Tahu atau tofu memiliki sejarah panjang yang dimulai lebih dari 2.000 tahun lalu di Tiongkok, pada masa Dinasti Han (206 SM–220 M). Menurut legenda, tahu ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pangeran bernama Liu An, yang bereksperimen dengan kedelai dan mencampurkan garam nigari ke dalam susu kedelai, sehingga menghasilkan tahu melalui proses koagulasi.

Dari Tiongkok, tahu menyebar ke Jepang sekitar abad ke-8 melalui pengaruh budaya Buddha, dan kemudian ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melalui pedagang Tiongkok. Di Indonesia, tahu mulai dikenal sekitar abad ke-10 atau 11 dan diadaptasi sesuai selera lokal, seperti tahu goreng dan tahu bacem.

Tahu pertama kali diperkenalkan ke Jepang melalui pengaruh budaya Tiongkok dan Korea pada abad ke-8, bersamaan dengan penyebaran agama Buddha. Buddhisme, yang menekankan pola makan vegetarian sebagai bagian dari ajaran ahimsa (tidak menyakiti makhluk hidup), mendorong konsumsi tahu sebagai sumber protein nabati yang penting.

Bahan utama dalam pembuatan tahu klasik adalah kedelai (Glycine max) seperti tempe. Kedelai difermentasi dan diolah menjadi susu kedelai, lalu ditambahkan zat pengental seperti asam cuka atau air garam untuk memisahkan bagian padat (curd) dan cairnya. Bagian padat inilah yang kemudian dipres untuk membentuk tahu.

Tahu telah mengalami banyak inovasi menarik, baik dari segi produk maupun teknologi. Berikut beberapa contohnya:

  • Tahu Krispi: Tahu yang dibalut tepung berbumbu dan digoreng hingga renyah, cocok sebagai camilan atau lauk.
  • Tahu Susu: Tahu dengan tekstur lebih lembut dan rasa gurih karena dicampur susu dalam proses pembuatannya.
  • Tahu Nugget: Olahan tahu berbentuk seperti nugget ayam, menarik untuk anak-anak dan keluarga.
  • Tahu Organik: Dibuat dari kedelai organik tanpa bahan kimia tambahan, cocok untuk pasar yang peduli kesehatan.
  • Teknologi Modern: Mesin pres otomatis dan teknologi pemrosesan bertekanan tinggi (HPP) digunakan untuk meningkatkan kualitas dan umur simpan tahu.
  • Bahan Baku Alternatif: Eksperimen dengan bahan seperti kacang hijau atau kacang merah untuk variasi rasa dan nutrisi.


Inovasi ini tidak hanya meningkatkan daya tarik tahu, tetapi juga membuka peluang bisnis baru.

Tulisan lain



0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar