Sedikit tentang Keunikan Sholat secara Biofisika dan Biokimia
18 Des 2025 by yoxx
Kadang pernah ada di fase malas gerak hingga telat sholat sampai nemu beberapa jurnal dan artikel tentang sholat dikaji dari ilmu biologi, fisika dan kimia.
Faedah sholat dikaji secara biofisika:
Saat sholat otak kita berada di frekuensi alpha dan theta.
Gelombang Alpha (8-12 Hz): Gelombang ini muncul saat kita dalam keadaan rileks, tenang, dan fokus, seperti saat meditasi atau sedang melamun. Saat sholat, terutama saat takbir dan berdiri, otak kita berada di fase ini karena kita fokus pada bacaan dan gerakan, memutus interaksi dengan dunia luar.
Gelombang Theta (4-8 Hz): Frekuensi ini lebih lambat dari alpha dan sering kali dikaitkan dengan kondisi yang sangat dalam, seperti saat kita hampir tidur, meditasi yang sangat dalam, atau mengalami kondisi spiritual. Saat rukuk, sujud, dan duduk, khususnya saat khusyuk, otak kita sering kali masuk ke fase theta. Kondisi ini dapat membantu kita merasa lebih terhubung secara spiritual.
Sedangkan, gelombang beta (13-30 Hz) adalah frekuensi otak yang dominan saat kita sadar sepenuhnya dan aktif berpikir, seperti saat sedang bekerja atau berinteraksi. Jadi, saat sholat, frekuensi ini cenderung menurun karena kita sedang menenangkan pikiran, bukan berpikir aktif.
Takbir dan berdiri bila mampu
Peningkatan Sirkulasi Darah: Gerakan-gerakan sholat, seperti rukuk dan sujud, secara efektif meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang berbeda. Gerakan rukuk dapat membantu mengatur aliran darah ke bagian atas tubuh, sementara sujud meningkatkan suplai darah dan oksigen ke otak, yang dapat meningkatkan kecerdasan dan mencegah penyumbatan pembuluh darah.
Melatih Fleksibilitas dan Otot: Setiap gerakan dalam sholat adalah peregangan yang teratur dan lembut. Ini melatih fleksibilitas sendi dan otot di seluruh tubuh, termasuk bahu, siku, lutut, pinggul, dan tulang belakang. Peregangan ini dapat membantu mengurangi nyeri punggung dan sendi.
Kesehatan Jantung dan Kardiovaskular: sholat dapat dianggap sebagai bentuk olahraga ringan yang meningkatkan metabolisme tubuh dan kesehatan kardiovaskular. Gerakan sujud, di mana jantung berada lebih tinggi dari otak, membantu melancarkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Relaksasi dan Pengurangan Stres: sholat juga berfungsi sebagai bentuk meditasi, di mana fokus pada bacaan dan gerakan membantu mengalihkan pikiran dari stres dan kecemasan sehari-hari. Kondisi khusyuk ini dapat memberikan efek fisiologis berupa ketenangan dan relaksasi.
Manajemen Berat Badan: Melakukan sholat secara rutin dapat membakar kalori dan membantu dalam pengelolaan berat badan, terutama jika dilakukan dengan benar dan konsisten.
Meringankan Gangguan Pencernaan: Gerakan rukuk dan sujud juga dapat meningkatkan fungsi hati dan mengendurkan usus, yang dapat membantu melancarkan pergerakan usus dan meringankan sembelit.
Rukuk
Faefah sholat dikaji secara biokimia
Mengkaji sholat dari sudut pandang biokimia memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana ibadah ini tidak hanya memengaruhi mental dan spiritual, tetapi juga tubuh secara molekuler.
Berikut adalah beberapa keuntungannya:
1. Pengaturan Hormon Stres
Saat seseorang beribadah dengan khusyuk, tubuh melepaskan hormon yang menurunkan respons stres.
Kortisol: sholat secara rutin dapat membantu menurunkan kadar kortisol, hormon utama yang memicu stres. Penurunan kadar kortisol dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mencegah berbagai masalah kesehatan terkait stres seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Adrenalin: Kondisi tenang saat sholat dapat menekan pelepasan adrenalin yang berlebihan, sehingga membantu menstabilkan detak jantung dan tekanan darah.
2. Peningkatan Hormon Kebahagiaan dan Kesejahteraan
Fokus dan ketenangan saat sholat memicu produksi hormon dan neurotransmitter yang menciptakan perasaan bahagia dan tenang.
Serotonin: sholat dapat meningkatkan kadar serotonin, neurotransmitter yang berperan penting dalam mengatur suasana hati, nafsu makan, dan tidur. Peningkatan serotonin membantu melawan depresi dan kecemasan.
Endorfin: Gerakan-gerakan sholat yang teratur dapat merangsang pelepasan endorfin, senyawa kimia alami yang berfungsi sebagai pereda nyeri dan menciptakan perasaan euforia atau bahagia.
3. Pengaturan Ritme Sirkadian (Jam Biologis)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, waktu-waktu sholat selaras dengan siklus alami tubuh, dan ini memengaruhi produksi hormon yang mengatur siklus tidur-bangun.
Melatonin: sholat pada waktu Magrib dan Isya, saat cahaya mulai redup, membantu tubuh memproduksi melatonin. Hormon ini sangat penting untuk mengatur pola tidur yang sehat, sehingga meningkatkan kualitas istirahat di malam hari.
4. Peningkatan Fungsi Otak
Dengan meningkatnya suplai darah dan oksigen ke otak, serta stabilnya hormon, fungsi kognitif juga ikut meningkat.
Asetilkolin: Kondisi rileks saat sholat dapat membantu meningkatkan produksi asetilkolin, neurotransmitter yang penting untuk memori dan fungsi belajar.
BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor): Beberapa studi menunjukkan bahwa meditasi dan aktivitas yang menenangkan dapat meningkatkan BDNF, protein yang mendukung pertumbuhan sel-sel saraf baru di otak, yang penting untuk pembelajaran dan memori jangka panjang.
5. Efek pada Sistem Kekebalan Tubuh
Dengan menurunnya hormon stres seperti kortisol, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat.
Stres kronis dapat menekan respons imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit. sholat yang secara rutin mengurangi stres dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap optimal dan efektif melawan infeksi.
Sujud
Terkait dengan waktu-waktu sholat
Ada keunikan pola waktu waktu sholat tertentu terhadap biofisika atau biokimia tubuh, misalnya:
Sholat Subuh, Sholat Subuh dilakukan saat fajar menyingsing, di mana terjadi peningkatan produksi hormon kortisol yang berfungsi untuk membangunkan dan mempersiapkan tubuh menghadapi aktivitas. Udara pagi juga kaya akan ozon yang membersihkan paru-paru dan meningkatkan suplai oksigen ke otak. sholat Subuh di waktu ini membantu tubuh memulai hari dengan energi dan fokus yang optimal.
Sholat Zuhur, Waktu zuhur adalah saat matahari berada di puncak, dan aktivitas harian biasanya sedang padat. Sholat zuhur menjadi "jeda" alami yang memungkinkan tubuh dan pikiran beristirahat sejenak dari stres. Gerakan rukuk dan sujud pada saat ini dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memberikan relaksasi pada otot-otot yang tegang, sekaligus mengembalikan fokus di tengah hari.
Sholat Asar, Sholat Asar dilakukan di sore hari, saat energi tubuh mulai menurun. sholat ini berfungsi sebagai "penyegar" alami yang dapat mengembalikan energi dan fokus. Secara biofisika, gerakan-gerakannya dapat mengurangi rasa lelah dan mempersiapkan tubuh untuk transisi dari siang ke malam, mencegah sindrom kelelahan sore (afternoon slump).
Sholat Maghrib, Waktu Maghrib adalah saat matahari terbenam. Pada saat ini, tubuh mulai memproduksi hormon melatonin, yang memicu rasa kantuk dan mengatur siklus tidur. sholat Maghrib adalah sinyal alami bagi tubuh untuk mulai memperlambat aktivitas, menenangkan pikiran, dan bersiap untuk istirahat. Gerakan yang lebih santai pada waktu ini membantu tubuh beradaptasi dengan transisi dari terang ke gelap.
Sholat Isya, Sholat Isya adalah sholat terakhir sebelum tidur. Sholat ini berfungsi sebagai penutup hari yang menenangkan, membantu tubuh mencapai kondisi relaksasi yang dalam. Gerakan dan ketenangan yang terjadi selama sholat Isya dapat meningkatkan produksi melatonin, sehingga membantu mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Istirahat yang cukup sangat penting untuk perbaikan sel tubuh dan fungsi otak.
Duduk tasyahud
Sholat tahajud, sholat yang dilakukan di sepertiga malam terakhir setelah bangun tidur memberi manfaat biofisika dan biokimia karena tubuh berada dalam kondisi istirahat optimal, udara lebih bersih, serta hormon-hormon penting sedang aktif bekerja untuk pemulihan dan keseimbangan tubuh, setidaknya Hormon melatonin (hormon tidur) masih aktif, Kortisol (hormon stres) berada pada titik rendah, Endorfin & serotonin meningkat saat ibadah, Detoksifikasi alami, tubuh di fase ini sedang membersihkan sisa metabolisme.
Nah, masih gak disiplin sholat?
Tulisan terkait
- dari berbagai sumber
- ilustrasi dibuat dengan image creator dall-e3





Posting Komentar