sedikit tentang pohon asam jawa

Sudah duabelas tahun wira-wiri disepanjang jalan Daendels pantai utara (pantura) pulau Jawa dimulai kota Tuban hingga Semarang. Banyak obyek yang cukup menarik untuk dicatat untuk ukuran orang gunung seperti aku, mulai dari deretan kapal pencari ikan di Sarang, petani garam di Rembang, galeri ikan asin di Lasem, WC terpanjang sedunia yang ada di Demak (Bener lho ada WC helikopter yang berderet memenuhi ujung sungai), hingga banyaknya putri duyung yang mandi dibawahnya. Deretan pohon Asam Jawa (Tamarindus indica sp.) juga tetap menarik untuk diceritakan.

Nama daerah / kota Semarang berasal dari ujar Bupati Semarang Raden Pandanaran, asem-e sing arang-arang artinya pohon asam yang tumbuh tidak terlalu lebat, Ikon asam bahkan diaplikasikan pada batik Semarangan yang bermotifkan daun asam

.

Mengapa yang tumbuh dan ditanam kok ya pohon asam?
  • Ternyata Asam yang berasal dari savana Afrika timur yang bermusim kering sangat lama sengaja ditanam oleh pemerintah kolonial Belanda disepanjang jalan karena batangnya dapat mencapai tinggi 30 meter dengan tajuk yang lebat dan berdaun kecil namun tidak mengalami gugur daun. Dengan bentuk tajuk seperti itu maka jalan akan tidak langsung terpapar panas matahari sehingga aspal dan konstruksi beton jalan relatif lebih awet dan percabangan yang tinggi juga tidak mengganggu kendaraan yang lewat akibat tergores percabangan pohon. Dikarenakan tanaman ini juga tidak mengalami gugur daun (dormansi) karena daun asam yang relatif kecil maka tidak akan ada pembersihan atau pemeliharaan jalan akibat sampah daun gugur.
  • Sebuah penelitian tentang tanaman-tanaman di Kota-kota Jakarta dan Bali menunjukkan, pohon Asam menjadi tanaman terbaik karena mampu menyerap polutan terbanyak, khususnya Pb (timbal). Tanaman ini juga mampu menyerap polutan seperti debu, Pb (timbal), CO (karbon monoksida), NO (nitrit), dan SO (sulfur monoksida), yang berbahaya bagi manusia. Timbal dalam gas adalah bersifat racun bila terserap tubuh tidak bisa dihancurkan atau diubah bentuknya. Zat ini akan tetap sifatnya dan terakumulasi dalam darah. Namun pada tanaman-tanaman termasuk asam dapat menyerap CO2 (karbondioksida) untuk proses fotosintesis. Hanya saja, kekuatan penyerapannya ada yang bisa diproses, ada yang tidak. Bagian yang dapat diproses dicontohkannya ikut membentuk buah tanaman. Bagian yang tidak terakumulasi, seperti timbal, akan merontokkan diri. 
  • Malah ada penelitian membuktikan
    1 hektar ruang terbuka hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar menghasilkan 0,6 ton O2 untuk 1.500 penduduk/hari, menyerap 2,5 ton CO2/tahun (6 kg CO2/batang per tahun, menyimpan 900 m3 air tanah/tahun, mentransfer air 4.000 liter/hari, menurunkan suhu 5°C-8°C, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin 75-80 persen. Setiap mobil mengeluarkan gas emisi yang dapat diserap oleh 4 pohon dewasa (tinggi 10 m ke atas, diameter batang lebih dari 10 cm, tajuk lebar, berdaun lebat).
  • Bebapa Pohon Asam masih tegak saat Tsunami menerjang Ule-lea Banda Aceh dan menyelamatkan beberapa jiwa yang hanyut.
  • Buahnya (disebut asam kawak) selain berguna untuk bumbu berbagai masakan juga dapat digunakan sebagai obat. Daunnya (sinom) banyak dipakai untuk obat. Kayunya yang liat banyak dipakai untuk kerajinan mainan dan mebel. Bijinya selain untuk tepung roti juga dipercaya untuk menolak kekuatan jahat.


Mengingat manfaat dan gunanya yang begitu banyak, Lantas mengapa sekarang pohon asam tua yang ada disepanjang jalan kota-kota Pantura banyak yang ditebang tanpa ditanam tanaman penggantinya? Atau mengapa pohon asam tidak banyak ditanam di taman-taman kota seperti di kompleks pemakaman Bergota - Semarang?


Tulisan terkait :




9 komentar:

    On 7/01/2009 10:09 PM Ridho mengatakan...

    NENG KUBURAN POHON ASEM JEK AKEH MAS....HEHEHE

     
    On 7/02/2009 12:05 PM yoxx mengatakan...

    lha itu untungnya hidup dekat kuburan ya? :P

     
    On 7/03/2009 3:37 PM Ridho mengatakan...

    HAHAHA....SEPERTI INI HEHEHE.....hidup di bergota

     
    On 3/29/2012 8:43 PM danny mengatakan...

    saya agak rancu bang. sama gak bang asam jawa dengan asam thailand? asam gelugur seperti yang saya lihat di malaysia juga sama?

     
    On 3/29/2012 9:02 PM yoxx mengatakan...

    Gak bisa dipungkiri kalau Thailand adalah pembudidaya Asam Jawa (tamarind) terbanyak dan terbaik didunia, selain buah asamnya manis, kualitasnya bagus dan packingnya yang menarik.
    asam dari thailand memang sejenis dengan asam jawa (tamarindus indica sp)
    Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griffith et Anders.) jelas beda, Asam gelugur adalah pohon hijau abadi (evergreen) yang masih sekerabat dengan manggis dan asam kandis, berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.

     
    On 4/21/2021 11:17 PM Lelang koi mengatakan...

    Posting tentang bonsai asam jawa donk..

     
    On 9/07/2021 11:07 AM Gooey mengatakan...

    Pohon Asam jawa atau asem memiliki arti ‘sengsem’ atau menyenangkan hati, senyum yang indah), sedangkan daun dari pohon Asem yang berjari enam, memiliki nama sinom atau ‘anom’ yang berarti berjiwa muda.
    Itulah sebabnya orang jawa banyak menanam asem bahkan bonsai asem karena memiliki filosofi kehidupan.

     
    On 7/12/2023 7:32 PM kong mengatakan...

    kenapa dinamakan asam jawa?

     
    On 7/12/2023 7:45 PM yoxx mengatakan...

    setahu saya waktu tinggal di semenanjung malaka, buah asam ini dipakai untuk bumbu masakan tradisional jawa, selain itu untuk membedakan dengan asam dari thailand relatif lebih besar dan lebih manis.

     

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar