Sedikit tentang Astrofotografi
9 Jan 2025 by yoxx
Astrofotografi adalah cabang fotografi di mana fokus utamanya adalah menangkap gambar objek-objek astronomi dan fenomena langit malam yang melibatkan teknik dan peralatan khusus untuk merekam detail yang sangat halus dan objek-objek yang jauh di luar jangkauan mata telanjang.
Mengapa astrofotografi penting?
- Penelitian: Fotografi astrofisika memberikan data visual yang berharga bagi para astronom untuk mempelajari objek-objek langit dan memahami alam semesta.
- Pendidikan: Gambar-gambar yang dihasilkan oleh fotografi astrofisika dapat digunakan untuk mendidik masyarakat tentang keindahan dan keajaiban alam semesta.
- Seni: Fotografi astrofisika juga merupakan bentuk seni yang indah, yang mampu menginspirasi dan membangkitkan rasa kagum.
- Mengungkap Keajaiban Alam Semesta: Foto-foto astrofotografi seringkali mengungkapkan detail yang tak terlihat oleh mata telanjang, seperti warna-warni nebula atau struktur galaksi spiral.
- Merekam Peristiwa Langka: Fenomena langit seperti hujan meteor, gerhana, atau komet dapat diabadikan melalui astrofotografi.
- Menggabungkan Seni dan Sains: Astrofotografi adalah perpaduan antara kreativitas seni dan ketelitian ilmu pengetahuan.
Perbedaan Astrofotografi dengan Fotografi Biasa
- Objek: Objeknya sangat jauh dan redup, sehingga membutuhkan waktu eksposur yang lama dan peralatan khusus.
- Cahaya: Sumber cahaya utama adalah bintang, yang jauh lebih redup dibandingkan cahaya matahari.
- Peralatan: Diperlukan teleskop, mount yang sangat akurat, kamera khusus, dan berbagai filter.
Apa yang perlu dipersiapkan untuk memulai fotografi astrofisika?
- Teleskop: Teleskop akan mengumpulkan lebih banyak cahaya dibandingkan lensa kamera biasa, sehingga memungkinkan Anda menangkap objek yang lebih redup.
- Kamera: Kamera DSLR atau mirrorless dengan sensor yang besar dan sensitif terhadap cahaya sangat ideal.
- Mount: Mount yang sangat akurat diperlukan untuk melacak pergerakan benda langit selama eksposur yang lama.
- Lensa: Lensa dengan bukaan lebar (aperture besar) akan memungkinkan masuknya lebih banyak cahaya.
- Filter: Filter dapat digunakan untuk meningkatkan kontras dan mengurangi polusi cahaya.
Jenis-jenis Astrofotografi
- Deep Sky: Memotret objek-objek jauh seperti nebula, galaksi, dan gugusan bintang.
- Planetary: Memotret planet-planet di tata surya kita.
- Lunar: Memotret permukaan bulan.
- Solar: Memotret matahari (harus dilakukan dengan filter khusus untuk melindungi mata dan peralatan).
- Wide Field: Memotret langit malam dengan lensa wide angle untuk menangkap pemandangan yang lebih luas.
Tips Memulai Astrofotografi
- Pelajari Dasar-dasar Fotografi: Pahami tentang aperture, shutter speed, dan ISO.
- Gunakan Aplikasi Pelacak Bintang: Untuk membantu menemukan objek langit.
- Bergabung dengan Komunitas Astrofotografi: Belajar dari pengalaman orang lain.
- Sabar dan Konsisten: Astrofotografi membutuhkan waktu dan kesabaran.
- Mencari lokasi gelap yang representatif untuk melakukan pengamatan, bisa menggunakan fitur di Google Earth untuk menampilkan foto Bumi yang diambil pada malam hari. Dari citra yang ditampilkan carilah lokasi yang masih berwarna hitam (gelap) dan hindaril lokasi yang berwarna kuning (terang). Lokasi hitam menunjukkan rendahnya polusi cahaya di area tersebut sedangkan yang terang merupakan indikasi tingginya polusi cahaya di area tersebut.
Perlengkapan Astrofotografi
- Untuk bisa melakukan kegiatan astrofotografi, selain kamera dan teleskop, diperlukan juga koneksi dari kamera ke teleskop. Koneksi yang dibutuhkan itu antara lain T-mount untuk jenis SLR (contoh untuk Canon), juga sebuah adapter dari T mount ke ukuran 1,25 inchi atau 2 inchi untuk penggabungan ke teleskop (ukuran eyepiece pada teleskop 1,25 inchi dan 2 inchi).
Kamera untuk Astrofotografi
- Untuk astrofotografi, dibutuhkan sebuah kamera dengan fitur bukaan yang lama (long exposure) dengan rana beberapa detik sampai menit. Cahaya dikumpulkan dalam rentang waktu tertentu, langit akan bergerak karena rotasi bumi, apabila zoomnya kecil (dengan wide lens), kita dapat memotret obyek selama 10-30 detik tanpa terdeteksinya pergerakan langit di hasil foto.
- Apabila zoom yang digunakan cukup tinggi dan waktu bukaan juga cukup lama, harus digunakan tracking mount yang telah dikalibrasi dengan lokasi pengamatan (sehingga sejajar/parallel dengan sumbu rotasi bumi).
- Salah satu kelebihan dari 60D adalah filter sensor kamera berbeda dengan filter sensor kamera lainnya sehingga kamera lebih sensitif terhadap gelombang cahaya hydrogen-alpha (untuk nebula).
- Pemilik SLR lain dapat “mengoprek” kameranya dengan mengganti filter sensor dengan sebuah kaca biasa (kualitas tinggi dan ketebalan sama) atau dengan kaca filter dengan transmisi khusus yang akan membiarkan gelombang hydrogen-alpha masuk untuk direkam. Cara ini lumayan beresiko, dan sebaiknya mencari pakar “oprek” yang ahli seperti pakar-pakar pengoprek untuk infra red.
Teleskop untuk Astrofotografi
- Pada umumnya, yang paling sederhana untuk digunakan adalah teleskop refraktor karena biasanya pengguna tidak direpotkan dengan proses kolimasi (collimation). Merk, tipe dan range harga harus disesuaikan dengan tempat pemesanan anda dan ketersediaan instrumen tersebut baik di luar negeri dalam negeri.
- Untuk astrofotografi, fokuslah pada dudukan yang memiliki tracking system, terutama untuk faktor kekuatan beban dan presisi gigi-gigi (gear) di dalam mounting.
Perbedaan Teleskop Refraktor, Reflektor dan Katadioptrik
- Teleskop refraktor adalah alat optik yang susunan sistemnya hanya menggunakan lensa.
- Teleskop reflektor adalah alat optik yang sistemnya menggunakan cermin (berdasarkan pantulan).
- Teleskop katadioptrik adalah alat optik yang sistemnya menggunakan gabungan baik lensa dan cermin.
Rekomendasi kamera :
- Canon EOS-1D X/ EF24mm f/1.4L II USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/1.4, 30 det.)/ISO 1250/ WB: Auto
- Canon EOS 50D, EF100-400mm f/4.5-5.6L IS USM lens, f/7.1, 400mm, 1/100sec, ISO100 oleh Dave Young
- Canon EOS 5D Mark II, EF28mm f/1.8 USM lens, f/1.8, 28mm, 30sec, ISO1600 oleh Ian Norman
- Canon EOS 5D Mark III, EF24-70mm f/2.8L II USM lens, f/2.8, 24mm, 20sec, ISO4000 oleh Scott Cresswell
- Canon EOS 6D, EF24mm f/1.4L II USM lens, f/1.4, 24mm, 2.5sec, ISO3200 oleh Paul Williams
- Canon EOS 5D Mark III, EF24-105mm f/4L IS USM lens, f/4, 24mm, 30sec, ISO2500 oleh Maxime Raynal
- Canon EOS 6D, EF24-105mm f/4L IS USM lens, f/8, 24mm, 3104sec, ISO200 oleh Dave Young
- Canon EOS 5D, EF16-35mm f/2.8L II USM lens, f/2.8, 16mm, 30sec, ISO6400 oleh Jason Corey
Tulisan terkait :
Foto foto illustrasi dari Getty images, kredit milik fotografernya
Posting Komentar