Sedikit tentang teknik lukis Cina

Ini lagi kesengsem dengan lukisan tradisional Cina.
Yup, goresan kuas khas pelukis Cina mempunyai sejarah yang panjang karena telah dikenal pada abad ke-7, tepatnya sejak Jenderal Besar Dinasti Tang bernama Li Shixun gemar melukis pemandangan.
Namun masa dari periode Lima Dinasti sampai periode Song Utara (907–1127) dikenal sebagai "masa kejayaan lanskap Tionghoa".

  • Lukisan tradisional secara esensial melibatkan teknik yang sama dengan kaligrafi dan diselesaikan dengan kuas yang dicelupkan dalam tinta hitam atau pigmen berwarna menggunakan pelarut air non minyak (waterbased). Seperti halnya kaligrafi, bahan-bahan paling populer dimana lukisan dibuat adalah kertas dan sutra. Karya yang terselesaikan dapat digulung, seperti gulungan gantung atau gulungan genggam. Lukisan tradisional juga dicantumkan pada lembar album, tembok, perangkat, layar mengambang dan media lainnya.
  • Pada perkembangannya, penggunaan tinta China pada lukisan bernuansa alam dan tradisi yang kaya filosofi menjadi identitas seni lukis negeri Tirai Bambu. Ciri khas tersebut masih terus dipertahankan dan dijadikan strategi kebudayaan para pelukis China, di tengah mengglobalnya corak seni kontemporer.
  • Sebagian besar tema lukisan mencerminkan orientasi jalan hidup pelukis yang masih berdasar pada petuah lama yang berpusat kepada pesan filosofis Kong Hucu, Tao dan Buddha (Zen).
  • Subyek berupa aktivitas penduduk, pemandangan, bunga dan burung, mamalia, serangga, ikan serta arsitektur.
  • Lukisan pemandangan merupakan wujud kesetiaan pelukis terhadap ajaran nenek moyang yang menuturkan bahwa pelajaran terbaik bagi manusia adalah alam semesta yang membentang di hadapannya.
  • Pemandangan atau lansekap, karakter dan bunga-bunga dan burung adalah tiga topik yang disukai dari pelukis Cina. Ini menyiratkan sebuah studi menyeluruh tentang tanaman dan bunga sesuai dengan empat musim dan dari aspek burung, serangga, ikan dan mamalia.
  • Format yang digunakan dalam lukisan Cina sangat bervariasi, umumnya menggunakan format kuas besar, format horisontal.
Umumnya terdiri dari satu atau lebih puisi, kaligrafi, lukisan kuas dan stempel (segel) artis.
Teknik atau metode yang dipakai:
  1. Teknik Gongbi (kuas terampil) ditandai dengan detail dan presisi secara rinci.
  2. Teknik Baimiao (melukis garis) menarik garis kontur dengan tinta hitam. 
  3. Teknik Mogu (tanpa bingkai) mirip dengan Gongbi, tetapi tidak menarik kontur.
  4. Teknik Xieyi (menulis ide atau menulis niat) ditandai dengan tata letak penuh dan terutama menggunakan prinsip kisaran.
  5. Teknik Shuimo (tinta dan air) seperti  Xieyi, tetapi hanya dilakukan dengan tinta hitam dengan memanfaatkan rentang.
Poin-poin penting dari komposisi lukisan Cina:
  1. Organisasi umum dan arah (naik/turun, pendukung/didukung).
  2. Kepadatan dan pertemuan (dispersi). Para ahli lukis sering memberikan indikasi kepadatan lukisan menggunakan ungkapan ini: Spasi seakan akan kuda bisa menyeberang, ruang padat sehingga angin tidak bisa menyusup.
  3. Ruang kosong (vakum) atau spasi negatif memiliki tempat yang sangat penting. Hal ini dapat mewakili langit, tanah, air, awan.
  4. Jauh lebih penting adalah prasasti. Mereka termasuk judul, isi (puisi , prosa, deskripsi, sejarah) juga nama penulis dalam stempel (segel) nya. Semua harus berupa kaligrafi dalam gaya yang berbeda sesuai dengan yang artis ingin mengekspresikan. 

Lukisan lanskap dipandang sebagai bentuk tertinggi dari lukisan Tionghoa, dan umumnya masih dianggap demikian.
Di utara, artis-artis seperti Jing Hao, Li Cheng, Fan Kuan, dan Guo Xi melukis gambar-gambar gunung yang menjulang, menggunakan garis hitam, kuas tinta, titik-titik kuas untuk menggambarkan batu.
Di selatan, Dong Yuan, Juran, dan beberapa artis melukis perbukitan dan sungai di wilayah mereka tinggal dalam suasana damai dengan tinta kayu lembut.
Dua jenis pemandangan dan teknik tersebut menjadi gaya klasik lukisan lanskap Tionghoa.

Baca juga : Sedikit tentang simbolisme lukisan China

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar