Sedikit tentang Prototyping
19 Des 2025 by yoxx
Dalam pengembangan produk, satu produk akhir bisa didahului oleh berbagai purwa rupa atau kesan pertama yang disebut prototype.
Kata prototipe berasal dari bahasa Yunani: protos berarti pertama dan typos berarti kesan.
Tidak semua prototipe harus sempurna beberapa cukup memadai untuk fungsi tertentu.
Tujuan utama prototipe plastik:
- Tampilan: Tampilan, termasuk bentuk keseluruhan, tekstur permukaan, dan warna.
- Kecocokan: Kemampuan untuk terhubung dengan bagian lain dalam suatu rakitan (knock down) atau kemasan.
- Fungsi: Ketahanan terhadap paparan cuaca, tekanan, benturan, panas, radiasi, atau bahan kimia bahkan laju fluida seperti air dan angin (coefisien drag).
- Kemampuan produksi: Apakah bisa dibuat dengan metode produksi massal seperti CNC atau injection molding.
- Kelayakan pasar: Apakah cukup menarik bagi konsumen.
- Perletakan (lay out) : Perletakan yang akurat pada rak display, ruang pamer bahkan pada kotak kemasan.
Material Plastik yang umum dipergunakan untuk prototyping:
- ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) adalah pilihan paling umum karena keseimbangan antara kekuatan, kemudahan pemrosesan, dan biaya.
- PLA (Polylactic Acid) juga sangat populer dalam pencetakan 3D karena mudah digunakan dan berasal dari bahan alami, meskipun kurang tahan terhadap panas dan benturan dibanding ABS.
Karena pengembangan produk bersifat iteratif, biasanya melibatkan beberapa tahap prototyping (baca 13 jenis sample).
Berikut adalah beberapa metode yang populer:
1. Virtual Prototyping, Menggunakan perangkat lunak CAD 3D untuk mensimulasikan desain.
Kelebihan: Bisa diuji secara digital, cepat dan murah.
Kekurangan: Hanya digital, berisiko jika langsung diproduksi massal.
2. Stereolithography Apparatus (SLA), Menggunakan laser untuk mengeraskan resin fotopolimer lapis demi lapis.
Kelebihan: Cepat, murah, hasil permukaan halus.
Kekurangan: Material terbatas, hasil rapuh dan tidak stabil.
3. Selective Laser Sintering (SLS), Laser menyatukan bubuk material menjadi bentuk padat.
Kelebihan: Lebih kuat dari SLA, cocok untuk uji bentuk dan fungsi ringan.
Kekurangan: Permukaan kasar, material terbatas, tidak cocok untuk uji produksi.
4. Fused Deposition Modeling (FDM), Mencetak lapisan resin termoplastik menggunakan kepala cetak panas.
Kelebihan: Kuat, cocok untuk uji bentuk dan fungsi.
Kekurangan: Lambat, permukaan bertingkat, material terbatas.
5. Three Dimensional Printing (3DP), Mencetak material seperti plester untuk model konsep.
Kelebihan: Paling cepat dan murah, bisa berwarna.
Kekurangan: Rapuh, permukaan kasar, tidak cocok untuk uji fungsi atau produksi.
6. Polyjet (PJET), Mirip SLA, menggunakan sinar UV untuk mengeraskan resin.
Kelebihan: Lebih murah dan ramah lingkungan kantor.
Kekurangan: Ukuran terbatas, material terbatas.
7. CNC Machining, Memotong material padat menggunakan mesin CNC.
Kelebihan: Cepat, hasil mirip injection molding, cocok untuk uji bentuk, fungsi, dan kelayakan.
Kekurangan: Tidak efisien untuk produksi massal.
8. Rapid Injection Molding (RIM), Menggunakan perangkat lunak khusus untuk membuat cetakan injeksi dengan cepat.
Kelebihan: Hasil nyata, cepat, cocok untuk uji fungsi dan produksi awal.
Kekurangan: Biaya cetakan awal bisa tinggi untuk volume kecil.
Ada yang mau menambahkan?
Tulisan terkait :
- dari bebrbagai sumber
- gambar ilustrasi dibuat oleh dall-e3
#mockup #purwarupa #plasticprototyping #plasticproductdesign #macammacamprototype #jenissample #macampurwarupa





Posting Komentar