Sedikit tentang Gula

Gula adalah jenis karbohidrat sederhana yang memberikan rasa manis dan cepat diserap tubuh sebagai sumber energi.


Berdasarkan struktur kimia, Gula alami diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama:
1. Monosakarida (gula tunggal)
  • Glukosa: gula sederhana yang menjadi sumber energi utama bagi sel tubuh. Ada pada buah, sayur, madu
  • Fruktosa: gula alami yang terdapat dalam buah-buahan dan madu, rasanya paling manis di antara gula sederhana. Ada pada buah-buahan dan madu
  • Galaktosa: gula sederhana yang biasanya ditemukan dalam susu, sebagai bagian dari laktosa.

2. Disakarida (gabungan dua monosakarida)
  • Sukrosa: gula meja yang terdiri dari glukosa dan fruktosa, umum ditemukan dalam tebu dan bit. Ada pada buah-buahan dan madu
  • Laktosa: gula alami terdiri dari glukosa dan galaktosa ada pada susu. 
  • Maltosa: gula hasil pemecahan pati, terdiri dari dua molekul glukosa. Ada pada biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan.
Berdasarkan gugus kimia terbagi 2 :
  • Aldosa:  gula dengan gugus aldehida (contoh: glukosa, galaktosa).
  • Ketosa: gula dengan gugus keton (contoh: fruktosa)
contoh :
  • Glukosa: Monosakarida 6 karbon (aldoheksosa) ada pada buah, darah
  • Fruktosa: Monosakarida 6 karbon (ketoheksosa) ada pada buah, madu
  • Galaktosa: Monosakarida 6 karbon (aldoheksosa) ada pada susu
  • Ribosa:  Monosakarida 5 karbon (aldopentosa) ada pada RNA
  • Deoksiribosa: Monosakarida 5 karbon (aldopentosa tanpa -OH) ada pada DNA
  • Maltosa: Disakarida (glukosa + glukosa) ada pada pati yang dipecah
  • Sukrosa: Disakarida (glukosa + fruktosa) ada pada gula meja.
  • Laktosa: Disakarida (glukosa + galaktosa) ada pada susu.



Selain gula alami yang umum seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, galaktosa, dan laktosa, masih ada beberapa gula alami lain yang lebih jarang disebut tapi tetap menarik dan penting secara biologis maupun nutrisi.
  1. Ribosa : Monosakarida (aldopentosa) ada pada sel tubuh (RNA-ribo-nucleic acid). 
  2. Deoksiribosa : Monosakarida (pentosa) ada pada sel tubuh (DNA-deoxy-ribonucleic acid).
  3. Allosa : Monosakarida langka (aldoheksosa) ada pada beberapa tanaman, berpotensi antioksidan, masih diteliti.
  4. Tagatosa : Monosakarida (ketoheksosa) mirip fruktosa ada pada produk susu dalam jumlah kecil yang rendah kalori, digunakan sebagai pemanis alternatif dan senyawa prebiotik.
  5. Xylosa : Monosakarida (pentosa) ada pada kayu, jerami, tanaman berserat yang digunakan dalam industri makanan dan farmasi.
  6. Arabinosa : Monosakarida (aldopentosa) ada pada getah tanaman, serat tumbuhan, komponen polisakarida dalam dinding sel tumbuhan.
  7. Trehalosa (alias mycosa / tremalosa) : Disakarida (glukosa + glukosa) yang ada pada jamur, alga, serangga, arthropda laut, nematoda, moluska dan tardigrada yang berguna untuk menstabilkan protein, digunakan dalam industri kosmetik, makanan dan farmasi. 
  8. Mannosa : Monosakarida (aldoheksosa), ada pada buah-buahan. 
  9. Cellobiosa : Disakarida (glukosa + glukosa) ada pada serat tumbuhan. 
  10. Isomaltulosa (paltinosa) : Disakarida (glukosa + fruktosa) ada pada tebu, bit dan madu atau turunan sukrosa,turunan sukrosa yang dimodifikasi ringan.
  11. Rhamnosa : Monosakarida (deoksipentosa) ada pada tanaman Buckthorn (Rhamnus) dan beberapa buah dan sayur.
  12. Melezitosa (Melicitose) : Trisakarida non-pereduksi, yaitu jenis karbohidrat yang terdiri dari tiga unit monosakarida (glukosa + glukosa + fruktosa) ada pada madu, getah pohon, ini adalah gula langka, yang digunakan oleh serangga.
  13. Fucososa (Fucose) : Monosakarida (deoksiheksosa) berupa gula enam karbon yang kehilangan satu gugus hidroksil, ada pada Alga coklat, glikoprotein penting dalam biologi sel.
  14. Apiosa : Monosakarida (aldopentosa bercabang) ditemukan dalam polisakarida tumbuhan, terutama dalam pektin dan arabinan.
  15. Kojibiosa : Disakarida (glukosa + glukosa) yang terhubung melalui ikatan glikosidik khusus, ada pada produk fermentasi jamur, stabil terhadap panas, digunakan dalam kosmetik
  16. Melibiosa : Disakarida (galaktosa + glukosa) yang terhubung melalui ikatan glikosidik, terbentuk secara alami melalui proses hidrolisis rafinosa oleh enzim invertase pada produk enzimatik dari raffinosa, sering digunakan dalam riset enzim dan fermentasi ada pada kacang-kacangan 
  17. Raffinosa : Trisakarida, yaitu oligosakarida yang terdiri dari tiga unit monosakarida (galaktosa + glukosa + fruktosa) ada pada kacang-kacangan dan Sayuran cruciferous namun tidak dapat dicerna oleh manusia, menjadi prebiotik alami.
  18. Isomaltosa : Disakarida (glukosa + glukosa)  yang terhubung melalui ikatan glikosidik α(1→6).
  19. Liksosa : Monosakarida (aldopentosa) langka yang memiliki lima atom karbon dan gugus aldehida yang ditemukan dalam jaringan tubuh manusia.
  20. Fruktooligosakarida (FOS) : Fruktosa berantai pendek, juga diproduksi secara enzimatik dari sukrosa ada pada bawang putih, bawang bombay, pisang, asparagus, artichoke
  21. Inulin : Polimer fruktosa dengan ikatan β-2,1, umum sebagai serat prebiotik dalam makanan sehat ada pada akar chicory, dandelion, artichoke, agave
  22. Isomaltooligosakarida (IMO) : Gula semi-alami / sintetis, dibuat secara industri dari pati jagung melalui enzim transglukosidase umumnya sebagai pemanis rendah kalori dan prebiotik, secara alami ada pada madu dan fermentasi pati.
  23. Galaktooligosakarida (GOS) : Gula semi-alami / sintetis yang dibuat secara industri dari laktosa menggunakan enzim β-galaktosidase, ditemukan dalam susu formula bayi dan produk fermentasi, secara alami ada dalam jumlah kecil di susu mamalia.



Gula sintetis atau lebih dikenal sebagai pemanis buatan, adalah senyawa kimia yang diciptakan secara sintetis untuk memberikan rasa manis, tapi biasanya tanpa kalori atau sangat rendah kalori. 
  • Gula sintetis bukan karbohidrat seperti gula alami, dan sering digunakan dalam produk diet atau bebas gula.
  • Gula sintetis tidak meningkatkan kadar gula darah seperti gula biasa, sehingga sering digunakan oleh penderita diabetes.
  • Beberapa pemanis buatan tidak cocok untuk memasak karena rusak oleh panas.
  • Penggunaan berlebihan bisa menyebabkan efek samping pencernaan, terutama dari alkohol gula.
Gula sintetis terbagi 5 : 
1. Pemanis Intens (High-Intensity Sweeteners)
  • Aspartam : kemanisan 200x, Mengandung fenilalanin, tidak tahan panas ada pada minuman ringan diet.
  • Sakarin : kemanisan300–400x, Tahan panas, rasa agak pahit ada pada permen, obat.
  • Acesulfame-K : kemanisan 200x, Tahan panas, sering dicampur dengan pemanis lain ada pada yogurt, minuman.
  • Sukralosa : kemanisan 600x, turunan sukrosa yang di midifikasi secara kimia (berat), tahan panas, aman untuk baking ada pada kue, minuman.
  • Neotam : kemanisan 7.000–13.000x, Mirip aspartam tapi lebih stabil ada pada produk makanan rendah kalori.
  • Advantam : kemanisan 20.000x, rasa manis sangat kuat, baru dikembangkan ada pada produk industri makanan.
  • Cyclamate : kemanisan 30–50x, Tahan panas, sering dikombinasikan dengan sakarin untuk minuman ringan dan tabletop sweetener.
  • Thaumatin : kemanisan 2.000–3.000x, protein manis dari buah katemfe, lambat munculnya rasa manis. Digunakan pada permen permen, produk farmasi.
  • Glycyrrhizin : kemanisan 30–50x, Ekstrak akar licorice, rasa khas. Digunakan pada permen, obat tradisional
  • Steviol Glycosides (selain Reb A) 150–300x, Komponen lain dari daun Stevia Produk diet dan alami.
2. Gula Alkohol (Sugar Alcohols / Poliols), Bukan alkohol minuman, tapi turunan gula yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah drastis.
  • Sorbitol: gula alami, namun sintetisnya dibuat dari reduksi glukosa dengan mengubah gugus aldehida menjadi gugus alkohol, kemanisan 60%, 2.6 kcal/g Bisa menyebabkan gas/perut kembung.
  • Xylitol : dibuat dari xylan (serat tanaman) atau kulit pohon birch, kemanisan 40%, 2.4 kcal/g, baik untuk gigi, tapi beracun bagi anjing.
  • Erythritol : dibuat melalui fermentasi glukosa, kemanisan 70% 0.2 kcal/g Hampir tanpa kalori.
  • Mannitol : dibuat dari Hidrogenasi katalitik dari fruktosa/glukoa menggunakan katalis logam seperti nikel, kemanisan 50%, 1.6 kcal/g digunakan dalam obat diuretik osmotik.
  • Maltitol : dibuat dari Hidrolisis Pati menjadi Maltosa dan Hidrogenasi Maltosa dari bahan dasar pati, kemanisan 90%, 2.1 kcal/g digunakan dalam cokelat bebas gula.
3. Novel Sweeteners : Gabungan stevia dan erythritol misal Truvia.
4. Natural-Based Sweeteners : Berasal dari bahan alami tapi melalui proses ekstraksi kimia, misal Stevia (Stevia rebaudiana) kemanisan 200–300x dan Monk Fruit-Luo Han Guo (Siraitia grosvenorii) kemanisan 100–250x, dan Laktulosa : Gula sintetis, tidak ditemukan secara alami dibuat dari laktosa melalui proses pemanasan atau isomerisasi, digunakan dalam pengobatan untuk konstipasi dan ensefalopati hepatik.
5. Modified Sugars : Gula yang dimodifikasi dengan rekayasa gebetik GMO dan modifikasi gugus hidroksil atau cincin gula. 

Tips Penggunaan
  1. Untuk membuat kue: pilih Sukralosa, Stevia, atau Monk Fruit..
  2. Untuk minuman dingin: Aspartam, Acesulfame-K, atau kombinasi Stevia + Erythritol.
  3. Untuk produk farmasi atau herbal: Sakarin, Glycyrrhizin, atau Thaumatin

Tulisan terkait:


Gambar dari duckduckgo, kredit milik fotografernya

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar