Kidung Rumekso Kalijogo
20 Jul 2021 by yoxx
Kidung Rumekso Ing Wengi atau Mantrawedha adalah kidung tolak balak yang naskahnya asli dari salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga:
Teguh hayu luputa ing lara
Luputa bilahi kabeh
Jim setan datan purun
Paneluhan tan ana wani
Niwah panggawe ala
Gunaning wong luput
Geni atemah tirta
Maling adoh tan ana ngarah ing mami
Sakeh ngama pan sami mirunda.
Welas asih pandulune
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingderan kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Piayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Nafasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Balung baginda Ngusman
artinya
Ada sebuah kidung doa permohonan di tengah malam. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari semua petaka. Jin dan setan pun tidak mau mendekat. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi berbuat jahat, guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap.
Semua penyakit pulang ke tempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh di besi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.
Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mongering. Pada akhirnya semua selamat. Sebab badanya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku Nabi Sis. Ucapanku adalah Nabi Musa.
Nafasku Nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakub pendengaranku. Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi Sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku. Abu Bakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.
Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti Aminah sebagai kekuatan badanku. Nanti Nabi Ayub ada di dalam ususku. Nabi Nuh di dalam jantungku. Nabi Yunus di dalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhammad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Semoga pandemi segera diangkat oleh Gusti Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... Aamiin
Tulisan terkait :
- world class landscape photographers
- anonim di internet via browser
Apa bedanya dengan kidung rumekso dengan lingsir wingi? Ini kidung saat pageblug ya?
Lingsir Wengi dan Kidung rumekso ing wengi biasa disenandungkan setelah melakukan sholat malam yang isinya adalah doa kepada Tuhan agar dijauhkan dari malapetaka hingga bencana atau pagebluk.
Keduanya diciptakan oleh Sunan Kalijaga atau Kalijogo untuk audiens orang orang Jawa.
Dulu banyak simbah menembangkan kidung ini untuk pengantar tidur agar tak takut di malam gelap...
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jim setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet
Artinya:
Menjelang malam, dirimu akan lenyap
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang gundah
Jin dan setan kuperintahkan
Jadilah apa saja
(Tetapi) Jangan membawa maut
Lho liriknya beda dengan lirik lingsir wingi didi kempot ya?
kalau lingsir wengi seperti lirik dibawah kan tentang orang kangen..
Lingsir wengi
(Saat menjelang tengah malam)
Sepi durung biso nendro
(Sepi belum bisa tidur)
Kagodho mring wewayang
(Tergoda dengan bayangmu)
Angreridhu ati
(Di dalam hati)
Kawitane
(Awal mulanya)
Mung sembrono njur kulino
(Cuma bercanda terus terbiasa)
Ra ngiro
(Tidak menyangka)
Yen bakal nuwuhke tresno
(Kalau bisa menjadi cinta)
Nanging duh tibane
(Kalau sudah saatnya)
Aku dhewe kang nemahi
(Aku sendiri akan mengalami)
Nandang bronto
(Jatuh cinta)
Kadhung loro
(Terlanjur sakit)
Sambat, sambat sopo?
(Mengeluh, mengeluh sama siapa?)
Rino wengi
(Siang malam)
Sing tak puji ojo lali
(Yang tak puji-puji yang lupa)
Janjine
(Janjinya)
Mugo biso tak ugemi
(Semoga bisa tak diingkari)
Lingsir wengi
(Saat menjelang tengah malam)
Sepi durung biso nendro
(Sepi belum bisa tidur)
Kagodho mring wewayang
(Tergoda dengan bayangmu)
Angreridu ati
(Di dalam hati)
Kawitane
(Awal mulanya)
Mung sembrono njur kulino
(Cuma bercanda terus terbiasa)
Ra ngiro
(Tidak menyangka)
Yen bakal nuwuhke tresno
(Kalau bisa menjadi cinta)
Nanging duh tibane
(Kalau sudah saatnya)
Upaya atau ikhtiar untuk tolak bala terhadap pagebluk covid19