tanah teratas lebih mudah terbawa oleh aliran air dan tiupan angin.


Ada yang mau menambahkan?

Tulisan terkait :

Special thanks to : VY Mulya | Manuggal Sentosa Intertrada | Sinarindo Megantara | Port Rush Indonesia - Kohler Interiors | ScanCom Indonesia - ScanCom | Mamagreen Pacific | 
  • Gambar ilustrasi dibuat di Dale3 via Bing Image Creator

Sedikit tentang Gula

Gula adalah jenis karbohidrat sederhana yang memberikan rasa manis dan cepat diserap tubuh sebagai sumber energi.


Berdasarkan struktur kimia, Gula alami diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama:
1. Monosakarida (gula tunggal)
  • Glukosa: gula sederhana yang menjadi sumber energi utama bagi sel tubuh. Ada pada buah, sayur, madu
  • Fruktosa: gula alami yang terdapat dalam buah-buahan dan madu, rasanya paling manis di antara gula sederhana. Ada pada buah-buahan dan madu
  • Galaktosa: gula sederhana yang biasanya ditemukan dalam susu, sebagai bagian dari laktosa.



2. Disakarida (gabungan dua monosakarida)
  • Sukrosa: gula meja yang terdiri dari glukosa dan fruktosa, umum ditemukan dalam tebu dan bit. Ada pada buah-buahan dan madu
  • Laktosa: gula alami terdiri dari glukosa dan galaktosa ada pada susu. 
  • Maltosa: gula hasil pemecahan pati, terdiri dari dua molekul glukosa. Ada pada biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan.
Berdasarkan gugus kimia terbagi 2 :
  • Aldosa:  gula dengan gugus aldehida (contoh: glukosa, galaktosa).
  • Ketosa: gula dengan gugus keton (contoh: fruktosa)
contoh :
  • Glukosa: Monosakarida 6 karbon (aldoheksosa) ada pada buah, darah
  • Fruktosa: Monosakarida 6 karbon (ketoheksosa) ada pada buah, madu
  • Galaktosa: Monosakarida 6 karbon (aldoheksosa) ada pada susu
  • Ribosa:  Monosakarida 5 karbon (aldopentosa) ada pada RNA
  • Deoksiribosa: Monosakarida 5 karbon (aldopentosa tanpa -OH) ada pada DNA
  • Maltosa: Disakarida (glukosa + glukosa) ada pada pati yang dipecah
  • Sukrosa: Disakarida (glukosa + fruktosa) ada pada gula meja.
  • Laktosa: Disakarida (glukosa + galaktosa) ada pada susu.



Selain gula alami yang umum seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, galaktosa, dan laktosa, masih ada beberapa gula alami lain yang lebih jarang disebut tapi tetap menarik dan penting secara biologis maupun nutrisi.
  1. Ribosa : Monosakarida (aldopentosa) ada pada sel tubuh (RNA-ribo-nucleic acid). 
  2. Deoksiribosa : Monosakarida (pentosa) ada pada sel tubuh (DNA-deoxy-ribonucleic acid).
  3. Allosa : Monosakarida langka (aldoheksosa) ada pada beberapa tanaman, berpotensi antioksidan, masih diteliti.
  4. Tagatosa : Monosakarida (ketoheksosa) mirip fruktosa ada pada produk susu dalam jumlah kecil yang rendah kalori, digunakan sebagai pemanis alternatif dan senyawa prebiotik.
  5. Xylosa : Monosakarida (pentosa) ada pada kayu, jerami, tanaman berserat yang digunakan dalam industri makanan dan farmasi.
  6. Arabinosa : Monosakarida (aldopentosa) ada pada getah tanaman, serat tumbuhan, komponen polisakarida dalam dinding sel tumbuhan.
  7. Trehalosa (alias mycosa / tremalosa) : Disakarida (glukosa + glukosa) yang ada pada jamur, alga, serangga, arthropda laut, nematoda, moluska dan tardigrada yang berguna untuk menstabilkan protein, digunakan dalam industri kosmetik, makanan dan farmasi. 
  8. Mannosa : Monosakarida (aldoheksosa), ada pada buah-buahan. 
  9. Cellobiosa : Disakarida (glukosa + glukosa) ada pada serat tumbuhan. 
  10. Isomaltulosa (paltinosa) : Disakarida (glukosa + fruktosa) ada pada tebu, bit dan madu atau turunan sukrosa,turunan sukrosa yang dimodifikasi ringan.
  11. Rhamnosa : Monosakarida (deoksipentosa) ada pada tanaman Buckthorn (Rhamnus) dan beberapa buah dan sayur.
  12. Melezitosa (Melicitose) : Trisakarida non-pereduksi, yaitu jenis karbohidrat yang terdiri dari tiga unit monosakarida (glukosa + glukosa + fruktosa) ada pada madu, getah pohon, ini adalah gula langka, yang digunakan oleh serangga.
  13. Fucososa (Fucose) : Monosakarida (deoksiheksosa) berupa gula enam karbon yang kehilangan satu gugus hidroksil, ada pada Alga coklat, glikoprotein penting dalam biologi sel.
  14. Apiosa : Monosakarida (aldopentosa bercabang) ditemukan dalam polisakarida tumbuhan, terutama dalam pektin dan arabinan.
  15. Kojibiosa : Disakarida (glukosa + glukosa) yang terhubung melalui ikatan glikosidik khusus, ada pada produk fermentasi jamur, stabil terhadap panas, digunakan dalam kosmetik
  16. Melibiosa : Disakarida (galaktosa + glukosa) yang terhubung melalui ikatan glikosidik, terbentuk secara alami melalui proses hidrolisis rafinosa oleh enzim invertase pada produk enzimatik dari raffinosa, sering digunakan dalam riset enzim dan fermentasi ada pada kacang-kacangan 
  17. Raffinosa : Trisakarida, yaitu oligosakarida yang terdiri dari tiga unit monosakarida (galaktosa + glukosa + fruktosa) ada pada kacang-kacangan dan Sayuran cruciferous namun tidak dapat dicerna oleh manusia, menjadi prebiotik alami.
  18. Isomaltosa : Disakarida (glukosa + glukosa)  yang terhubung melalui ikatan glikosidik α(1→6).
  19. Liksosa : Monosakarida (aldopentosa) langka yang memiliki lima atom karbon dan gugus aldehida yang ditemukan dalam jaringan tubuh manusia.
  20. Fruktooligosakarida (FOS) : Fruktosa berantai pendek, juga diproduksi secara enzimatik dari sukrosa ada pada bawang putih, bawang bombay, pisang, asparagus, artichoke
  21. Inulin : Polimer fruktosa dengan ikatan β-2,1, umum sebagai serat prebiotik dalam makanan sehat ada pada akar chicory, dandelion, artichoke, agave
  22. Isomaltooligosakarida (IMO) : Gula semi-alami / sintetis, dibuat secara industri dari pati jagung melalui enzim transglukosidase umumnya sebagai pemanis rendah kalori dan prebiotik, secara alami ada pada madu dan fermentasi pati.
  23. Galaktooligosakarida (GOS) : Gula semi-alami / sintetis yang dibuat secara industri dari laktosa menggunakan enzim β-galaktosidase, ditemukan dalam susu formula bayi dan produk fermentasi, secara alami ada dalam jumlah kecil di susu mamalia.



Gula sintetis atau lebih dikenal sebagai pemanis buatan, adalah senyawa kimia yang diciptakan secara sintetis untuk memberikan rasa manis, tapi biasanya tanpa kalori atau sangat rendah kalori. 
  • Gula sintetis bukan karbohidrat seperti gula alami, dan sering digunakan dalam produk diet atau bebas gula.
  • Gula sintetis tidak meningkatkan kadar gula darah seperti gula biasa, sehingga sering digunakan oleh penderita diabetes.
  • Beberapa pemanis buatan tidak cocok untuk memasak karena rusak oleh panas.
  • Penggunaan berlebihan bisa menyebabkan efek samping pencernaan, terutama dari alkohol gula.
Gula sintetis terbagi 5 : 
1. Pemanis Intens (High-Intensity Sweeteners)
  • Aspartam : kemanisan 200x, Mengandung fenilalanin, tidak tahan panas ada pada minuman ringan diet.
  • Sakarin : kemanisan300–400x, Tahan panas, rasa agak pahit ada pada permen, obat.
  • Acesulfame-K : kemanisan 200x, Tahan panas, sering dicampur dengan pemanis lain ada pada yogurt, minuman.
  • Sukralosa : kemanisan 600x, turunan sukrosa yang di midifikasi secara kimia (berat), tahan panas, aman untuk baking ada pada kue, minuman.
  • Neotam : kemanisan 7.000–13.000x, Mirip aspartam tapi lebih stabil ada pada produk makanan rendah kalori.
  • Advantam : kemanisan 20.000x, rasa manis sangat kuat, baru dikembangkan ada pada produk industri makanan.
  • Cyclamate : kemanisan 30–50x, Tahan panas, sering dikombinasikan dengan sakarin untuk minuman ringan dan tabletop sweetener.
  • Thaumatin : kemanisan 2.000–3.000x, protein manis dari buah katemfe, lambat munculnya rasa manis. Digunakan pada permen permen, produk farmasi.
  • Glycyrrhizin : kemanisan 30–50x, Ekstrak akar licorice, rasa khas. Digunakan pada permen, obat tradisional
  • Steviol Glycosides (selain Reb A) 150–300x, Komponen lain dari daun Stevia Produk diet dan alami.
2. Gula Alkohol (Sugar Alcohols / Poliols), Bukan alkohol minuman, tapi turunan gula yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah drastis.
  • Sorbitol: gula alami, namun sintetisnya dibuat dari reduksi glukosa dengan mengubah gugus aldehida menjadi gugus alkohol, kemanisan 60%, 2.6 kcal/g Bisa menyebabkan gas/perut kembung.
  • Xylitol : dibuat dari xylan (serat tanaman) atau kulit pohon birch, kemanisan 40%, 2.4 kcal/g, baik untuk gigi, tapi beracun bagi anjing.
  • Erythritol : dibuat melalui fermentasi glukosa, kemanisan 70% 0.2 kcal/g Hampir tanpa kalori.
  • Mannitol : dibuat dari Hidrogenasi katalitik dari fruktosa/glukoa menggunakan katalis logam seperti nikel, kemanisan 50%, 1.6 kcal/g digunakan dalam obat diuretik osmotik.
  • Maltitol : dibuat dari Hidrolisis Pati menjadi Maltosa dan Hidrogenasi Maltosa dari bahan dasar pati, kemanisan 90%, 2.1 kcal/g digunakan dalam cokelat bebas gula.
3. Novel Sweeteners : Gabungan stevia dan erythritol misal Truvia.
4. Natural-Based Sweeteners : Berasal dari bahan alami tapi melalui proses ekstraksi kimia, misal Stevia (Stevia rebaudiana) kemanisan 200–300x dan Monk Fruit-Luo Han Guo (Siraitia grosvenorii) kemanisan 100–250x, dan Laktulosa : Gula sintetis, tidak ditemukan secara alami dibuat dari laktosa melalui proses pemanasan atau isomerisasi, digunakan dalam pengobatan untuk konstipasi dan ensefalopati hepatik.
5. Modified Sugars : Gula yang dimodifikasi dengan rekayasa gebetik GMO dan modifikasi gugus hidroksil atau cincin gula. 

Tips Penggunaan
  1. Untuk membuat kue: pilih Sukralosa, Stevia, atau Monk Fruit..
  2. Untuk minuman dingin: Aspartam, Acesulfame-K, atau kombinasi Stevia + Erythritol.
  3. Untuk produk farmasi atau herbal: Sakarin, Glycyrrhizin, atau Thaumatin

Tulisan terkait:


Gambar dari duckduckgo, kredit milik fotografernya.
Terimakasih kepada P3GI Pasuruan





#gulamanis #gulaalami #monosaccharides #disaccharides #naturalsugar

Pantai Marosi

Sisi selatan Kabupaten Sumba Barat tak jauh dari Waikabubak, masih ada beberapa pantai terisolasi, salah satunya adalah pantai Marosi. Tidak hanya pantai panjang berpasir putih nan resik, disana kita jumpai laguna kecil (penduduk lokal menyebutnya : ramuk) disisi timur.

Rintik hujan menuju Marosi

Ramuk Marosi 

Tidak hanya deretan nyiur, tetapi juga ternak yang dilepas bebas menjadi pemandangan sepanjang jalan di Marosi Lamboya hingga Waikabubak. Kalau mujur ada beberapa penduduk lokal yang menawarkan kelapa muda. 
Di rembang sore,  seascape disini juga keren untuk mengambil gambar matahari terbenam atau bahkan long exposure.





long exposure di marosi


Deretan pantai eksotis di Sumba :
Barat : kodi mandorak + pero 
Utara : mamboro + tanjung sasar
Timur : tarimbang + walakiri
Selatan : dassang + wanukaka wanokaka

Foto foto milik pribadi dan dr. Alan Papendang.

Sedikit tentang Shiatsu

Pijat tradisional Jepang dikenal dengan nama Shiatsu. Kata shiatsu berasal dari bahasa Jepang: shi berarti jari dan -atsu berarti tekanan. secara harfiah artinya adalah tekanan jari.


Ciri khas Shiatsu:
Menggunakan tekanan jari, telapak tangan, bahkan siku untuk merangsang titik-titik energi di tubuh (mirip akupresur) yang berdasarkan konsep meridian dan qi dari pengobatan tradisional Tiongkok.
Bertujuan menyeimbangkan energi tubuh, meredakan stres, dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.

Beberapa teknik dasar dalam Shiatsu yang digunakan untuk menstimulasi titik-titik energi (meridian) di tubuh dan mengembalikan keseimbangan energi vital (ki):

1. Tekanan Jari (Finger Pressure)
Inti dari Shiatsu: menggunakan ibu jari, jari-jari lain, atau telapak tangan untuk memberi tekanan lembut hingga sedang pada titik-titik tertentu.
Tekanan ditahan selama beberapa detik (biasanya 3 detik) lalu dilepaskan perlahan.

2. Gerakan Memutar dan Menguleni,
Terapis melakukan gerakan memutar kecil di atas titik tekanan untuk merangsang sirkulasi darah dan energi. Mirip seperti menguleni adonan, tapi dilakukan dengan ritme yang tenang dan terkontrol.

3. Peregangan (Stretching), 
Digunakan untuk membuka jalur energi dan meningkatkan fleksibilitas otot serta sendi. Biasanya dilakukan pada lengan, kaki, dan punggung.

4. Tekanan Tubuh (Body Weight Pressure), Terapis menggunakan berat tubuhnya (bukan kekuatan otot) untuk memberikan tekanan yang dalam dan stabil. Bisa menggunakan siku, lutut, atau bahkan kaki, tergantung area tubuh yang dipijat.

5. Pernafasan dan Ritme, 
Teknik Shiatsu diselaraskan dengan napas klien untuk menciptakan relaksasi maksimal.
Ritme tekanan mengikuti pola napas: tekan saat klien menghembuskan napas, lepaskan saat menarik napas.

6. Scanning Energi (Palpasi), 
Sebelum memulai, terapis biasanya membaca tubuh dengan tangan untuk merasakan ketegangan, suhu, atau ketidakseimbangan energi.


Teknik-teknik ini dilakukan tanpa minyak dan biasanya di atas matras, dengan klien berpakaian longgar.

Titik-Titik Meridian Penting dalam Shiatsu :
  • Tsubo (Titik Energi), Titik-titik ini terletak di sepanjang jalur meridian, mirip seperti titik akupresur. Merangsang tsubo dapat melancarkan aliran ki (energi vital). 
  • Meridian Paru-Paru (Lung Meridian), Letaknya sepanjang bagian dalam lengan dan dada atas. Cocok untuk mengatasi kelelahan, sesak dada, atau stres.
  • Meridian Perut (Stomach Meridian), Dimulai dari wajah, melewati dada, perut, hingga kaki. Sering digunakan untuk meredakan gangguan pencernaan, stres, atau emosi berlebihan.
  • Meridian Ginjal (Kidney Meridian), Berawal dari telapak kaki, naik melalui sisi dalam kaki ke punggung bawah. Membantu meningkatkan energi vital dan mengatasi kelelahan kronis.
  • Meridian Hati (Liver Meridian), Melintasi sisi dalam paha ke perut bagian atas. Bermanfaat untuk detoks dan menstabilkan emosi.


Wibu series:


  • Gambar ilustrasi dibuat dari promptnya Dall E3
  • Terima kasih untuk Mas Yahya, Mas Slamet dan Mas Mamik yang mau gantian memijat saya setiap hari ☺

Terimakasih sudah berkomentar